AKHIRAN

817 41 21
                                    


Tak pernah terpikir olehku

Tak sedikitpun kubayangkan

Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri

Begitu sulit kubayangkan

Begitu sakit ku rasakan

Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri

Dibawah batu nisan kini

Kau tlah sandarkan

Kasih sayang kamu begitu dalam

Sungguh ku tak sanggup

Ini terjadi karna ku sangat cinta

*Inilah saat terakhirku melihat kamu

Jatuh air mataku menangis pilu

Hanya mampu ucapkan

Selamat jalan kasih

Satu jam saja ku telah bisa cintai

Kamu kamu kamu dihatiku

(ketika berduaan di jembatan kolam besar cinta itu mulai ada )

Namun bagiku melupakanmu butuh

Waktuku seumur hidup .

Saat terakhir ST12

Seorang lelaki tengah duduk lemas diatas tanah yang masih sedikit basah, harum wewangian bunga kuburan begitu semerbak hingga menusuk hidung siapapun yang menciumnya. Seorang Ibu parah baya terkulai lemas bersandar di dada bidang milik suaminya bersama air mata yang mengalir deras hidung putih mancung nya pun telah berubah menjadi merah bagaikan buah tomat. Lelaki muda itu masih duduk di depan pusara yang masih basah itu .Air mata jatuh dengan perlahan rasa sesak rasa sakit rasa penyeselan rasa ketidarelaan telah menghampiri dirinya membuat dunia seakan berhenti berdetak ya dunia cintanya yang telah hilang.

Semua orang menangisi kepergian dia yang tanpa aba-aba tak ada tanda bahwa ia akan pergi. Ahh pergi tanpa aba-aba? Memangnya bila telah dipanggil dengan yang maha kuasa kita masih sempat memberikan aba-aba? Bahkan tanda-tanda? semuanya tidak mungkin terjadi.

Kini mereka yang menangisi dia justru saling menyalahkan siapa yang salah dan siapa yang tidak salah namun sebagian dari mereka justru merasa bersalah bahkan menyesal

Seandainya....

Kata itu lagi! Tidak ada gunanya lagi untuk berucap seandainya bila ia kini telah pergi, untuk apa lagi berandai andai tak ada gunanya kata seandainya bahkan tak dapat menyelamatkan nya yang telah menghadap sang penguasa.

Lelaki terakhir dimana tempat dia mengadu dan mengeluarkan semua rasa sakit yang dia rasakan membuat lelaki itu ikut mengeluarkan air mata mengingat pertemuan kemarin ternyata merupakan pertemuan terakhir mereka.

gadis biasa nan Lebay (1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang