The Lunch Box? (Maehara x Tsun! Reader )

974 58 5
                                    


Maehara x Tsun! Reader

Pagi itu, kelas Karasuma-sensei dimulai. Dan lagi laki-laki itu menghampiriku dengan bunga mawar yang disembunyikannya dibalik punggungnya itu.

"(nick name)-chan," aku menatapnya tajam dengan manik (your eyes) milikku yang indah. "Tahu tidak, kemarin aku bertemu dengan bidadari yang sangat cantik,"

"Bunga di belakangmu itu untukku? menjijikan," kataku dan kemudian beranjak pergi darinya. Maehara melepas bunga dibelakangnya begitu saja dan mengejarku.

"(nickname)-chan tunggu! tunggu aku!"

---

Aku mendudukkan diri di kursi paling pojok dekat jendela. Pandanganku tidak lepas dari Maehara Hiroto yang kini tengah kena hukum karena lupa membawa buku tugasnya. Koro-sensei benar-benar tegas pada muridnya dan itu juga berlaku padaku.

"(name)-san, sensei mengerti kalau kau menyukai Maehara-san, tapi tolong perhatikan pelajaran sensei,"

"Aku tidak menyukainya Sensei!" teriakku hingga membuat satu kelas yang sedikit ribut menjadi terdiam.

Teng Teng Teng Teng

"Ah, Sensei tidak bisa menggodamu lagi, Minna-san sampai jumpa minggu depan."

Setelah memberi hormat pada Koro-sensei aku segera pergi mengambil air minumku yang sejak tadi belum kuminum. Aku mulai berjalan cepat menghapiri Maehara yang tertidur di rerumputan hijau.

"Maehara! kamu mau minum?" tanyaku menyodorkan air minum milikku padanya.

"Aku lebih suka meminum airnya dari mulutmu," aku menjitak dahi lebarnya karena sebal.

"Sudahlah aku minum saja sendiri!"

Aku meminumnya hingga tersisa setengahnya, namun tiba-tiba sebuah lengan kekar mengambil botol minumku dan meminumnya di tempat yang sama seperti aku meminumnya.

"Maehara, apa yang kau lakukan!"

"Aku minum, terus?" tanyanya yang pura-pura polos.

"Maksudku kenapa harus... ahh sudahlah!" kataku geram. Aku mulai menjauhinya, sambil memegang pipi ranumku yang mulai memerah. "Sampai kapan aku harus menunggu?"

.....

(Author POV)

Pagi hari kau telah bangun dan mulai memasak sambil menyiapkan dua buah bekal. Kau kembali teringat tentang ciuman tidak langsung yang Hiroto lakukan padamu. Pipimu memerah, tapi kamu kembali fokus dengan bento yang akan kau buat.

Hiroto bersama Isogai yang kini mendekati sekumpulan gadis. Harus kau akui jika mereka berdua memang disegani banyak orang. Kau mendekati mereka sbil membawa kotak makan siang.

Kau dapat melihatnya. Laki-laki yang menjadi ketua kelas dan orang yang selalu mengganggumu. Isogai tampak biasa melihatmu dan mengumbar senyum seperti biasanya. Sedangkan Hiroto memandangmu penuh harap agar kau memberikan bekal makan untuknya.

"Ma-... Yuuma-san, aku membuatkan ini untukmu. Terimakasih sudah mengajakku ke rumahmu," katamu menyerahkan kotak makan siang yang kau buat tadi pagi. Kau tidak sadar, Hiroto menatapmu tajam dan menarik tanganmu tiba-tiba.

"Maehara, apa yang kau lakukan?!!" melihat hal tersebut Isogai sedikit risih. Kau melihatnya sebelum dia berkata.

"Etto, (Name)-san, Arigatou... Mae-kun, aku pergi dulu,"

Kau melambaikan tanganmu pada Isogai dan lalu menatap mata Hiroto tajam karena masih mencengkram erat tanganmu yang lain. Namun tiba-tiba Hiroto memelukmu membuat suasana di sekitar semakin panas dengan sorakkan murid-murid di sekitarmu.

"Maehara! Maehara! Lepaskan!" katamu sambil memukul dada bidang Hiroto.

"Tidak (Nickname)! Aku tidak suka melihatmu memberikan bekal pada orang lain sedangkan aku tidak!" kata Hiroto padamu. Hiroto mulai melonggarkan pelukannya ketika dilihatnya Hinata dari kejauhan. Kau memanfaatkan kesempatan itu dan menjauhi Hiroto.

"Maehara, kau tahu aku sangat membencimu!" bentakmu yang masih ada di hadapan Hiroto.

"(Name) apa yang kamu lakukan padanya! Hiroto-kun, kamu tidak apa?"

Kau menjauh dari kerumunan dengan wajah sebalmu melihat kedua pasangan yang menyebalkan itu menunjukkan kemesraannya.

(Name Pov)

Aku duduk sendirian dibalik pohon sakura dengan dua buah kotak bekal di hadapanku-yang seharusnya aku memberikannya pada Hiroto juga. Tempat ini hanya aku yang mengetahuinya, dan aku menyembunyikan segalanya di sini. Berita ketika Okano Hinata mencium Maehara Hiroto hingga sebagian besar menyangka mereka berpacaran. Dan aku juga menyetujui hal itu. Tapi, Hiroto terus menggangguku entah membawa bunga mawar, gombalannya yang aneh, hal yang tidak wajar, dan hal lainnya yang tidak bisa aku katakan.

"Maehara, kamu menyebalkan!!!!!!!!" Teriakku. Aku cukup sadar hingga aku hampir menangis dibuatnya.

"(Name)?" sapa seseorang padaku. Surai hitamnya dan tubuh tegaknya berdiri di hadapanku. Itu bukan orang yang kuharapkan. Melainkan Isogai.Aku segera membereskan kotak bekal milik Hiroto.

"Jangan di sembunyikan, aku tau itu untuk Maehara. Kenapa tidak kamu berikan saja?" tanyanya.

"Yuuma-kun, i-ini bukan untuk Maehara! Ini bekalku, aku memang makan banyak," kataku berbohong. (oh Nickname kau pembohong hebat)

"Jangan bergurau, (name). Sekarang temuilah dia, tahu tidak..."

----

Aku berlari terus berlari hingga terjatuh. Aku bangkit dan kembali berlari mengabaikan makian setiap orang berpapasan di jalan. Hujan turun deras, tapi tidak menghentikan keingananku.

'Maehara-kun menyukaimu, dia..

Di atas sana hujan turun dengan awan hitam yang lebat. Aku tak sempat membuka payung ataupun memakai jas hujan. Tapi aku senang melihatnya masih ada di sana, dia menungguku.

"Maehara!!" dia menoleh kearahku dari raut mukanya dia terkejut melihatku.

"(Name)-chan!" Maehara berlari kearahku dan segera memelukku. "Kenapa kamu di sini?"

"Yuuma-kun memberitahuku," kataku pelan. "Kau sangat bodoh! Bodoh! Kenapa tidak dari dulu kamu menyatakan perasaamu padaku! Kenapa harus aku yang menunggu? Tak tahukan betapa sakitnya hati ini melihatmu dengan gadis lain?!"

"(Name)-chan... Aishitteru. Gomen, aku membuatmu menunggu. Aku takut, kamu mencitai laki-laki lain. Bahkan kamu tidak pernah memberiku bekal makan siang seperti Isogai,"

"Aku selalu membuatkanmu makan siang, Maehara! Aku juga... sangat membencimu dan sangat mencintaimu."

"Aku tau, Aishitteru.. (Full Name)"

----------------

My Story Ansatsu KyoushitsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang