Dari kejauhan Cia dapat melihat ada orang tengah melambai kepadanya. Apa ia hanya berhalusinasi ? Pikirnya.
'Kayes ? Apa pria itu ?' bathin Cia lagi. Ia berlari mendekat. Bukan. Seorang gadis. Gadis itu tengah melambai meminta pertolongan.
"Ada apa ??!" tanya Cia. Ia begitu terkejut ketika mendapati seorang pria dengan tubuhnya yang separuh terbenam di dalam pasir. Gadis yang meminta pertolongan tadi menangis tidak karuan.
"Tolong kakak ku, ia terhisap pasir hidup !" gadis itu terlihat panik.
"Tolong..." seru pria itu lirih.
"B-baiklah. Tunggu sebentar. Aku sedang memikirkannya." ujar Cia sembari mencari-cari sebuah benda yang kira-kira bisa dipakainya untuk menolong pria tersebut.
"Bisakah kau nggak cuma memikirkannya ?!! " gadis panik itu membentak Cia. Cia menatapnya dengan tajam.
"Lalu dirimu sendiri sedang apa ??! Cuma dengan melambaikan tangan, kau kira bisa menolongnya ??!! " Cia terbawa emosi. Ia lalu membuka jaket lorengnya. Melemparnyakannya pada pria tersebut dan separuhnya lagi ia pegang.
"Jadi kau cuma menonton aja ??! Bantu aku menariknya !!" seru Cia. Gadis itu dengan kikuk lalu membantunya.
Tapi kekuatan dua gadis itu hanya sedikit menggerakkan pria tersebut. Sampai sebuah tubuh dengan aroma yang Cia kenal tiba-tiba berada di depannya, menarik hanya dengan dua kali tarikan, pria yang terbenam tadi akhirnya terselamatkan. Pria yang selamat tadi tiba-tiba memeluk Cia."Terima kasih!! Kalau bukan karnamu aku sudah mati. Adik ku yang manja ini hanya tau menangis.." ujarnya. Dengan terkejut mendapat pelukan tiba-tiba itu, Cia hanya bisa mengangguk. Pria itu memeluknya dengan erat. Mungkin karna tubuh pria itu tinggi besar seperti tubuh Kayes juga.
'Pantas saja saat ditarik begitu berat' bathin Cia."Uhm- eh, iya oke sama-sama," Cia berusaha melepaskan pelukan tersebut, sampai sebuah tangan memisahkan pelukan keduanya. Kayes menarik tangan Cia membawanya menjauh beberapa langkah.
"Kenapa kau malah berbalik arah dari arah yang kuberikan ini ??" tanya Kayes sambil memperlihatkan kertas yang sudah terkoyak dan kusut itu. Cia diam dan membalas tatap mata gelap pria di depannya itu.
"Aku..nggak mau kembali. Aku berniat mau menghilang aja dan nggak ditemukan orang. Toh semua orang berniat meninggalkanku. Ayah ku. Ibu ku. Juga... Kau." ujarnya menatap pria itu dengan tatapan yang Kayes nilai malah seperti kesedihan yang amat sangat dalam. Kayes begitu menyesal.
"Aku minta maaf, Cia.. Aku hanya tidak ingin kau sampai kenapa-kenapa " ujarnya.
"Lupakan aja..aku akan baik-baik aja dan nggak akan kenapa-kenapa." katanya masih tetap menatap mata pria itu. Pria yang tadi diselamatkan mereka mendekat.
"Hei, nama mu Cia ? Lucu. Aku Kinos. Sebagai ucapan terima kasih karna sudah menyelamatkan aku, ini untukmu, aku masih punya banyak..minumlah" katanya sambil menyodorkan botol minum yang sudah ia bukakan tutupnya. Bukan Cia, malah Kayes yang menyambar dan meminumnya lalu memberikan botol minum itu pada Cia. Kayes menatap pria itu dengan tidak suka.
"Sudah ku cicipi, tidak ada racun dalam minuman itu. Simpanlah. Karna kita keluar dari jalur yang benar, kita mungkin akan lebih lama di gurun pasir ini." seru Kayes. Tiba-tiba sebuah tangan bergelantungan di lengan Kayes. Adik Kinos.
"Aku akan ikut denganmu, kami sudah tersesat dua hari yang lalu saat kami ketinggalan dari rombongan tour" ujar nya. Kayes melepaskan tangan gadis itu.
"Ikutlah dan jangan banyak tingkah!" ketus Kayes.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
ELs
AdventureSeandainya kamu terdampar di padang pasir, siapa satu-satunya orang yang ingin kamu temui ? Takdir aneh membawa seorang Cia ke sebuah gurun pasir terbesar di bumi ini. Sanggupkah ia bertahan hidup ?