Sementara itu...
"Miyuki, seperti apa pendapatmu mengenai Sayaka-san? Lalu bagaimana reaksinya tadi mendengar kalau kalian akan menikah?" Rena penasaran.
"Dia itu perfect pokoknya. Tapi agak malu-malu orangnya. Dia tentu saja kaget mendengarnya. Sebentar lagi juga sudah biasa saja dia."
"Mirip sepertimu waktu dulu ya. Nanti juga jadi tidak tahu malu sepertimu."
"Apa maksudmu 'tidak tahu malu'?"
Rena bangkit dari tempat tidurnya meninggalkan Miyuki.
"Rena-san, mau ke mana?"
"Ada yang mau aku bicarakan dengan Jurina." Rena keluar dari kamarnya.
"Jurina kan lagi ngobrol dengan Sayaka. Sayaka lagi mandi. Jadi..." Miyuki tersenyum sendiri.
Dia segera keluar dari kamar WMatsui menuju kamar tamu. Dilihatnya kalau Jurio sudah tidak di depan pintu kamar tamu lagi. Berarti dia sudah pergi dengan Rena.
Miyuki melihat kanan kiri lalu perlahan membuka pintu.
Sayaka yang masih sibuk mandi tidak menyadari ada suara apapun.
Perlahan dia berjalan menuju kamar mandi.
Dia melongo ke dalam celah pintu. Miyuki melihat ke dalam. Dilihatnya Sayaka sudah mau keluar dari kamar mandi dengan handuk di badannya.
Miyuki yang takut ketahuan buru-buru bersembunyi di bawah kolong ranjang.
"Ah...segarnya abis mandi." Sayaka duduk di ranjang.
Miyuki semakin panik karena Sayaka mendekat.
"Oh iya, pintu." Sayaka bangkit dan mengunci pintu kamar. "Kan gak lucu kalau ada yang buka pintu pas lagi pakai baju."
Sayaka mengambil baju yang diberikan Jurio. Kemeja lengan pendek dan celana panjang. Pertama, diambilnya celana lalu dikenakannya.
"Kok kepanjangan ya? Ini punya Jurio jangan-jangan." Lalu dilipatnya celana itu agar sesuai tingginya.
"Btak..." tangan Miyuki menghantam kolong ranjang.
"Suara apa itu?" Sayaka kaget mendengar ada suara tadi.
"Ouch...aduh sakit. Dia sadar gak ya." Miyuki melihat kondisi tangannya.
"Paling tadi kucing atau tikus." Sayaka lalu mengambil kemeja dan mengancingkannya.
"Ha..hatchi..."
"Apa itu?" Sayaka berhenti mengancingkan bajunya. Baru 2 kancing yang terpasang.
Sayaka berjalan berkeliling kamar mencari asal suara sampai akhirnya dia melihat ke kolong ranjang
"Hai..." Miyuki melambaikan tangan dan tersenyum pada Sayaka.
"AAAAAAAAAAA..." Sayaka terkejut lalu jatuh terduduk.
"Sayaka-chan?" Miyuki keluar dari kolong ranjang.
"A..apa yang kau lakukan di sini?" Sayaka baru sadar kalau bajunya belum terkancing semua. Dia berusaha mengancingkan sisanya namun tidak berhasil. Tangannya gemetaran.
"Sini aku bantu." Miyuki mendekati Sayaka.
"Aaa...tidak perlu. Aku bisa." Sayaka berusaha menolak. Tapi terlambat, Miyuki sudah memegang kancing baju Sayaka.
"Warna putih ya? Aku juga pakai putih. Mau lihat?" Miyuki menatap polos Sayaka.
"Eeeeeee? Tidak. Terima kasih." Sayaka mengalihkan pandangannya ke samping menghindari Miyuki.
"Kenapa? Saya-chan tidak mau lihat. Oh...maunya yang di dalamnya ya? Kalau mau lihat nanti ya setelah kita menikah." Miyuki memegang dagu Sayaka, membuatnya kembali menatap Miyuki.
"..." Sayaka tidak mampu berkata-kata. Badannya terasa lemas. Ini di luar jangkauan pemikirannya.
Sayaka berusaha mengeluarkan tenaganya untuk berdiri. Akhirnya dia bisa bangkit.
"Eh? Kok Saya-chan berdiri. Bantu aku berdiri juga..." Miyuki memohon.
Sayaka memasang wajah sinis dan berniat untuk tidak membantunya tapi...
"Sini, berikan tanganmu." Sayaka berpikir untuk mengisengi Miyuki dengan mendorongnya jatuh ke ranjang setelah menariknya lalu kabur.
"Ini..." Miyuki mengulurkan kedua tangannya.
Lalu Sayaka menarik kedua tangan Miyuki, setelah setengah berdiri Sayaka mendorongnya ke ranjang, namun...
"Brukk." Miyuki menarik Sayaka jatuh bersamanya. Jadi posisinya ranjang, Miyuki lalu Sayaka.
"Hehehehe..." Miyuki tersenyum melihat wajah Sayaka yang yang hanya beberapa senti dari wajahnya.
Entah kenapa Sayaka merasa nyaman dengan posisi seperti itu. Dia tidak ingin beranjak dari situ.
"Sayanee..."
Sayaka yang mendengar itu membesarkan matanya.
"Dari mana kau tahu nama itu?"
Miyuki tidak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger ~I Used to Know~
FanfictionTiba-tiba tersasar di tempat asing, bertemu dengan orang-orang aneh yang membuatnya hampir gila, namun dia bertemu juga dengan seorang yang menyebalkan tapi mengingatkannya pada masa lalu.