Darling You
"Ciuman adalah trik yang indah yang dirancang oleh alam untuk menghentikan pidato ketika kata-kata menjadi berlebihan."
-Ingrid Bergman"An!" teriak Deeva.
Anna menoleh. Dilihatnya Deeva tengah berlari ke arahnya. Ingin rasanya Anna melarikan diri saat itu juga. Tapi, itu tidak mungkin. Karena Deeva sudah berdiri tepat di depannya.
"Hai, Dee," sapanya gugup.
Deeva cemberut. "Kamu kok ke kantin gak ngajak aku sih?"
"Oh itu... ahh tadi gue disuruh ke ruang OSIS dulu. Yaudah gue sekalian aja cabut ke kantin," ucap Anna sedikit berbohong.
Karena memang dirinya pergi ke ruang OSIS. Bukan, lebih tepatnya hanya numpang lewat.
"Oh gitu," ucap Deeva.
Anna menghela nafas lega, untung Deeva orangnya polos.
"Kalo gitu, pesenin aku satu bakso dan es teh manis. Biar aku yang cari meja. Oke?"
Anna mengangguk. "Sip."
Deeva mengedarkan pandangannya ke sepenjuru kantin. Bermaksud mencari meja yang kosong. Kebetulan kantin hari ini cukup ramai. Sehingga dirinya tak yakin akan mendapatkan meja kosong.
Akhirnya Deeva menemukan meja kosong, di pojok kantin.
Saat hendak duduk, tiba-tiba tiga orang cowok mendahuluinya. Membuat Deeva menghentikan langkahnya, lalu bersiap untuk membalikan badan.
Grep.
Sial!
"Mau kemana?" tanya seorang cowok seraya menahan tangan kirinya.
Deeva menggigit bibir bawahnya gugup. Tanpa berniat membalikan tubuhnya menghadap seorang cowok yang tengah menahan tangannya.
Tiba-tiba Anna datang membawa nampan berisikan pesanan mereka. "Di mana, Dee?"
Deeva hanya menggelengkan kepalanya cepat. Membuat Anna menaikan satu alisnya, lalu menoleh ke belakang punggung Deeva.
Anna mendengus geli. Tanpa meminta persetujuan Deeva. Anna duduk dengan ketiga cowok tersebut.
"Hai, sweetheart," sapa Dimas.
Anna memutar bola matanya malas. "Diem, atau gue colok mata lo pake garpu."
Dimas terkekeh kecil. "Wow, oke-oke."
Akhirnya Dimas hanya bisa mengalah, karena jarang sekali Anna mau berada di tempat yang sama dengannya.
Sret.
Raka menarik tangan Deeva. Menyuruh cewek itu untuk duduk di sebelahnya. Sontak Deeva kaget.
"Mau sampe kapan kamu berdiri terus, huh?" tanya Raka.
Ben melotot, Anna tersedak bakso yang sedang ia makan. Sedangkan Dimas hanya menyeringai ke arah Raka.
"Sejak kapan lo manggil Deeva pake aku-kamu?" tanya Ben penasaran.
"Lo berdua—" Anna menutup mulutnya seraya menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Pacaran?"
"Engga!"
"Iya!"
Ucap Raka dan Deeva berbarengan.
Dimas terkekeh. "Wah, lo ditolak, man."
Raka cemberut. "Jadi... yang di UKS itu apa, Dee?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Darling You
Ficção Adolescente[On Going] Karena sebuah ide gila yang Raka buat, dan Deeva setujui. Membuat: Raka suka Deeva. Deeva suka Raka. Tapi yang jadi masalahnya, Raka punya banyak masa lalu yang kelam. Sedangkan Deeva tipe cewek polos yang takut buat jatuh cinta, jadi kal...