Sepuluh

2.2K 209 36
                                    

Darling You

"Jika kamu mencintai seseorang dan memaksanya bersamamu, walau kamu tahu ia tidak pernah bahagia. Maka itu bukan cinta, hanya sebuah obsesi akan keegoisanmu."
-Dewifebr

Raka menggerutu, bisa-bisanya Bu Linda-- Guru mata pelajaran ekonomi mengadakan ulangan dadakan. Ulangan yang sudah di rencanakan saja, nilai Raka jeblok. Gimana dengan ulangan dadakan seperti ini.

Waktu tinggal 10 menit lagi. Tapi, lembar jawaban Raka masih bersih. Hanya terisi dengan nama dan kelasnya. kalo ulangannya pilihan ganda mungkin masih mending. Masalahnya ini isian singkat.

Dengan wajah nelangsa, Raka melirik Dimas yang sama parahnya dengan Raka. Malah, cowok itu tampak tenang-tenang saja. Mengetuk ngetuk ujung pulpennya ke meja, seolah sedang memainkan drum.

Merasa diperhatikan, Dimas menoleh dengan senyum lebar. "Gimana, Ka?"

Raka memukul kepala Dimas dengan pulpen. "Gimana jidat lo! Bukannya ngerjain, lo malah cengengesan gak jelas!"

Dimas tertawa cukup keras, mengundang perhatian seisi kelas. Raka langsung membungkam mulut sahabatnya itu rapat-rapat.

"Lo bego apa tolol sih, Dim?"

Sret.

"Bagus! Lembar jawaban masih kosong, bercanda saat ulangan, dan omongan gak dijaga. Mau kalian apa, huh?"

Bu Linda mendengus, menatap kedua biang onar itu tajam. Sedangkan Raka dan Dimas hanya tersenyum tanpa dosa.

"Jadi gini, Bu-"

"Apa lagi kali ini?! Saya gak terima alasan, cepat kalian ikut saya ke ruang BK!"

***

"Dee!"

Deeva menoleh, dilihatnya Anna yang tengah berlari ke arahnya.

"Hai, An," ucap Deeva sedikit gugup.

Anna mendengus. "Ck, gue gak akan bahas soal kemaren. Lagian ... lo pasti punya alesan kenapa gak cerita'kan?"

Deeva tersenyum seraya memeluk Anna. "Makasih, An."

"It's okay," dilepaskannya pelukan Deeva. "Dee! Ada yang lebih penting."

"Maksud kamu?"

"Raka sama Dim- maksud gue temennya dihukum."

Deeva sedikit terkejut, tapi kemudian cewek itu melengos, kembali duduk di tempatnya. "Oh ya?"

"Oh ya?" ulang Anna dengan pandangan menyelidik.

"Ya terus kamu mau aku gimana?"

"Deeva ... itu Raka loh yang dihukum, bukan orang lain."

Deeva tersenyum. "Anna, kemaren kamu sendiri yang bilang buat aku jauhin Raka'kan?" kemudian cewek itu berdiri. Menatap Anna dengan ekspresi tenang. "Sekarang ... kenapa kamu, seakan nyuruh aku buat peduli sama dia."

Anna menggaruk tengkuknya, bingung. "Deeva ... maksud gue-"

"Udahlah, An. Sekarang aku gak mau berurusan lagi sama dia."

"Apa ini ada hubungannya sama kejadian kemaren?" tanya Anna menyelidik.

Deeva tersentak. "Ya ... enggalah! Ngaco."

Anna mengangguk. "Oke."

Ada jeda cukup lama, hingga Deeva membuka suara kembali.

"Oh iya, menurut kamu eskul yang cocok buat aku apa?" tanya Deeva, mengalihkan pembicaraan.

Darling YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang