Lima

2.7K 360 51
                                    

Darling You

"Dari setiap manusia muncul seleret cahaya yang melesat sampai ke surga, dan bila dua hati yang ditakdirkan untuk bersatu saling menemukan, dua leret cahaya akan bersatu dan akan muncul satu berkas cahaya yang lebih terang dari dua makhluk yang telah menyatu itu."
-Ba'al Shem Tov


Annastasya: Lo hutang penjelasan sama gue, Deeva!

Deeva meringis membaca pesan masuk dari Anna. Ia tahu, Anna pasti tak akan membiarkannya lolos begitu saja. Padahal Deeva sudah berusaha menghindar, bahkan ketika bel pulang sekolah, ia langsung pergi dari kelasnya.

Dan sekarang apa? Anna masih mengejar Deeva lewat pesan yang dikirimkan cewek itu.

Annastasya calling....

Kali ini Deeva tersentak, bagaimana ini? Anna meneleponnya.

Dengan ragu Deeva menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.

"Deeva!!" teriak Anna diseberang sana, membuat Deeva menjauhkan ponselnya dari telinga.

Astaga, bahkan teriakan Anna mirip sekali dengan kaset rusak, batinnya.

"Anna, kamu jangan teriak-teriak gitu. Emangnya kamu lagi di hutan."

Anna berdecak. "Gak usah ngalihin pembicaraan. Pokoknya lo harus ceritain semuanya secara detail!"

Deeva berdecak, tetapi tetap menceritakannya juga.

"Ck. Iya, iya. Jadi tuh ...."

Dan cerita Deeva mengalir begitu saja tanpa ada yang ia lewatkan barang sedikitpun.

"Pokoknya gue ingetin sama lo, jangan deket-deket sama Raka kalo lo mau hidup tenang di sekolah," ucap Anna ketika Deeva mengakhiri ceritanya.

Deeva menghela nafas. "Iya, lagian aku gak kenal kok sama cowok yang mananya Raka, ya walupun dia ganteng-"

"Deeva!! Lo gak boleh suka sama Raka. Pokoknya gak boleh!"

"Emangnya kenapa?" tanya Deeva bingung.

"Dia itu brengsek, sama kaya temen-temennya. Pokoknya jauhin mereka."

"Iya, iya ...."

Selebihnya Deeva dan Anna mengobrol hal-hal ringan. Tidak terlalu lama.

Lalu Deeva menutup teleponya.

Deeva merebahkan tubuhnya di ranjang, matanya menatap langit-langit kamarnya yang dihiasi bintang. Sedangkan pikirannya dipenuhi oleh kejadian-kejadian beberapa hari ini.

Jujur Deeva masih tidak mengerti bagaimana dunianya berubah dalam sekejab. Terlebih tentang cowok itu, Raka. Wajah Raka yang tertawa saat di koridor sekolah dan saat di rumah sakit sangat berbeda. Raka tampak dingin membuat Deeva sedikit ragu.

Apa cowok itu orang yang berbeda?

Ck, apaan sih. Emang ini sinetron, batinnya.

Ah tapi, rasanya tidak mungkin. Deeva yakin, bahwa Raka yang ditemuinya di koridor sekolah adalah Raka yang ia tolong.

Entahlah, ini semua terlalu membingungkan, memikirkan itu membuat Deeva mengantuk dan akhirnya jatuh tertidur.

***

Ini sudah dua minggu sejak kecelakaan itu, akhirnya Raka kembali ke sekolah, walaupun ia belum sembuh total. Bahkan tangan kirinya masih diperban dan belum bisa digunakan dengan baik.

Darling YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang