Sekarang adalah hari Minggu, hari dimana semua remaja menyukainya. Dan yang dilakukan Anna di pagi buta seperti ini adalah bersiap untuk lari pagi.
Anna sedang memakai sepatu sportnya di halaman, Rian(?) Dia sedang menyiapkan sepeda untuknya dan Anna.
"Udah, Na?" tanya Rian ketika keluar dengan dua tangan mengiring sepeda. Anna menjawab dengan anggukan.
Kenapa Anna menaiki sepeda padahal dia mau lari? Jawabannya adalah karna tempat larinya cukup jauh dari perumahan dimana dia tinggal.
Cukup lelah bagi Anna untuk mengayuh sepeda sepanjang 6km. Sebenarnya Anna dulu biasa saja, sampai 20km pun dia sanggup. Tapi kini karna sudah jarang bersepeda dia agak cape.
Anna dan Rian sudah sampai di tempat. Mereka memarkirkan sepeda mereka di tempat yang telah tersedia. Kemudian melakukan aktivitas yang Anna rencanakan.
Kini Rian dan Anna memilih untuk memisahkan diri. Jadi mereka jogging masing-masing.
Tanpa disadari seseorang dibelakang Anna memperhatikannya dengan lekat. Dia selalu mengikuti pergerakan Anna. Saat Anna berhenti, dia ikut berhenti namun agak jauh dari posisi Anna.
Raka pov
Pagi ini, aku sudah siap untuk bersepeda di taman olahraga belakang komplek. Gaelit juga sebenernya kalau mau olahraga yang deket doang. Tapi karna itu tempat favorit aku jadi ya disitu aja.
Cukup lelah aku mengayuh sepeda tua ini. Ga terlalu tua sih, cuma jarang dipake aja.
Setelah menaruh sepeda di tempat yang telah disediakan, aku memulai pemanasan dengan gerakan gerakan ringan, dan kemudian berlari kecil memutari lapangan.
Sampai saat dimana aku bertemu dengan dia. Kurasa dia belum menyadari keberadaan ku juga. Entah ada niat apa, tanpaku sadari aku mulai mengikuti dia.
Terkadang aku suka bingung sendiri, entahlah itu apa. Aku memperhatikan setiap gerakannya. Dan sampai seseorang mengejutkanku.
"Raka?" aku menoleh ke arah suara, dan ternyata.
"Hai Sal," sapaku riang. Kegiatan lari ku pun terhenti dan mulai menepi bersamanya
"Sama siapa Rak?" tanyanya.
"Sendiri aja sih, hehe." perkenalkan, dia Salsa. Pacarku. Belum lama sih baru sekitar seminggu.
"Ohh, lo laper ga? Mending makan dulu yuk! Gue belum sarapan soalnya." ujarnya. Aku mengacak rambutnya.
"Ayok Salsa ayok! Buat lo apa yang engga sih." candaku. Sasa hanya mengerucutkan bibirnya.
"Raka ih! Rambut gue baru keramas tayi!" cecarnya. Aku hanya tertawa keras. Sampai sampai aku tidak menyadari bahwa orang yang jauh disana sedang memperhatikan kami.
.
.
.
Saat ini kami sedang ada di kedai 89 tempat warung kopi terdekat disini. Ini sebenarnya bukan warung tetapi semacam cafe gitu.
"Rak kamu tau ga?" tiba-tiba Sasa bertanya.
"Apa?"
"Aku kemarin ketemu anak orang."
"Semua juga anak orang kamvret." sinisku.
"Eh serius, kemarin aku ketemu cewe, dia baik banget deh, nolongin gue dari copet." cerita Salsa.
Aku menyerngit bingung.
"Ah lola Raka mah." kesal Salsa karena ia menyadariku bahwa aku belum mengerti apa yang diucapkan Sasa.
"Gue kan gak ngerti bolot." ujarku diselingi dengan menyesap kopi.
"Siapa yang bolot?" geramnya.
"Kamu." jawabku santai.
"Siapa Raka?" tanyanya ulang.
"Aku bolot Salsa." jawabku pasrah.
"Nah gitu kek, kan ga elit kalau lo pacaran sama cewe bolot." ucapnya dengan terkekeh geli.
"Kumaha sia we lah." gumamku lalu pergi menuju kasir.
Sebelum aku beranjak aku bisa mendengar sumpah serapah yang Salsa lontarkan.
*-*-*-*
Gue tau sekarang hari senin.
Gue tau ini part terpendek. Maklum ya ide nya mentok disini.
Btw, semangat yang lagi UTS!
Vote and comment nya
Oh iya satu lagi, gue minta saran dong. Lebih baik gue apdet cepet tapi pendek, atau apdet seminggu dua kali tapi panjang? Jawab ya!
Udah kok pengumumannya
*Okeh! Next-

KAMU SEDANG MEMBACA
3 Years
Teen FictionAku menunggu. Menunggu kau datang kepadaku dengan kesadaranmu. Aku menanti. Menantimu dimana pun. 3 tahun sudah aku menunggu tanpa adanya penjelasan atau pun yang lainnya. Namun, harapanku kini muncul. Kamu datang kepadaku. Aku bahagia dengannya, ba...