Pagi ini menjadi awal yang baru untuk Anna. Awal untuknya membuka lembaran baru untuk kisah percintaannya.
Anna kini tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Dan kebetulan hari ini ada jam kosong, jadi Anna dapat berkeliaran bebas disekolah dengan Rifa.
"Assalamualaikum," salam tersebut terucap oleh Anna ketika dirinya akan keluar rumah. Tak disangka di depan pagar sudah ada Rifa yang duduk manis di motor matic hitamnya.
"Tumben lo udah siap?" itulah pertanyaan yang dikeluarkan dari mulut Rifa ketika Anna selesai menutup pagar.
"Yee lo mah, gue telat lo ngoceh mulu. Gue udah siap lo ngoceh juga." jawab Anna. Rifa hanya menyengir tidak berdosa.
"Yaudah nih helm lo." Rifa menyerahkan helm kepada Anna.
Anna mengenakan helm tersebut lalu menaiki motor Rifa.
"Jangan kenceng-kenceng nyet." ucap Anna, Rifa hanya mengangguk.
.
.
.
Sesampainya disekolah, Anna mengikuti kegiatan seperti biasanya. Dengan Rifa tentunya.
"Na?" panggil Rifa
"Paan?"
"Ban motor gue kempes masaa."
"Yaterus?" tanya Anna heran.
"Emang susah ngomong sama orang lemot,"
"Baliknya ya tinggak naik busway lah," jawab Anna enteng.
"Yakin naik busway?" tanya Rifa dan dijawab anggukan oleh Anna
.
.
.
Sepulang sekolah, Anna dan Rifa berjalan menuju halte depan sekolah. Sambil berjalan kaki, Rifa dan Anna memakan makanan yang tadi dibelinya sebelum keluar gerbang sekolah.
"Besok gue mau beli makaroni basah ah! Nyoba aja sapa tau enak," ucap Anna sambil mengambil keripik kentang milik Rifa.
"Coba aja sono nanti gue minta,"
"Ga modol lo mah,"
"Modal mbak modal," sahut Rifa. Anna tertawa mendengar hal itu.
Seharian ini, Anna dan Rifa terus tertawa hingga mengundang seluruh perhatian semua orang. Dalam hati Anna merasa was-was karena jika ia sudah tertawa lepas maka tak lama kemudian akan ada masalah yang menghampiri Anna. Tapi Anna berusaha positive thinking .
"Anna hayu nyebrang, gue kan ga bisa nyebrang,"
Yaps, halte yang akan mereka datangi berada di sebrang sekolah, alhasil Rifa dan Anna harus menyebrang jalan untuk mencapai tujuan.
Anna dan Rifa tengah duduk menunggu busway lewat, sambil menunggu mereka berdua membahas cerita menarik yang membuat keduanya tertawa hingga menarik perhatian seluruh penumpang yang akan menaiki busway.
Namun, disela-sela tawa, Rifa melihat sosok seseorang yang sangat ia kenal.
Gawat. Ujar Rifa dalam hati.
"Busway-nya mana ya Na?" tanya Rifa. Anna pun menghentikan aktivitasnya memakan keripik kentang.
"Tunggu aja paling sebentar lagi dateng," jawab Anna. Ia bangkit dan berniat untuk membuang sampah.
Mudah-mudahan ga liat deh batin Rifa.
Namun harapan tinggal harapan. Anna melihat sosok seseorang yang dilihat oleh Rifa, hati Anna mencelos.
"Rif?Naik angkot aja yuk(?)" ajak Anna, Rifa yang menyadari peruahan dari sikap Anna akhirnya menoleh.
Raka dan Salsa sampai dihalte, Salsa menyadari keberadaan Anna, dia pun mengingat kejadian tempo hari.
"Anna?" panggilan tersebut penghentikan perdebatan antara logika dan pikirannya.
"Mmm..... Salsa kan?" Anna meyakinkan. Salsa hanya mengangguk.
"Thanks buat tempo hari karena lo udah nolongin gue," ucap Salsa. Anna hanya mampu tersenyum tulus.
"Ohiya, kenalin ini Raka. Rak sini!" sahutan tersebut meyadarkan Raka dari konsentrasinya dengan ponsel miliknya. Raka melihat ke arah Anna dengan tatapan yang tidak bisa di yakin kan.
"Ini Raka pacar gue Na," kenal Salsa.
Gue tau. Bahkan lebih dari yang lo tau Sa. Ucap Anna dalam hati.
"Anna,"
"Raka,"
Perkenalan itu pun berlangsung singkat karena busway yang ditunggunya sudah datang.
"Gue duluan ya Sa, Rak!" Anna dan Rifa pun menaiki busway tersebut.
Bisa ga sih sehari aja gue ga ketemu dia. Makan hati mulu gue kalau gini, bisa-bisa gagal move on gue ucap Anna dalam hati lagi.
"Lo harus optimis bahwa lo pasti bakal bisa buat move on," semangat dari Rifa lah yang membuat bibir Anna mengembang.
Senyuman Anna kembali hadir.
*_*_*_*_*_*
Hai guys! Maaf atas keterlambatan update nya.
Btw, ini alur ga nyambung sama part sebelumnya ya(?)
Vote and comment jangan lupa.
*Okeh!Next-
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Years
Novela JuvenilAku menunggu. Menunggu kau datang kepadaku dengan kesadaranmu. Aku menanti. Menantimu dimana pun. 3 tahun sudah aku menunggu tanpa adanya penjelasan atau pun yang lainnya. Namun, harapanku kini muncul. Kamu datang kepadaku. Aku bahagia dengannya, ba...