11

753 48 7
                                    

Mulai hari ini, semua siswa SMA Pribadi IS akan melakukan kegiatan PORSENI. Ujian telah selesai dilakukan dan kini saat nya mereka semua bersenang-senang.

Raka, cowo itu kini tengah mempersiapkan sesuatu yang penting baginya.

Beberapa minggu lalu atau lebih tepatnya mungkin pas hari pertama ujian akhir dimulai, ia telah memutuskan hubungannya dengan Salsa dan kini ia mendapatkan sebuah peluang untuk menunjukan perasaannya sekarang.

Raka akan membeli peralatan yang ia butuhkan nantinya di koperasi sekolah. Namun, tepat dihadapannya kini, hadir dua insan yang tengah tertawa.

Namun, Raka tetap membulatkan hatinya. Pasalnya dua hari yang lalu beredar sebuah gosip, bahwa dua insan itu kini sudah memutuskan berpisah dan menjalin hubungan sebatas teman.

Setibanya di koperasi, Raka membeli apa yang dibutuhkan. Ketika hendak berbalik, padangannya bertemu dengan mata indah yang baru-baru ini Raka sadari bahwa pemilik mata itu sangatlah sempurna.

"Rak?" pemilik mata itu.

"Eh eh? Hai."

Canggung.

Satu kata itu kini menyelimuti keadaan di koperasi sekolah.

"Lo jadi ketupat ya?" tanya Anna. (re: ketupat adalah ketua panitia)

"Iya, Kak Rian yang nunjuk gue," ujar Raka. Anna mengangguk mengerti.

"Anna! Lo dimana?" teriak seseorang.

"Emm Rak? Gue dipanggil Dika, duluan ya, bye." Anna melambaikan tangannya kepada Raka dan menghampiri Dika yang sudah menunggunya di depan pintu.

Lo sama Dika yang sebatas teman aja bisa bahagia. Apa gue bisa bahagia sama Lo? Batin Raka.

Raka kembali mencari barang-barang yang akan dia beli.

.

.

.

.

.

Setelah lima hari berturut-turut, kegiatan PORSENI yang diadakan berjalan dengan lancar. Dan hari ini merupakan hari terakhir dan itu artinya kegiatan akan ditutup oleh penampilan dari seluruh siswa SMA PRIBADI IS.

Semua siswa tengah mempersiapkan diri untuk penampilan mereka. Mulai dari band, vokal solo, vokal grup, dance, dan kreasi seni lainnya.

"Rak!" panggilan itu menginstrupsi Raka yang saat itu tengah mengecek peralatan band.

Raka menoleh dan mendapatkan Dika disana.

"Hoi Dik!"

Dika menepuk pundak Raka.

"Rak masih ada ruang kosong ga buat gue sama Anna?" tanya Dika.

"Hah? Ruang kosong? Lo kira grup LINE yang udah ke kick," jawab Raka.-"emang lo sama Anna mau ngapain?" Kekepoan Raka muncul seketika.

"Hehe sorry, gue sama Anna mau tampil duet di acara nanti. Ada ga?" ucap Dika to the point.

"Tanya ke seksi acara aja, gue ga ngurus." Nada bicara Raka mendadak berubah.

Setelah Dika mengucapkan terimakasih kemudian meninggalkan Raka sendiri. Perasaan Raka mulai labil. Ya, mungkin ini wajar karena Raka masih remaja.

Disisi lain tempat, Dika dan Anna tengah tertawa karena ulah Dika yang konyol.

"Lo tau? Dia itu kek udah benci sama gue gitulah, sumpah gue ngakak." Tawa Dika mengisi kekosongan ruang kelas yang sepi ini.

"Udah udah ah, lo mah kek tayi tau ga?!" Anna memukul pundak Dika sehingga Dika menjadi kehilangan keseimbangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

3 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang