8 Hari Penuh Emosi

924 19 0
                                    

Kediaman Hadisastro …

          Pagi ini mentari bersinar terang menghangatkan suasana ruang makan yang berdesain mozaik melewati kaca yang membatasi antara taman kecil dan ruang makan itu sendiri. Beberapa keluarga Hadisastro tengah menikmati sarapan pagi kecuali Dimitry.

          “Kemana saja Dimitry semalaman ini ?” tanya Kakek sembari menikmati sarapannya “Ini semua karena dia dan Harry yang tidak pernah memperhatikan anaknya sendiri !” ujar Kakek sambil menunjuk-nunjuk.

          “Ayah ! bisakah hari ini kita hanya sarapan tanpa membicarakan apapun !” ujar Nania pada Ayahnya yang dalam keadaan kesal.

          Saat semua menikmati sarapan, Ryo hanya melamun sembari mengacak-ngacak makanan yang ada dipiringnya. Dia mengingat kejadian kemarin, lalu berkata dalam hati. ‘Kenapa mereka bisa berpelukan ? apa ada sesuatu diantara mereka ? ah, mana mungkin ! lalu kenapa Dimitry tidak pulang dari semalam ? atau jangan-jangan semalaman dia dan Zhani …… ‘. lalu dengan emosi Ryo melampiaskan rasa kesalnya pada makanan yang ada dipiring dengan sendok dan garpu.

          “Arrghh…. !!” teriaknya kesal dengan raut aneh.

          Tiba-tiba sekeluarga yang tadinya sedang menikmati sarapan, kini terpaku dan bingung melihat sikap Ryo. Saat Ryo menyadari di sekelilingnya terdiam dan tengah menatap padanya dengan raut wajah aneh …

          “Ada apa ? kenapa kalian menatapku seperti itu ? ada yang aneh ?” ujar Ryo dan semua mengangguk.

          “Maaf tadi hanya…. Aku sudah kenyang !” katanya meninggalkan meja makan.

Apartemen Zhani …

          Dalam kamar, Dimitry terbangun lebih dulu dan mendapati Zhani masih tertidur di sampingnya. Dia bergegas beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan spesial untuk Zhani. Setelah selesai dia menaruhnya di meja makan dan menyelipkan kertas memo di bawah gelas susu hangat. Dimitry berjalan menuju kamar Zhani dan mendekatinya yang masih tertidur, kemudian mengecup kening Zhani dengan lembut dan setelah itu langsung menuju parkiran.

                                                                                        ***

Kediaman Hadisastro …

          Dalam ruang keluarga, Lily dan Nania sedang duduk berdua dalam keadaan Lily menangis di pelukankan sang adik. Nania tahu di dalam hati Kakaknya masih sangat sedih melihat sikap dan mendengar ucapan Ayahnya.

          “Sudahlah Kak, jangan menangis dan menghiraukan perkataan Ayah ! aku janji akan membuat Kakak dan Ayah kembali harmonis lagi.” ujarnya menghibur.

          “Makasih.” kata Lily tersenyum.

          “Oh, ya ! aku telephone Dimitry dulu.” ujar Nania teringat. Tiba-tiba tangan Nania di tahan Lily.

          “Tolong jangan beritahu Dimy tentang kejadian di meja makan !” karena Lily memohon, Nania tak tega dan mengangguk.

          Namun saat Nania mencoba menghubungi handphone Dimitry, ternyata tidak dapat di hubungi. Tidak lama Dimitry pulang dan saat dia masuk dan berjalan menuju tangga, dia kaget mendapati Mamanya di ruang keluarga bersama Bibi Nania.

          “Mom, When do you coming here ? I miss you ! Dad follow with you ?” kata Dimitry senang, lalu saat dimitry mendapati sang Mama mengusap pipinya “Mom, are you ok ? why cry ?” tanyanya cemas.

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang