18 Kemelut Hebat !!

819 17 0
                                    

Aula Newt …

     Pagi ini tepatnya pukul 08:00 WIB Zhani, Fonda, Zeka, Ryo dan Shane serta para artis bintang tamu sedang melangsungkan konferensi pers mengenai Konser Featuring yang di adakan besok malam di gedung Plenary hall. Seharusnya Dimitry selaku GM NEWT bisa ikut hadir pada saat konferensi pers, namun ternyata Dimitry berhalangan hadir di karenakan kondisi Kakek yang tidak bisa di tinggalkan. Suasana makin ramai ketika seluruh wartawan yang di undang mulai berlomba-lomba memberikan banyak pertanyaan.

          “Apa Konser Featuring ini akan sukses seperti Konser Zhani setahun lalu ? apakah sebenarnya tujuan dari di adakan Konser Featuring ini ?” tanya salah satu wartawan stasiun televisi.

          “Kami yakin Konser featuring ini akan lebih sukses dari Konser Zhani karena akan ada banyak kejutan di dalamnya. Tujuan dari itu adalah semata-mata hanya ingin menjalin sebuah hubungan menjadi lebih erat sekaligus untuk membuktikan bahwa sesungguhnya tidak pernah terjadi perang atau permusuhan antara NEWT dan CTV.” jawab Ryo.

Kediaman Hadisastro …

          Dimitry semakin cemas ketika jam tangannya telah menunjukkan pukul 10:00 dan Kakek belum juga sadar. Bibi Nania hanya bisa meneteskan airmata yang sudah tidak bisa di bendungnya. Dokter Vicky selaku dokter pribadi keluarga Hadisastro sedang memeriksa sang Kakek yang terbaring pucat tak berdaya.

          “Ky, gimana keadaan kakek ? kenapa sampai jam segini kakek belum juga sadar ?” tanya Dimitry makin cemas.

          “Gue juga heran Dimy.” ujar Vicky sembari memeriksa “Seharusnya kakek sudah sadar dari tadi.”

          “Seharusnya ?” tanya Dimitry heran sambil memandang Vicky.

          Vicky menghela nafas “Dimy, gue takut Kakek terjadi komplikasi, mending sekarang gue telephone rumah sakit untuk segera mendatangkan ambulans kesini.” ujar Vicky sambil berjalan keluar kamar.

          Dimitry menghampiri Bibi Nania yang berdiri disamping tempat tidur untuk mencoba menenangkannya. Tiba-tiba kakek tersadar dan memanggil nama Nania berulang-ulang dengan suara lemah dan terbata-bata. Mendengar suara itu Bibi Nania langsung duduk di samping Ayahnya yang sudah tersadar.

          “Ayah, syukurlah ayah sudah sadar. Nania takut sekali melihat dari tadi Ayah yang tak kunjung sadar.” kata Nania sambil menggenggam telapak tangan Ayahnya.

          Ardian Hadisastro melihat anak dan cucunya menangis segera berkata “Ayah tidak apa-apa Nania. Kakek hanya perlu istirahat sebentar, kalian jangan menangis terlebih kamu Dimitry. Kakek tidak mau lihat seorang GM NEWT lemah.” ujar Kakek pelan.

          Dimitry menggantikan posisi Bibi Nania yang menggenggam telapak tangan Kakek “Maafin Dimy Kek ? Dimy gak bermaksud kasar dan tidak sopan terhadap Kakek sehingga menyebabkan Kakek seperti ini. Dimy benar-benar sangat menyayangi Kakek.” ujar Dimitry larut dalam penyesalan.

          Kakek yang mendengar perkataan Dimitry tak kuasa menahan haru hingga meneteskan airmata. Bibi Nania memilih berjalan keluar kamar untuk membiarkan Ayah dan keponakannya bicara berdua dan juga untuk memberitahu dokter Vicky agar segera membatalkan panggilan ambulans.

          “Seharusnya Kakek yang minta maaf… Kakek begitu egois dan selalu membuat kamu menderita dan terluka… padahal Kakek tau kau memang pantas menjadi GM.. “ ucap Kakek yang suaranya semakin melemah dan perlahan memegangi jantungnya.

          “Kakek jangan banyak bicara dulu, kondisi Kakek masih sangat lemah.” kata Dimitry khawatir.

          Dokter Vicky kembali masuk ke dalam kamar Kakek bersama Bibi Nania lalu langsung memeriksanya dan membius Kakek agar bisa beristirahat. Kemudian Bibi Nania, Dimitry dan Vicky berbincang di ruang keluarga untuk membahas kondisi Kakek saat ini.

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang