17 Isi Hati Dimitry

877 13 0
                                    

Universitas Indonesia …

     Setelah sekian lama tidak berangkat ke kampus, akhirnya pagi ini Niko berangkat ke kampus dan kebetulan juga hari ini tidak ada jadwal yang mengikatnya dengan Fonda. Selesai merapikan dirinya, Niko melaju dengan Honda Jazz biru milik Zhani yang di titipkan di rumahnya menuju ‘Universitas Indonesia’ dengan kecepatan stabil sambil bernyanyi mengikuti lagu yang di putar oleh saluran radio favoritnya.

          Tiba Niko dikampus bergengsi itu, dia langsung di kerumuni oleh teman-teman satu kampusnya. Niko merasa seperti gula yang di datangi oleh ribuan semut-semut. Dari mulai ketua Senat sampai seluruh mahasiswa berkumpul menjadi satu ditempat Niko memparkirkan mobil Zhani.

          “Opss… ! apa-apaan nih ? woi guys, what up ?” teriak Niko melihat teman sekampus yang menyerbunya.

          “Where’s Zhani ? apa dia ada dimobil ?” tanya ketua senat dibarisan paling depan diantara kawanan yang sedang menyelidiki isi mobil biru tersebut.

          “What ?? Zhani ??” tanya Niko bingung “Bukannya sudah dikasih tahu di konferensi pers kemarin, kalau Zhani sedang Tour Keliling ?”

          “Oww… jadi pagi ini dia langsung berangkat ?” tanya salah satu mahasiswa yang masih menyelidiki mobil tanpa menoleh pada Niko.

          “Udah dari kemarin sore kali ! lagian kalau dia kuliah pun pasti nih parkiran bakal ada bodyguardnya !” jelas Niko.

          “Ok !” ketua Senat tiba-tiba bicara seolah-olah sudah dirapatkan dengan anak-anak sekampus “kalau begitu kita mohon sama loe tuk dapetin photo sama tanda tangannya Zhani, gimana ? kan loe sahabat Zhani, mau kan ?” ketua Senat menaruh harapan pada Niko.

          “Tapi… “ Niko sedikit ragu meminta Zhani untuk membuat photo yang disertai dengan tanda tangannya sebanyak jumlah angkatannya.

          Segera ketua Senat berinisiatif melihat keraguan Niko “Kita bayar kok ! satu orang lima puluh ribu ! SETUJU !” teriak ketua Senat.

          Kemudian di sambut dengan teriakan anak-anak sekampus “SETUJU !!” layaknya para demonstran.

          “Mmm… ok !  gua pertimbangkan !” ujar Niko pasrah.

          “Thanks Nik ? ok, guys finished !” teriak ketua Senat membubarkan massa dari hadapan Niko.

          “Fiuuhh… !!” Niko menghela nafas dan menyeka dahinya yang berkeringat.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta

          Sebelum Ardistha dan seluruh keluarga yang tinggal di New York berangkat, Ardistha berjalan mendekati Dimitry lalu berbisik di telinga Kakak sepupunya itu “Kau harus meraihnya, Kak ! jangan kalah sebelum berperang ! Distha yakin kalau dia juga mencintai kakak !” kata-kata itu terus menghantui pikiran Dimitry. Setelah pesawat yang di tumpangi take off, Dimitry pergi dengan mengendarai mobil BMW hitam miliknya yang mengkilap dan melaju dengan kecepatan tinggi di jalan Tol. Dengan tangan satu Dimitry menyetir mobil dan yang satunya lagi bersandar di jendela mobil untuk menopang kepalanya yang pusing memikirkan semua perkataan Ardistha yang terus membayanginya.

Ruang General Manager, NEWT …

          NEWT adalah tujuan Dimitry setelah mengantar Ardistha dan keluarga ke bandara. Setibanya di NEWT, dengan langkah cepat dia berjalan menuju ruangannya. Didalam ruangan General Manager, Dimitry di sambut hangat oleh Ryan yang sudah memegangi file-file yang berisi berkas-berkas penting atau mungkin jadwal dan Dimitry tidak peduli apapun itu.

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang