MARIO
Clareta katanya mau dateng nih, kasian kalo udah berangkat tapi malah di tinggal gitu aja. Lagian rumah Clareta juga deket banget dari kafe ini. Dia baru pindah beberapa tahun lalu. Berasal dari keluarga politikus negeri ini, mudah sekali bagi keluarganya untuk pindah-pindah rumah. Baguslah, dia bisa jadi clientku begitu aku lulus.
Tapi, kemana Clareta ini sudah 25 menit aku menunggu. Dasar perempuan, harusnya aku tidak percaya dengan kalimat sakti "cuman 5 menit" mereka. Percayalah padaku teman-teman. Jangan sekali-kali percaya. Cuman 5 menit artinya 5 menut dikali 10. Yaitu 50 menit. Kalo mereka bilang 10 menit, and you do the math.
"Woi, bengong aja!! Nih kenalin dulu temen gue." Ujar Clareta mengagetkanku
"Eh, elu lama banget elah." Balas Mario dan kemudian akan menyalami teman Clareta yang membuat Mario kaget " kok... Lo bisa disini, Ra? Kalian temenan?"
"Eh, Yo, iya. Gue temenan sama Clareta, baru kenal sih di Kampus. Kita satu jurusan."
"Loh.. Kalian sudah kenal, Ra, Yo?"
"Bukan udah kenal lagi. Tyra mantan pacar pertama gue jaman waktu SMP kelas 3. Hahahaha."
"Wah pas banget dong, berarti kalian udah biasa dong 'ehk-ehk'" Claretta sembari memperagakan tangan kanan dan kirinya mancung kearah satu-sama lain seolah menirukan orang berciuman. "Kan Tyra yang jadi princessnya." Ucap clareta disambut gelak tawanya yang seperti Mbak Kunti kejepit pintu kamar mandi.
"What?? JADI MAKSUD LO NANTI ADEGAN CIUMAN BARENG SATU ANGGOTA LAGI ITU SAMA TYRA??"
"Iye. Nape, seneng lo?"
"Bukan, gue shock adanya." Ujarku
Sebagai seorang cowok, ibaratnya mana ada sih yang gak doyan dikasih ikan. Mau banget. Gratisan. Ikannya udah dibakar fresh langsung dari laut lagi. Kok jadi laper. Eh.
Sebenernya aku gak ada masalah untuk ciuman dengan Tyra, aku udah pernah ciuman dengan Tyra, tapi tidak ada rasa deg-deg an hanya ada nafsu saja. Tyra cantik, mungkin salah satu cewe paling cantik yang pernah jadi pacarku. Dan aku sudah pernah melakukan kissing dengan mantan-mantab pacarku, bahkan petting. Tapi entah kenapa tidak ada sparks yang muncul. Hanya karena nafsu saja, hatiku tidak berdegub bahagia seperti novel nicholas sparks ceritakan.
"Iya pokoknya lo ikutin aja ga Yo, skenario drama yang gue buat. Slow kok kissingnya. Untuk 13++"
"Haha.. Lucu ya Mario, udah lama gak ketemu." Ucap Tyra malu-malu.
"Ye iyee terserah lu padeeeee..." Sahutku.
---------
KHANZAKuliah benar-benar bikin aku pusing dari awal ospeknya aja. Mario sialan itu udah dapet kelompok, aku sendirian yang belum. Aku bingung banget mesti ajak siapa. Kisah masa SMAku tidak seasik di FTV. Dan kalo bisa, jauh-jauh dari temen SMA lebih baik.
Memang sifatku yang cenderung tertutup dengan orang baru membuatku malas untuk interaksi dengan banyak orang. Orang lain sih bilangnya wajahku sombong, judes, dan ditambah dengan gaya berpakaian serta rambutku yang messy. Aku tau soal itu, dan aku akui itulah kelemahanku. Aku bukannya tidak ingin bersolek, tapi setiap aku mencoba dandan, pasti fail. Contohnya, waktu itu aku mencoba memakai pensil alis, tapi malah jadinya seperti sinchan. Memakai bedak, tapi warnanya terlalu putih sehingga aku selama sebulan jadi bahan lelucon di sekolah. Sejak itu, aku tidak berniat lagi menggunakan alat kosmetik.

KAMU SEDANG MEMBACA
He was My Bestfriend
RomanceMario dan Khanza merupakan dua sahabat dari kecil. Mereka tumbuh bersama dan bermain bersama karena tinggal di komplek rumah yang sama. Meski begitu pergaulan dan circle pertemanan mereka berbeda. Mario menjadi murid dengan nilai tertinggi di seko...