#9 Suspicious.

36 5 0
                                    

Author udah gak mau cuap" lagi.

Vomment ya readers tersayang.

Udah gitu aja.
Nextchapter.

***

Sampainya Louis dan Sarah di apertemen mereka berdua hanyut dalam pembicaraan yang membahas tentang kehidupan masing masing selama mereka berdua tak bersama.

Terdengar deringan telefon Luois yang tertera nama 'Taffanaku'. Louis pun mengangkat telefon dari Taffana.

"Apasih, Taff sekarang udah malem lebih baik kamu istirahat deh, soalnya aku juga capek. " sebelum Taffana berbicara tanpa diduga Louis telah membentaknya.

"Iy--" sebelum Taffana selesai bicara ternyata yang lebih parah dari itu adalah Louis yang menutup telefonnya.

***

~Taffana POV~

Sejak semalam Louis sama sekali tak memberitahuku tentang apa yang telah terjadi kepadanya. Dan sampai pagi ini dia belum juga memberikan kabar.

Walaupun begitu aku tetap menunggu kabarnya, karena mungkin wanita memang diciptakan untuk menunggu seseorang yang belum tentu memikirkannya.

Hari ini guru guru sedang sibuk maka dari itu semua murid kelas X-XII dipulangkan lebih cepat dari biasanya.

Setelah aku keluar dari kelas aku menuju kelas Kak Mario untuk pulang bersamanya.

Setibanya di depan kelas Kak Mario aku langsung melihat Louis yang berada di bangku deretan depan sedang asyik memainkan gadgetnya.

Aku mengetuk pintu untuk menyadarkan kelas XII-C bahwa sedang mendapat tamu.

"Permisi, kak. " seisi kelas XII-C langsung melihat ke arahku yang berada di depan pintu kelasnya.

"Mar, dicari adik lo tuh" ucap seorang cowok teman dari Kak Mario yang baru saja kukenal bernama 'Arga' itu.

"Oh, adik gue" ucap Kak Mario yang langsung melenggang kearahku.

Aku sempat melihat Kak Mario yang menepuk pundak Louis untuk menyadarkannya bahwa kekasih nya ada di depan kelasnya.

Tetapi aku bisa melihat bahwa Louis mengabaikanku seolah olah aku ini bukan lah kekasihnya lagi.

Setibanya Kak Mario didepanku, dia melihatku yang sedang menatap Louis yang sama sekali tak memperdulikan kedatanganku dikelasnya.

"Eh, dek ngapain nyari abang? "

"Nanti Taffana barengan sama kakak, ya? " ucapku memohon.

"Lah, pulang sekolah iki kakak harus langsung ke rumah Arga buat ngerjain tugas presentasi, abang juga mau hangout sama temen temen abang. " aku tetap memohon kepadanya "Bentar aja kak. " kak Mario menggelengkan kepalanya.

"Gini aja deh, kamu biar dianter pulang sama Louis, tapi kenapa dari tadi kelihatannya Louis cuek banget sama kamu, dek? kamu lagi berantem sama Louis?. Baru aja jadian masa udah berantem sih? " kak Mario yang curiga ada apa dengan hubunganku dengan Louis.

"Ceritanya panjang banget kak nanti aja kalau dirumah." Kak Mario menganggukkan kepalanya.

'Ada apa dengan Louis yang tiba tiba saja mengabaikan ku tanpa sebab yang jelas' batinku.

Kak Mario berjalan meninggalkanku dan menuju ketempat duduk Louis untuk meminta agar Louis mau mengantarkanku pulang, dan aku melihat Louis mengangguk kan kepalanya tanda 'iya'.

***

Saat aku pulang bersama dengan Louis, dia sama sekali tak berbicara denganku malah dia sesekali melihat notif di handphone nya. Kami berdua hanyut dalam kebisuan karena aku juga tak ingin membahasan tentang kemarin malam yang hanya bisa membuat hatiku sakit.

Hari berjalan lebih cepat dan sekarang aku  sedang berada di balkon kamar untuk menikmati matahari yang mulai tenggelam menandakan hari menjelang malam.

Tiba tiba aku mendengar seseorang yang membuka pintu kamarku, aku melihat ke belakang dan ternyata kakak ku Mario yang memasuki kamarku.

"Dek, kamu dipanggil bunda buat makan malam bareng keluarga, Nenek juga barusan dateng. " Kak Mario yang menyuruhku turun dari kamarku untuk makam malam bersama tetapi aku mengabaikan nya dan sekarang aku hanya bisa menangis karena membayangkan kelakuan Louis yang telah berubah seratus persen dari sebelumnya. Tanpa kusadari butiran butiran air mata ku telah jatuh ke pipiku, dengan cepat aku menghapus air mata itu karena aku tak mau jika sampai kakakku Mario mengetahui bahwa sahabatnya telah melukai hati adeknya.

Derapan langkah kaki terdengar menghampiriku di balkon kamarku. Kakak ku bergabung denganku dan merangkulku untuk menenangkanku. Aku menangis dalam pelukannya.

"Udah lah dek, jangan nangis gitu, apa masalah kamu sama Louis? " Kak Mario bertanya kepadaku sambil memutar tubuhku agar menghadap kepadanya.

"Kakak masih inget gak pas kita semua makan bareng sama Louis setelah Diesnatalies? "

"Iya, kakak masih inget kok. " timpal Kak Mario.

"Pas waktu itu kan Louis perhatian banget kan sama aku kak, trus dia tiba tiba minta ijin ke bunda buat ke depan ngangkat telefon, pas itu tuh aku ngikutin dia kak kalau gak salah aku tuh denger dia manggil nama 'Sandra' gitu kak, habis itu kan dia langsung pamit ke bunda untuk pulang kan, pas itu tuh aku curiga kak sebenernya apa sih yang udah terjadi? " ucapku menjawab pertanyaan kak Mario.

"Sandra Leina bukan, dek? " aku menjawab dengan anggukan "Sepengetahuan kakak ya 'Sandra' itu tuh first love nya Louis, dia tuh ninggalin louis dan entah dia berada di mana. " apa yang kakakku bilang? first love nya Louis? Aku cukup terkejut mendengar kabar ini.

"Terus yang lebih parahnya lagi aku aku tadi denger dari Nira kalau kemarin malem dia ketemu Louis di Bandara, kak. Dan kata Nira dia gandeng cewek yang seumurannya, itu paling kak yang namanya Sandra. " air mata yang sudah berhenti sekejap sekarang telah mengalir kembali ke pipiku.

"Semenjak dia dapet telfon pas makan malam bareng dirumah ini dia tuh jadi berubah kak, hiks hiks hiks" aku menangis dan memeluk kakakku.

Kenapa aku yang notabenenya cewek cuek gak terlalu peduli hal yang gak penting malah sekarang jadi cewek yang mudah nangis cuma gara gara cowok yang bernama "Louis".

***

Thanks buat para readers yang udah luangin waktu kalian buat baca cerita yang ucul ini.

But, sampai ketemu ke part berikutnya.

Bye👋

Lexgisyiapermata💙💜💚💛

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang