BUK
Bunga melempar tasnya dengan keras. ia bisa meledak kapan saja. Anak baru itu membuatnya pusing. Siapa lagi kalau bukan Baja? Hari pertamanya masuk sudah membuat emosi Bunga tak terkendali. Merasa lelah memikirkan anak itu, ia membuka hpnya. Terdapat 10 misscall dari pelatihnya, Kak Jordi, Kak Jordi melatih ekskul fotografi sudah masuk 5 tahun, jadi sudah terbilang senior. Tapi jujur, Bunga sangat membenci makhluk itu. Bukan apa apa, Kak Jordi sangat ada maunya. Terpaksa, Bunga mengangkat telephone dari Kak Jordi.
"Halo kak,ada apa?"
"saya nelfon 10 kali kenapa enggak dijawab?""kak, maaf ya, tapi kan tadi aku masih di sekolah, ini aku baru nyampe ."
"kan disekolah bisa jawabnya! Kamu itu bego apa gimana. Ke sekolah tuh bawa HP, kalau ada hal yang penting,mau tanggung jawab?"
Bunga menggigit bibirnya. Ia sudah tau akan menjadi seperti ini. Dan, dia teringat kata kata Jordi 2 minggu yang lalu
-Flashback-
" saya punya peraturan baru!" Jordi melipat tangannya. Ia melirik seluruh anak didiknya dengan tajam, termasuk Bunga.
"apa lagi sih kak?" Faris mengeluh, ia menopang dagu, sesekali menyoret nyoret buku tulisnya.
" Mulai sekarang, tidak boleh ada yang bawa HP ke Sekolah. Karena kalian tahu? Setiap ada kumpulan, mesti banyak yang main hp. Bukannya perhatiin saya, kalian malah main hp, termasuk kamu,Haidar! Dan anak kelas 10 juga sama aja"
Gak ada yang merhatiin karena lu gak penting, kali kak, Bunga tertawa sendiri mendengar ucupan dalam hatinya. Ia sudah tidak peduli apa yang dikatakan Jordi. Ia hanya mau tidur di rumah.
Haidar yang terkenal paling gamerpun angkat bicara," kak, gak bisa gitu dong! Kan, keperluan HP gak cuman buat fotografi doang. Pelajaran kan kita juga butuh alat elektronik."
" alah, lo tuh pelajaran apa coba. Orang bawa HP cuman main dress up yang Barbie barie lo itu kan!" Lulu membantah omongan Haidar. Seisi ruangan tertawa, menghidupkan kembali yang tadinya sunyi.
" apaan, gue main kayak gituan? Najis kali ye! Gue mainnya yang bunuh bunuh.. darah darah gitu!" Haidar kembali mencibir. Kali ini seisi ruangan tertawa lebih keras. sedangkan rahang Jordi mengeras. Ia tak suka keributan. Dengan sekali tarikan nafas dan bantingan penggaris,
"udah udah diem kalian! Pokoknya ga boleh bawa HP! Kalian malah ketawa ketawa kayak genderuwo. Dasar, wong edan (orang gila)!"
"i..iya..ka..kak"
- Flash back off-
"loh kak... kan gak boleh bawa HP katanya kakak.." Bunga mulai frustasi. Apapun yang ia lakukan, dimata Jordi pasti salah.
" ya kalau kayak gini harus bawa dong! Kamu itu gimana."
" oke kak, oke, maaf ya. Yaudah, sekarang kakak maunya apa?"
" itu, hasil foto kamu, kurang banyak.."
Mata bunga melebar. Ia tak percaya bahwa hasil fotonya masih dibilang kurang banyak sama Jordi. Padahal ia dan teman temannya sudah siap dengan 200 foto.
"kurang banyak gimana kak? Itu udah 200.. belom tentu kepakai semua juga buat pameran."
" kamu, dibilang kurang ya kurang. Tambah 100 lagi! 3 hari harus jadi"
Tut
Dan Jordi langsung memutuskan nada sambung. Kaki Bunga melemas. Ia jatuh terduduk di kamarnya. Ia barusan saja pulang sekolah. Belum Mandi, masih bau apek, udah diceramahi sama Jordi, dan sekarang malah diharusin buat dapat 100 foto lagi dalam waktu 3 hari . Dengan lunglai, ia manuruh tasnya di atas Kasur. Bunga bersandar pada bantalnya. Mecoba melepaskan segala penat. Baja dan Jordi , 2 manusia itu berhasil merusak harinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar
Teen FictionKisah cinta itu seperti bunga mawar. Indah tapi berbahaya. Dan aku sudah terkena durinya. Terimakasih sudah hadir di hidupku. Mengajarkanku indahnya cinta. Walau aku sudah merusak semuanya. Sekali lagi, terima kasih. -Akarmu,Bungamu