Twins?

73 7 0
                                    


"cinta tak bisa. Tak bisa kau salahkan"

Satu lirik, 3 kalimat, tapi mendeskripsikan seluruh perasaan Bunga. Entah, dia yang berharap lebih, atau laki laki itu yang pergi meninggalkannya.

Faris. Faris. Faris.

Nama itu yang selalu menghantui pemikirannya. Kenapa harus dia? Dan kenapa harus sekarang?

Giginya bergelutuk. Baru kali ia melihat ruangan yang sangat sepi.
Gelap dan hanya ada alat alat besar yang ia tidak ketahui namanya.

Bunga harus bisa mewujudkan semuanya menjadi kenyataan. Walaupun tidak ada orang yang ada di pihaknya sekarang. Pamerannya harus berjalan dengan lancar.

"Woyy ngelamun aja mbak!" Baja mengagetkan Bunga. Keduanya berada di belakang panggung. Bunga menerima tawaran Baja untuk konser dengannya. Bunga tidak bisa membayangkan saat fans fans Baja melihat dirinya.

"Apa sih, gue enggak ngelamun," Bunga bohong. Dia emang ngelamun. Faris tepatnya,lagi.

"Oke oke, lo udah siap belum?" Baja mengambil air mineral an membuka tutupnya. Bunga melihat Baja sebentar,berfikir.

"Latihan sih udah, tapi, you know, demam panggung." Bunga berdecak.

"HAHAHAHAHA," tawa Baja pecah. Air yang di minumnya muncrat kemana mana. Raja memegangi perutnya . Lalu ia mendekati Bunga.

"Apa sih lo, jijik ih. Emang lucunya apa?" Bunga menjadi sebal. Ia mundur beberapa jarak pada Baja.

"Sory,sory. Enggak,lucu aja. Orang yang PDnya selangit kayak lo bisa demam panggung ternyata." Baja tersenyum jahil. Bunga sebal, ia mencubit perut Baja dengan tiba tiba.

"Aw aw." Baja memegangi perutnya,mencoba menghindar dari Bunga.

"Puas lo,puas?" Keduanya tertawa kejar kejaran.

"Udah udah, gue capek. Nanti suara gue habis karena teriak teriak sama lo lagi." Baja berhenti, memegangi dadanya. Mengatur nafas yang ngos ngosan,begitupun Bunga.

"Udah yuk, siap siap, bentar lagi kita perform." Baja menggandeng tangan bunga. Keduanya mendekati sumber suara. Sesekali Raja mengintip di depan panggung. Sudah banyak orang. Kebanyakan sih, remaja cewek.

Tak beberapa lama, seorang mc menaiki panggung.

"Kembali dengan saya lagi. Masih pada semangat gak nih, liat Baja Andreas?" Suara mc menggema ke seluruh mall.

"Masiiiiih."

"Oke.."

Bunga mengeratkan tangannya di pergelangan tangan Baja. Ia sangat gugup. Ini pertama kalinya ia menyanyi di depan banyak orang. Baja melihatnya. Ia tersenyum tipis.

"Lo beneran nervous?" Baja mengelus rambut perempuan yang ada di depannya.

Bunga mengangguk. Baja kembali tersenyum dan memeluknya. Bunga sempat kaget. Tapi, ia merasa pelukan Raja dapat menenangkannya sedikit.

"Setelah lo turun dari panggung ini, enggak ada yang bakal nyakitin lo lagi." Raja mengusap rambut Bunga. Bunga tesenyum. Dirinya berharap juga begitu.

"Di perform terakhir ini. Ada special guest dari Baja sendiri. Kalian semua pasti kaget deh. Yaudah, dari pada saya banyak cing cong. Kita sambut, the last performance form Baja Andreas and the special guest " riuh tepuk tangan penonton menggema. Bunga dan Baja naik ke atas panggung, riuh. Ada beberapa penonton yang berbisik saat melihat Bunga. Keduanya meulai memegang mic. Bunga berharap lagu yang sudah di hafalkannya sebulan ini tidak sia sia.

MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang