1 person 2 faces

52 8 0
                                    

Bunga

gue berjalan di koridor. sepi memang. ini baru jam 6 pagi. hawa sekolah juga masih sejuk. hari ini, mood gue enggak ada yang spesial. tapi, janjinya si Baja, nanti sepulang sekolah dia bakal ngajak gue gitu. enggak tau kemana. gue sih, iya-in aja.

langkah gue tiba tiba terhenti. dari balik dinding, gue mencoba ngintip. saking kagetnya, buku yang gue dari tadi bawa hapir jatuh. sambil membenarkan letak kacamata, gue memperjelas apa yang gue lihat. tidak salah lagi kalau itu Faris. tapi, siapa itu di sampingnya? Kamila! gue enggak salah lagi kalau itu Kamila.entah rasa sesak di dada ini kembali muncul. apa bener, gue udah bener bener jatuh cinta sama Faris? oh no, jangan bilang ini beneran. gue enggak siap untuk patah hati.

entah ada apa dengan mereka, kok bisa balikan lagi. rumor 1 tahun yang lalu tentang Faris yang playboy, menurut gue udah bisa bikin Kamila trauma dengan cowok. tapi, apa sekarang? dia malah asik pegangan tangan sama si Faris.

"woyyy ngelamun aja neng!" tiba tiba, ada yang menepuk pundah gue dari belakang. dengan muka bete, gue nengok.

"Baja, udah gue tebak kalau itu lo!" Baja yang melihat reaksi gue hanya tertawa ringan. entah dia penasaran atau apa, ia juga melihat dari balik dinding. ah, sayangnya, Faris sama Kamila masih asik pegangan tangan. pasti ketahuan deh, kalau gue lagi ngelitain mereka berdua.

"faris, lagi?"Baja melipat tangannya. gue tersenyum masam. yah, mana bisa bohong. udah terang terangan Baja sadar kalau gue suka sama Faris.

"menurut gue ya, Bunga. Faris bukan cowok yang baik" sekali lagi, ia melihat ke arah Faris. gue bingung sama ni anak. kurang baik apa coba, Faris? udah cakep, perhatian lagi.

"hah, gue enggak ngerti deh, enggak baik gimana maksud lo?" gue bertanya.

"eh, enggak papa deh. nanti pasti lo tau jawabannya sendiri, heheheh."Baja malah cengengesan.

" oh ya, nanti jadi ya, temenin gue!" raut muka Baja langsung berubah. gue tau, dia berusaha mengalihkan pembicaraan.

" emang kemana sih,gue ogah ya, ngeladenin fans lo itu!" sambil menimbang tawaran Baja. gue kembali mengingat kejadian sebulan lalu. ogah deh, kalau yang modelnya katak begituan.

"nah ituu.' Baja mengusap rambutnya. gue mulai curiga. pasti ada hubungannya nih, sama dunia entertaimennya dia.

"enggak, gue nggak mau," gue langsung to the point. Baja terlihat frustasi. ia memegang tangan gue. lagi lagi, rasa ini muncul lagi. jantung gue terasa berdegub lebih kencang. selama beberapa saat, kita berdua saling menatap. tangan Baja masih menggenggam tangan gue.

" eh eh, gue enggak bermaksud," Baja langsung melepaskan tangganya. oh tuhan, ini awkward abis.

" jadi gini, Bunga. gue mau lo temenin gue ke acara premier film temen gue. enggak hari ini, tapi, nanti pulang sekolah gue mau lo shopping." shopping? kata kata itu membuat gue melotot seketika. gini ya, gue bukan cewek yang feminim ihir ihir gitu. ini juga, premier? otomatis pake baju yang ribet ,dan minimal, bajunya pasti yang ketat gitu? gue aja tiap jalan pakenya kaos sama jeans.

"ah, enggak ah. gue enggak suka ke acar formal gitu!"gue menggeleng. fix, gue enggak mau!

" oh gitu, yaudah. tinggal gue bilang ke Faris, kalo lo suka ngintipin dia plus masih ngarepin dia. mau gak lo?" Baja tersenyum jahil. mendengar itu, gue refleks nengok kearah dia.

" demi apa,lo neyebelin,Baja Andreas gue enggak suka sama dia,titik!"bohong. gue suka sama Faris. tapi kalian tau lah, harga diri,bruh. walaupun dari sisi manapun, gue juga udah keliatan suka banget sama si Faris.

" yaudah, kalo enggak suka, lo mau kan, ikut premier bareng gue?cuman duduk, terus nonton filmnya kok. kalau enggak mau sih gampang. tinggal, FA..." gue langsung membekap mulut si reptil gak jelas ini. gue melotot. enak aja nih orang, mau teriakin nama si doi depan gue.

MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang