You Are The Wrong One

45 4 0
                                    


Bunga tersenyum sambil mengaduk aduk baksonya. Dari tadi, ia tidak bisa lupakan kejadian kemarin yang membuat hatinya bersemi semi.

"Woy,ngelamun aja mbak!" Seru seseorang. Baja menyenggol lengan Bunga. Senyum Bunga terhapus larena kedatangan Baja.

"Apa lo!" Bunga melotot. Ia merasa Baja telah menghancurkan imajimasinya. Melihat bakso nganggur Baja langsung melahapnya.

"Itu bakso siapa ya?" Kata Bunga nyidir.

"Bakso gue lah. Lo aja gak makan," Baja tersenyum puas. Bunga mencubit lengan Baja.

"Ah ah, sakit," Baja mengaduh.

"Makanya, lo jangan nyamber gitu aja," bunga mengambil baksonya kembali. Kali ini, ia menyuapkan bakso kedalam mulutnya. Baja merasakan ada yang aneh pada Bunga kali ini. Biasanya,saat istirahat,Bunga selalu menemui Baja. Tapi kali ini? Baja yang harus mencarinya.

"Lo napa sih? Kok aneh banget" Baja akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Clbk?" Bunga menaikkan alisnya.

Deg.

Apa yang ditakuti Baja benar terjadi. Orang itu pasti Faris. Baja berdeham. Ia memutuskan untuk tutup mulut.

"Dia tuh,baik banget ya, emang deh,gue nyesel pernah ngira dia yang enggak enggak. Dan lo tau gak? Dia mau bantu gue buat pameran!" Bunga tersenyum sambil memejamkan mata. Mengingat kembali apa yang dikatakam Faris kemarin.

Baja tertawa pahit. Baik? Segitu mudahnya dia bilang Faris baik? Baja mengerti apa yang dirasakan Bunga. Tak sepenuhnya dia menyalahkan Bunga untuk menyukai Faris. Mungkin,biar waktu yang membuktikan siapa sebenarnya Faris pada Bunga.

"Jadi,lo gak lupa kan? Janji kita nanti malem?" Baja memastikan bahwa Bunga tidak lupa ingatan gara gara memikirkan Faris terus menerus. Bunga yang tadi asik menyendokkan bakso,kini terdiam.raut wajahnya berubah khawatir. Ia melirik Baja yang masih menunggu jawabannya.

-

Flashback

"Oh ya, Bunga,lo besok mau ikut gue nonton gak?"

Bunga kaget. Ia tak tahu apa yang ada dipikiran Faris saat mengajaknya noton. Tapi,Bunga teringat janjinya dengan Baja untuk menemaninya ke acara premier temannya.

"Ehmm, gimana ya ris," Bunga menggigit bibirnya.

"Plis,temenin gue?" Faris memohon. Apapun itu,Faris mengeluarkan wajah terimutnya dan melelehkan hati Bunga.

"Oke,gue ikut lo," bunga tersenyum. Faris pun mengatakan 'yes' sambil berbisik. Lalu, keduanya kembali berjalan di tengah hujan.

-

Bunga
Anjir! Dia inget! Gue kira dia bakal lupa tentang premier itu. Oke, gue bener bener gugup sekarang. Ini bukannya gue jahat ya, tapi gue diajak Faris buat nonton pada hari yang sama. Tadinya, gue mau nolak, teringat janji gue nemenin Baja. Mana udah dibeliin Baja baju. Tapi, karena gue tergila gila sama Faris, hati gue memutuskan menerima ajakannya nonton. Dan sekarang, Baja lagi nunggu gue jawab pertanyaanya.

"Aduh,kepala gue," yap, dan gue mencoba aking sakit kepala. Yes,mukanya Baja langsung khawatir gitu.

"Lo kenapa?" Baja memegang kepala gue. Iya,dia beneran khawatir. Gue jadi ngerasa enggak enak banget bohong sama dia.

"Ke.. kepala gue dari tadi pagi sakit banget nih," gue memejamkan mata biar keliatan real.

"Yah,berarti,gak jadi temenin gue dong?" Baja terlihat sedih. Gue tersenyum simpul.

MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang