Dress berwarna biru tua melekat di tubuh mungil Bunga. Sesekali,Bunga membetulkan tatanan rambutnya. Untuk kesekian kali,Bunga tersenyum melihat pantulan dirinya."Udah udah,cantik," dari balik pintu, ayah melihat putrinya.
"Ayah,kok asal buka sih,kan Bunga lagi dandan," Bunga menengok ke ayahnya sebal. Ia mengambil tas putih dan menyelempangkannya.
"Loh,pintunya udah kebuka. Ayah kira kamu udah dibawah. Waktu ayah mau tutup,liat kamu,"ayah tersenyum. Bunga menghembuskan nafas.
"Ya udah,ayah boleh masuk," Bunga melebarkan pintu kamar. Ayah masuk dan duduk di kasur.
"Emang ini acara makan malamnya siapa to?kok kamu kayak ribet sendiri? Pacar? Siapa namanya? Ba..baja.. Baja kan?"
"Eeh,bukan pacar, tapi sahabat Bunga. Dia baik banget sama aku yah. Dijamin,ayah pasti suka sama orangnya," Bunga tersenyum. Wajah Baja langsung hadir dipikirannya. Perilakinya yang sangat care pada Bunga juga terlintas dipikirannya. Baja yang bego, dan Baja yang perhatian.
"Eeh, malah senyum senyum. Udah yuk,mama juga udah siap. Nanti,sahabat kamu nunggu kelamaan lagi," ayah beranjak dari duduknya dan pergi keluar yang disusul oleh Bunga.
-
Baja tak percaya apa yang ada di depannya. Ia bedecak kesal. Hari yang seharusnya disambutnya dengna gembira, malah rusak begitu saja,Ia merasa kecewa . Baja segera berlari ke lantai atas menemui papanya. Papanya lagi asik membenarkan dasi di depan cermin.
"Pa.." Baja melihat papanya. Merasa kedatangan anaknya, papa menengok. Ia tersenyum nelihat anak laki lakinya yang sangat tampan.
" harus banget ya pa, mereka dateng? aku kira cuman Bunga doang," Baja terlihat lesu. papanya bingung, kenpa anaknya tidak begitu menyukai keluarga sahabat lamanya itu. siapa lagi kalau bukan keluarga Silver?
" Baja, kamu harus tau, kalau tuan Silver itu sahabat papa dari muda. selain itu, dia juga sangat berpengaruh dalam perusahaan kita," papa tersenyum. kerutan matanya terlihat jelas. Baja lesu, dia tidak boleh egois hanya dengan Faris. dia harus bisa melihat papanya bahagia.
"Tuan, keluarganya Non Bunga udah dateng," tiba tiba, Mbok Sarmi, pembantu rumah Baja beseru. Baja langsung turun menemui Bunga.
Baja dengan perlahan membuka pintu yang mewah itu. setelah pintu dibuka, ia melihat sosok cantik itu lagi. Bunga. Baja merasa, Bunga sangat cantik menggunakan dress itu, dan sedikit ulasan make up diwajahnya.
"Malam, Baja," Bunga tersenyum. dibelakang Bunga terdpata Ayah dan ibunya, mereka ikut tersenyum. Baja mempersilahkan mereka masuk. Bunga tak percaya melihat rumah Baja. rumah itu mewah.tepatnya,sangat mewah. Baja mengantar mereka ke meja makan. Sesampainya di meja makan, semua suasana menjadi kaku. Bunga tidak percaya bahwa ia melihat Faris. Faris yang lagi duduk tanpa menyadari kedatangannya.
"Djoko!" seru seseorang. itu ayah Bunga. tuan Silver segera menengok dan mendapati ayah Bunga melihatnya tak percaya. Djoko terperanjat. ia bangkit dari duduknya. Semua yang ada di meja makan hanya melihatnya tak percaya.
"sudah kumpul ya, duduk duduk," Papa dan mama Baja yang baru saja sampai di meja makan, segera mempersilahkan semuanya duduk. tapi nihil, semuanya masih termangu dengan keterkejutan masing masing.
"Santo!" sekali lagi suara itu terdengar. lagi lagi ayah Bunga. Papa mengok dan mendapati sosok itu. sosok yang ia rindukan. sosok yang ia tunggu kedatangannya selama bertahun tahun. Ali, itu teman lamanya.
"Ali!" serempak mereka mendekati ayah. mata mereka masing masing mulai berair. mengingat masal lalu yang pernah mereka alami. kisah persahabat terbaik yang pernah mereka punya. dan sekarang, takdir akhirnya menemukan mereka. merka bertiga masih berdiri tak percaya.
Santo? Djoko? Bunga merasa tidak asing dengan nama itu.seketika, ia terperanjat. itu sahabat yang pernah diceritakan ayahnya. ia tak percaya, inni sungguh mimpi. ayahnya bersahabat dengan teman dan, mantan gebetannya!
" ini... sahabat ayah yang pernah ayah ceritain sama Bunga?" Bunga berbicara terbata bata. ayanya tersenyum lalu mengangguk.
" kita, menunggu kamu, belasan tahun,li.." Tuan silver menepuk bahu ayah. ayah sangat tidak menyangka, ini benar benar mukjizat.
" oke, daripada lama lama kayak gini, nanti makanan keburu dingin. ayo, kita makan dan merayakan pertemuan kita ini," papa mengajak kedua sahabatnya kembali duduk. dan malam itu dihabiskan dengan adegan yang dramatis. 3 orang sahabat yang bertemu kembali, setelah mempunyai harapan yang mustahil.
-
"Gue bener bener kaget banget tadi malem," Baja mengelus dadanya. ia sekarang bersama Bunga di koridor sekolah. Bunga mengangguk setuju. ia juga tidak yakin apa yang dilihatnya semalam.
" bokap kita sahabatan, termasuk bokapnya Faris," kata Bunga.
"Bunga!" terdengar teriakan dari pojok. Baja dan Bunga serentak menoleh. Faris. dia yang barusan memanggil BUnga, dan sekarang ia berlalri mendekatinya. rahang Baja mengeras, apa yang mau direncakan lagi oleh manusia ini?
"gue mau ngomong sama lo," Faris tersenyum. ia meraih tangan Bunga. ia kaget setengah mati.
"enggak, gue punya urusan sama Bunga," Baja meraih tangan Bunga juga. dan sekarang, Bunga berada diantara dua laki laki yang 'merebutkan' kehadirannya,
"sorry Baja, gue punya urusan yang lebih penting." Faris menarik Bunga.
"enggak, lebih penting gue" Baja juga menarik Bunga.
"enggak,gue!"
"gue!"
"gue!"
"eh, udah udah, kalian apaan sih. Baja, gue ikut Frais dulu. kita pulang sekolah kan, bisa ketemu lagi." Baja kaget mendegara apa yang dikatakan gadis itu. ia lebih memelih Faris. Baja langsung memberikan eksperesi yang berkata 'tapi dia usah nyakitin lo, gue enggak mau lo kenapa napa' dan ekspresi itu dijawab Bunga dengan senyuman dan anggukan. lalu Bunga dan Faris meninggalkan Baja sendiri di koridor.
-
Faris membawa Bunga di pekarangan sekolah. Hati Bunga terasa bersegup lebih kencang. apakah perasaan ini akan muncul lagi? tidak, Bunga tidak oleh jatuh pada lubang yang sama.
"gue mau hubungan kita, baik kayak dulu lagi," Faris akhirnya berkata setelah beberapa saat yang hening.
"kayak dulu gimana?' Bunga pura pura tidak tahu.
"enggak usah pura pura enggak tau,Bung. gue tau, lo akhir akhir ini ngehindar sama gue kan? gue tau kok, penyebabnya apa. apa harus, gue ngomong alasan itu sekarang?" refkeks Bunga menggeleng. ia tidak seratus persen percaya bahwa Faris mngerti isi hatinya. entah salah maupun benar, biarkan Faris diam.
"gue akan bantu lo dengan pameran itu..." Faris tersnyum. Mata Bunga melebar. pasti Faris akan membantu banyak. karena setelah Bunga menegtahui Faris adalah anak salah satu pengusaha sukses, ditambah sahabat lama ayahnya.
Bunga mengangguk. entah, petir yang datang dari mana, Faris memelek Bunga dengan satu tarikan. Bunga untuk sekian kalinya merasa senang karena Faris. Akhirnya, hati gadis itu luluh dan mau memaafkan Faris.
tapi, tak semua hal yang positif desenangi oleh semua orang. sesi pelukan itu ternyata dilihat orang lain. rasa benci itupun muncul. setelah ia merasa akan mendapatkan Bunga, ternyata gadis itu bisa meluluhkan hatinya dengan satu perkataan maaf dari Faris. sebenarnya ia sudah tau, bahwa yang ada di hati Bunga hanya Faris dan selamanya Faris. mungkin ia harus berhenti berharap untuk saat ini.
Don't Foget to Vomment!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar
Novela JuvenilKisah cinta itu seperti bunga mawar. Indah tapi berbahaya. Dan aku sudah terkena durinya. Terimakasih sudah hadir di hidupku. Mengajarkanku indahnya cinta. Walau aku sudah merusak semuanya. Sekali lagi, terima kasih. -Akarmu,Bungamu