Amelia merasa takut.
Amelia takut jika dia mengatakan semuanya kepada Luke, Luke akan meninggalkannya. Jika Amelia memberitahukan semuanya, ia akan membuat Luke takut.
Jika Amelia membiarkan Luke pergi, Luke sudah pasti tidak akan pernah mau kembali.
Dia memang tidak bisa memberikan kehangatan yang seharusnya Luke dapatkan. Dia tidak bisa memberikan mimpi yang bisa membuat Luke tersenyum setiap malam. Dia tidak bisa memberikan Luke perlindungan di lengannya.
Ia hanya bisa memberikan kebalikannya.
Amelia berharap untuk tidak menyukai bahkan mencintai pesona yang Luke tampilkan. Walaupun Luke tidak melakukan apa – apa.
Amelia takut kehilangan itu semua.
Amelia takut kehilangan Luke.
***
Luke masih disana, dahi mereka yang bersentuhan serta mata yang menutup. Luke tidak yakin berapa lama ia membeku disana, tapi Luke tidak bermaksud untuk pindah.
Tangan sang gadis – Amelia– yang seperti es batu itu membuat Luke tak bergeming. Entah kenapa membuat Luke sangat menikmatinya.
Akhirnya, Luke memajukan wajahnya hingga napas Amelia terasa diwajahnya. Luke mencium Amelia dengan lembut. Awalnya, Amelia sangat kaget dengan Luke yang dengan tiba – tiba menciumnya. Amelia kira Luke akan takut kepadanya.
Amelia menutup matanya dan merasakan semuanya. Mungkin saja, ini adalah terakhir kalinya Amelia mencoba –mencicipi– bibir lembut milik Luke Hemmings.
Saat Amelia ingin membalas ciuman Luke. Luke mengakhiri ciuman mereka dan menatap Amelia bingung.
"Kau ini sebenarnya apa?"
Amelia membuka matanya dengan keraguan. Luke pun membuka suara, "Biar aku tebak."
"Are you a ghost?" gadis itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
Luke pun menebak lagi,
"My beautiful dream?"
"The wings are my guardian?"
"Angel from heaven?"
Dan, tetap saja ia masih saja menggeleng.
Luke masih memutar otaknya dengan sangat dan membuatnya menyerah, "I give up, who are you?"
Gadis itu melangkahkan kakinya sambil menyentuh pipi Luke lembut dan tersenyum,
"I'm a nightmare."
Kata – katanya sangat pelan namun sangat dingin, menusuk dan pahit. Amelia menutup matanya lagi, kemudian berpaling dan mengambil benda – benda tajam yang berada disekeliling mereka.
"Aku membuat mimpi buruk, membuatnya berbeda untuk orang – orang. Aku mengirim itu semua kepada mereka, aku adalah mimpi buruk."
Lanjutan kata – kata Amelia membuat Luke kembali takut. Suaranya terdengar seperti iblis yang menginginkan nyawanya. Namun, ia menutupinya.
"Kau bukanlah mimpi buruk. Kau hanya membuatnya. Itu... itu berbeda."
Luke hampir saja ingin tertawa dengan semua keanehan situasi ini – menghibur iblis ini, tuhan yang menciptakan mimpi buruk – itu terdengar kepercayaan yang salah di kepala Luke, sekalipun itu hanya mimpi.
Luke tidak bisa mengatakan jika Luke bodoh atau gila atau mungkin keduanya, tapi senyuman lembut terlihat di bibir Amelia sukses menghapus keraguan yang ada dikepalanya.
Itu bukanlah seringai jahat atau seringai yang menusuk hati. Itu adalah senyuman yang sangat manis yang Luke tidak pernah lihat sebelumnya.
Luke berpikir itu hanya rayuannya saja.
"I'm sorry I brought you here, sweetheart."
Ucapannya terdengar seperti berbisik dan dia menggenggam tangan Luke erat dan Luke tidak bisa luluh seperti es yang mencair begitu saja. luke berpikir bahwa ia mungkin sudah beku permanen.
"Tak perlu minta maaf. Itu... itu bukan apa – apa. Ini tempat apa?"
Amelia tak melihat ke arah Luke, melainkan melihat awan yang tengah diaduk oleh kegelapan dan es hitam. Hanya itulah yang Amelia tahu. Setiap urat nadi yang berada di es, setiap rintik dalam dinding kabut. Itu semua tidak asing baginya dan dia lupa itu semua sebelum menyebut tempat itu adalah rumahnya.
"It's my world."
Amelia hanya menginginkan Luke, dan dia bertingkah bodoh dalam setiap momen yang ia idam – idamkan. Ia hanya mengingikan seluruh jiwa Luke, dia menginginkan bahwa Luke pantas di dalam kegelapan ini dan dia membuat rumahnya dan dia ingin Luke tahu, Amelia tahu bahwa Luke tidak termasuk dalam ini semua.
Kehangatan Luke tidak termasuk ke dalam dunianya. Senyum senang Luke tidak termasuk dengan kegelapan yang ia buat.
Amelia mungkin menginginkan Luke, tetapi Luke sudah pasti bahwa ia tidak termasuk dalam diri Amelia.
Amelia memperihatkan lengan dan jemarinya yang mungil dipenuhi oleh urat nadi yang sudah berwarna keunguan dan darah bekunya terlihat mengerikan. Memperhatikan Luke dengan sepenuh hati namun Luke memandang Amelia penuh ketakutan.
Ia sangat berharap ia bisa menjadi bagian dari mataharinya, namun ia tahu bahwa ia hanya bagian dari mimpi Luke.
Amelia mengecup pipi Luke dengan lembut, "I'm sorry sweetheart."
Dan, sebelum Luke memiliki waktu untuk merespon, awan berkabut menyelimuti penglihatannya, melingkupi sampai membungkus kegelapan.
Terakhir yang Luke lihat adalah pandangan mata Amelia yang sangat tajam sebelum kegelapan menutupi semuanya. Dan Amelia melihat awan berkabut itu seperti membawa Luke jauh darinya.
Dan, Amelia sendirian lagi.
Luke berpikir bahwa Amelia harus menggunakan itu mulai dari sekarang.
***
Ketika Luke membuka matanya lagi, Luke mendapatkan cahaya matahari yang muncul di jendela kamarnya.
Luke duduk disamping tempat tidurnya dan melihat sekelilingnya, ia merasa bingung.
It was a dream.
Jendela kamarnya tidak rusak seperti sebelumnya, dan bayangannya sudah pergi dan Luke sendirian. itu semua hanya mimpi.
Gadis itu – Amelia– yang katanya adalah si mimpi buruk. Itu semua adalah bagian rencana dari imajinasi yang superaktif. Cahaya matahari yang masuk membuat keraguan dalam otaknya berkurang.
Luke menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya kemudian menyiapkan diri untuk hari yang panjang di sekolah.
Tanpa Luke tahu, bayangan yang berada dikamarnya adalah gadis yang semalam ada dimimpinya.
***
maafkeun makin kesini semakin aneh.
oiya, doain lutpi dund mau sidang prakerin nich. semoga lancar ea.amin
mau bales komen klean dulu ea.alasyuuuu
jangan lupa vomments ea
lope, lutpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare ✧ Hemmings [✓]
FanfictionLuke Hemmings memang selalu dihantui mimpi buruk. Mimpi yang mempuatnya hampir gila dan membuatnya dibilang aneh dilingkungan sekitarnya. Namun, pada saat ia mendapatkan mimpi buruk yang lain, ia bertemu dengan gadis cantik bak bidadari yang jatuh d...