CHAPTER 5

5.8K 481 28
                                    

Naruto mengemudikan mobilnya dengan setengah mengantuk. Wajahnya kusut meski dirinya sudah mandi. Demi apa dia harus datang ke rumah jam enam pagi begini. Ayahnya menelponnya pagi - pagi buta dan tanpa penjelasan apapun memintanya segera datang ke rumah karena ada hal penting yang ingin dibicarakan.

Naruto yang saat itu belum sepenuhnya sadar dari tidurnya tidak sempat bicara apapun apalagi menolak atau setidaknya meminta ijin untuk tidur sebentar lagi dan datang sedikit lebih siang, ayahnya sudah keburu menutup telponnya.

Sambil sesekali menguap, Naruto berusaha konsentrasi menyetir. Untungnya sekarang Sabtu, sebagian besar orang libur hingga jalanan tidak terlalu ramai. Naruto baru pulang dari acara kencannya sekitar pukul dua pagi. Wajar jika saat ini matanya masih sangat ingin tertutup.

Hanya butuh waktu lima belas menit untuk sampai ke rumah utama, Naruto memarkir mobilnya di dekat garasi rumahnya. Langkahnya disambut oleh kepala pelayan keluarga Namikaze yang berdiri di dekat pintu masuk sambil membungkuk.

"Anda sudah ditunggu Minato - sama di ruang kerjanya'' pelayan bernama Iruka itu menunduk hormat pada Naruto.

"Terima kasih Paman'' Naruto berusaha tersenyum di tengah rasa kantuk yang masih menyerangnya.

Naruto menaiki tangga melingkar di dalam rumah mewah itu. Ruang kerja ayahnya berada di lantai dua, dekat dengan perpustakaan. Saat kecil Naruto jarang memasukinya karena Minato sering melarangnya, tapi terkadang dia diam - diam menyelinap masuk untuk mengejutkan ayahnya.

Mengetuk pintu pelan, Naruto menunggu hingga suara ayahnya yang menyuruhnya masuk terdengar. Dengan langkah perlahan Naruto memasuki ruang kerja ayahnya.

Di tengah ruangan yang terdapat satu set meja kerja, Minato terlihat duduk sambil menopang dagunya dengan kedua tangan. Mata birunya yang senada dengan Naruto, menatap putranya tajam.

"Pagi Ayah'' sapa Naruto sopan ''ada perlu apa Ayah menyuruhku datang pagi - pagi begini?'' Tanya Naruto langsung.

Minato bangkit, melangkah perlahan menghampiri putranya dengan rahang mengeras. Tatapan tajam dari Minato membuat Naruto sedikit banyak salah tingkah.

"Apa ini?'' Minato meraih tab dari atas meja dan menunjukan layarnya tepat di depan wajah Naruto.

Mata biru Naruto menajam, berusaha memperhatikan layar tab dimana sebuah laman sedang terbuka. Laman yang berisi berita.

Wajah Naruto mengeriyit begitu melihat headline yang terpampang di laman utama.

Pewaris Namikaze dan Uchiha berkencan?.

Tertulis dengan besar dan dicetak tebal. Di bawah headline itu juga terpampang gambar dirinya dan Sasuke yang sedang saling berpelukan di area parkir. Kenapa harus area parkir. Sangat tidak keren' pikir Naruto gagal fokus. Senyum yang bagi Minato aneh terukir di wajah putranya.

"Kau tahu apa yang sudah kau lakukan huh,?'' Suara Minato yang menahan emosi menyadarkan Naruto dari lamunannya tentang kencannya semalam dengan Sasuke. Mata birunya kini fokus pada tatapan Minato yang seolah ingin mengulitinya.

"Maksud Ayah?'' Naruto sebenarnya mengerti dengan pertanyaan ayahnya, hatinya juga ketar - ketir mengetahui ada paparazi yang memotret dirinya dengan Sasuke tanpa dia tahu, hanya saja Naruto sedang berpikir, mencari alasan yang kira - kira bisa membuat ayahnya sedikit tenang.

"Jangan main - main denganku Namikaze Naruto, dengan otak cerdasmu kau pasti mengerti dengan jelas apa yang aku maksud. Sekarang apa alasanmu untuk berita itu?'' Tanya Minato geram.

"Uummm... ini'' Naruto menggaruk rambut pirangnya yang sebenarnya tidak gatal ''ini hanya editan Ayah'' jawab Naruto sekenanya.

"Editan kepalamu'' sembur Minato emosi yang ditanggapi putranya dengan cemberut ''Ayah sudah memastikan ini foto asli. Pakar telematika yang Ayah hubungi pagi - pagi buta tadi sudah memastikannya. Jadi ada yang ingin kau ceritakan anak muda?'' Minato begitu berapi - api meminta penjelasan pada putra tunggalnya.

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang