Siang hari ini terasa lebih panas dari sebelumnya, ya itulah yang berada di dalam hati dan pikiran Jeslin saat ini, ia ingin membicarakan sesuatu yang penting namun ia ragu, hingga akhirnya ia pun memberanikan diri untuk mengatakan hal yang ada dalam pikirannya ke Lando.
"Lando aku mau ngomong sesuatu.." seru Jeslin kepada Lando tapi Lando masih asik dengan PSP nya dan tidak memperdulikan Jeslin."Landooo aku mau ngomong!" seru Jeslin lagi sambil mengambil PSP Lando. Lando pun merasa jengkel tapi setelah dilihatnya Jeslin yang tampak serius akhirnya dia hanya bisa bersabar.
"Iya mau ngomong apa?" tanya Lando ke Jeslin.
"Aku.. Aku mau pindah ke Jakarta" jawab Jeslin ragu dengan wajah sedih. Lando hanya bisa diam sambil berpikir apakah yang dikatakan Jeslin itu benar? Akhirnya Lando mulai buka suara.
"Kamu serius?" tanya Lando singkat."Iya, tadi aku pulang sekolah di jemput sama Mama dan Papa, terus di jalan mereka bilang kalau mereka mau ngajak aku tinggal bareng mereka di Jakarta" balas Jeslin sambil menundukkan kepala. Lando pun kaget dengan penjelasan Jeslin, Lando pun menunjukkan wajah sedih tapi jauh di dalam pikiran Lando ia juga senang karena akhirnya dia bisa bebas melakukan apapun yang ia mau tanpa ada yang melarangnya.
"Ohh gitu, ya udah gapapa kamu pindah aja, lagian kamu kan emang dari dulu kepengen tinggal bareng orang tua kamu" balas Lando dengan wajah sedikit kecewa.
"Tapi, nanti Lando jadi ke sekolah sendirian terus ga ada teman buat main juga" kata Jeslin lagi dengan wajah sedih. Saat itu Lando hanya berkata dalam hati gue malah seneng kalo lu pergi Lin, jadi ga ada lagi yang ganggu hidup gue.
Namun sebagaimana seorang sahabat yang sudah saling kenal dari kecil, tentu saja ada rasa berat untuk ditinggal Jeslin. Sayup-sayup ingatan masa kecil mereka merasuk dalam pikiran Lando, dan membuatnya termenung sejenak, Jeslin tampak bingung karena Lando hanya diam. Lalu ia pun berkata
"Lando? Lando kenapa? Kok diam aja?" Pertanyaan Jeslin tentu membuat Lando langsung tersadar dari lamunannya, dan ia pun berkata "Engga kok, aku ga apa-apa, udah ga usah dipikirin, oh iya kamu kapan pergi ke Jakarta nya Lin?" balas Lando cepat ke Jeslin. Jeslin pun menjawab "Kata Papa sih Minggu depan Lan, tapi kamu bener gapapa aku pergi ke Jakarta?" tanya Jeslin lagi untuk memastikan, dan hanya anggukan sajalah yang diberikan Lando sebagai jawaban, dan keheningan pun terjadi lagi, namun tak beberapa lama hening, kak Nina anak Paman Jeslin datang menghampiri dan mengajak mereka untuk makan bersama.***
Terjadi kesunyian pada saat makan bersama hari ini, ada rasa sedih dan kecewa karena kedua orang tua Jeslin yang berniat untuk membawa Jeslin tinggal bersama di Jakarta. Lando yang ikut dalam acara makan bersama itu pun merasa gelisah, lalu ia mulai mencairkan suasana dengan tingkah lakunya yang kekanak-kanakan dan manja.
"Ni, aku mau itu dong!" minta Lando pada nenek Jeslin."Oh iya tunggu ya, nak" jawab nenek Jeslin.
"Hmm.. kak aku juga mau itu.. ambilin dong kak" minta Lando manja ke kak Nina.
"Ambil atuh sendiri, nyampe kan tangannya" balas kak Nina ketus.
"Ya ampun kak, pelit banget deh.." seru Lando dengan bibir cemberut."Ihh Lando kaya anak kecil aja nih.." balas Jeslin sambil tertawa, dan diikuti dengan ketawa anggota keluarga yang lain. Kalau soal mencairkan suasana memang Lando paling jagonya, karena Lando sendiri tidak suka dengan keadaan sunyi.
Setelah makan, Lando pamit pulang ke semua keluarga Jeslin, karena ia juga tahu kalau ia mampir masih menggunakan seragam sekolah.***
Malam harinya Lando masih memikirkan tentang kepergian Jeslin ke Bandung, mungkin aneh rasanya karena ia memikirkan Jeslin terus-menerus padahalkan ia juga tidak suka kalau Jeslin ada di dekatnya. Lando mulai mengingat saat-saat dimana Jeslin selalu menghentikannya kalau ia ingin berbuat nakal, ia juga ingat saat dimana malam hari Jeslin tiba-tiba datang ke rumahnya hanya untuk mengingatkannya untuk mengerjakan pr, semua memori tersebut seakan terputar dengan rapih di dalam pikiran Lando, hingga suara ketukan pintu menghancurkan semuanya. Ternyata yang mengetuk pintu adalah Mamanya yang mengatakan kalau Galang temannya datang, Lando pun langsung menghampiri Galang. Galang memang sering bermain ke rumah Lando pada malam hari, karena rumah mereka juga berdekatan, sebelumnya juga Galang berteman dekat dengan Jeslin, hingga pertemanan mereka menjadi berantakan karena Galang yang menyatakan cintanya pada Jeslin, saat itu tidak hanya Jeslin yang kaget namun Lando juga kaget, dan karena hal itulah Jeslin mulai takut dengan Galang dan selalu menjauh jika ia melihat Galang.
"Dateng lagi lu, lang!" Seru Lando ke Galang."Yaelah ndo, temen dateng bukannya di kasih minum dulu, ini malah langsung duduk nyantai" balas Galang jengkel.
"Ah sama lu ini, lagian lu kan juga udah biasa ke rumah gue, jadi langsung ambil aja sana sendiri!" seru Lando lagi yang membuat Galang semakin jengkel, tapi Galang tidak terlalu memikirkan kejengkelannya ia langsung to the point ke Lando tentang hal yang ingin ia bicarakan.
"Ah tau ah, oh iya Ndo, gue denger-denger Jeslin mau pindah ya? Pindah kemana? Jauh ga? Lama ga?" tanya Galang dengan sangat bersemangat.
"Buset, satu-satu dong nanyanya, semangat banget dah.." balas Lando yang kaget karena diserbu dengan banyak pertanyaan.
"Iya Jeslin emang mau pindah, dia pindah ke Jakarta katanya, terus kalo lama apa engganya sih gue ga tau" lanjut Lando yang membuat Galang kecewa.
"Kenapa? Jangan bilang lu masih suka sama Jeslin sampe sekarang?" Tanya Lando ke Galang, yang membuat pipi pemuda itu memerah.
"Ah benerkan kata gue, udahlah Lang, cepet-cepet move on aja" lanjut Lando enteng, yang membuat Galang sedikit kesal.
"Lu kira move on gampang? Gue sukanya udah dari gue masih SD nih! Lu bayangin dah sendiri, gimana coba caranya gue move on?" balas Galang dengan nada sedikit kesal. Lando pun langsung tertawa dengan riangnya Setelah melihat wajah kesal Galang.
"Lang, cinta jaman SD itu cinta monyet, alias cuma bohongan doang, polos banget sih lu" jawab Lando meremehkan yang malah membuat Galang semakin kesal.
"Ah percuma gue ngomong sama lu, bukannya dapet pencerahan malah dapet ledekan, udah ah gue pulang aja, makin lama disini makin pengen gue pukul lu!" seru Galang kesal yang membuat Lando semakin tertawa terbahak-bahak. Galang pun pergi sambil melempar bantal kursi yang sedari tadi dia pegang ke arah wajah Lando, dan dengan sigap Lando langsung menangkapnya.
Setelah Galang pergi, Lando kembali masuk ke kamarnya dan tiduran di atas kasur, dia tampak seperti pria galau yang ditinggalkan kekasihnya, namun seketika dia tersadar akan apa yang ia pikirkan dan langsung mengomel sendiri.
"Apaan sih yang gue pikirin dari tadi, kalo Jeslin mau pergi harusan tuh gue seneng ini malah sok sedih segala! Lando sadar woii Jeslin tuh bawel, kerjaannya nyuruh dan maksa orang mulu! Cewek kaya gitu masa lu pikirin.." seru Lando pada dirinya sendiri, yang lama-kelamaan malah membuatnya ketiduran.***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear (Boy) Friend
Teen FictionSewaktu masih kecil Jeslin dan Lando adalah sahabat yang saling bertolak belakang, dimana Jeslin kecil adalah seorang gadis cantik, baik, dan penurut akan setiap perkataan neneknya, sedangkan Lando adalah anak yang nakal dan sering membuat gaduh. Su...