Bagian 2

48 6 4
                                    

Matahari sudah mulai menampakan sinarnya sedari tadi, namun Lando masih saja tertidur di kamarnya seakan hari ini adalah hari libur.

"Landooooo!! Bangun!!" Teriak Mamanya dari luar pintu karena geram putra satu-satunya ini tidak bangun juga padahal sudah 3x dipanggil. Lando pun tersentak mendengar teriakan Mamanya yang ia anggap seperti suara toa masjid, dengan sigap ia buru-buru bangun sebelum Mamanya semakin marah.

"Iya ma, Lando udah bangun kok, ini juga mau mandi" jawab Lando secepat mungkin.

"Cepetann! Itu Jeslin sudah nunggu dibawah!" teriak Mamanya lagi karena sudah sangat kesal.
Jeslin yang sedari tadi menunggu Lando untuk keluar rumah tampak bosan, ia pun memutuskan untuk berangkat sekolah sendiri, dan ini adalah kali pertama Jeslin untuk berangkat sekolah sendiri tanpa ditemani Lando ataupun neneknya.
15 menit kemudian Lando baru keluar dari rumah dan berkata
"Ayo Lin kita berangkat!". Lalu dilihatnya keluar ternyata tidak ada Jeslin.

"Lah kemana tuh anak? Kok ngilang? Apa udah duluan kali ya?" Berjuta rasa tanya dan khawatir langsung merasuk dalam pikiran Lando, karena ia tahu sahabatnya yang satu ini tidak pernah berangkat sekolah sendirian, dan Lando pun akhirnya memutuskan untuk berlari menuju sekolah dengan harapan ia bertemu Jeslin di perjalanan.
Sesampainya di sekolah Lando tampak panik karena ia tidak menemukan Jeslin di kelas, dan ia juga yakin tidak bertemu dengan Jeslin sewaktu diperjalanan menuju sekolah. Lando tampak kalut dan panik, karena bagaimanapun juga Lando merasa bertanggung jawab kalau sampai terjadi apa-apa pada Jeslin. Tak berapa lama rasa kalut dan panik itu hilang karena ia melihat sosok Jeslin yang sudah berada tepat di depan pintu gerbang sekolah, tanpa pikir panjang Lando langsung menghampiri Jeslin dan berkata "Kenapa ga berangkat bareng aku? Terus kok lama banget nyampenya?" Tanya Lando kepada Jeslin.

"Aku bosan nunguin kamu lama banget, jadi ya udah aku berangkat sekolah sendiri aja, lagian kalau dipikir-pikir aku ga pernah berangkat sendiri, jadi aku harus coba" jawab Jeslin menjelaskan.

"Seenggaknya bilang dulu dong ke aku!" seru Lando ke Jeslin.

"Lando khawatir ya? Tenang aja Jeslin baik-baik aja kok" jawab Jeslin dengan senyum manisnya. Pipi Lando mendadak merah karena Jeslin tahu kalau Lando sangat mengkhawatirkannya, dan Lando pun langsung pergi meninggalkan Jeslin karena ia merasa sangat malu.

***

Saat bel istirahat seperti biasa pasti Lando langsung pergi ke belakang sekolah dan bertemu dengan teman-temannya yang sama-sama nakal.
"Woii.. lagi ngapain lo disitu?" Tanya Lando dengan suara keras kepada temannya yang tampak sedang asik dengan handphonenya Vino.

"Ahh elo lan, bikin gue kaget aja! Gue kirain tadi bu Ros yang lewat!" kesal Romi temannya yang juga sedang asik memandangi hp Vino. Bu Ros adalah guru BP di sekolah mereka, dan guru yang satu ini terkenal sangat menyeramkan di sekolah.

"Lagian lu lagi ngapain sih? Asik banget kayanya.. Bagi-bagilah kalo ada yang seru!" pinta Lando kepada temannya.

"Ahh bawel lu, sini aja liat sendiri!" ajak temannya yang lain, Askha.

"Anjrit nonton video bokep lo di sekolah, bosen idup banget lo pada!" seru Lando yang tampak kaget, karena senakal-nakalnya Lando, ia tidak pernah menonton video seperti itu, ya tentu saja itu karena Jeslin yang selalu berada disampingnya dan selalu menceramahinya hingga dia bosan untuk melakukannya lagi.

"Wkwkwk.. kaya bocah SD aja lu langsung kaget ngeliat beginian" balas Vino yang diiringi tawa semua temannya yang ada di sana, Lando pun langsung merasa malu dan dia merutuki Jeslin, karena gara-gara dialah Lando jadi ga bisa melewati masa remajanya dengan tenang.
Ketika suasana belakang sekolah sedang hening, tiba-tiba mereka tampak kaget karena mendengar suara derap kaki yang menuju ke arah mereka.

"Mampus, jangan-jangan Bu Ros beneran nih!" seru Romi yang anaknya memang parnoan. Tak lama kemudian tampaklah jelas, ternyata suara derap kaki itu berasal dari Jeslin yang sedang berlari menuju Lando, dan teman-teman Lando pun tampak lega bercampur kesal karena keasikan mereka terganggu olehnya. Walaupun hal seperti ini bukanlah kali pertama bagi mereka.

"Lando kok disini? Belnya udah bunyi ayo masuk kelas" ajak Jeslin ke Lando.
Lando hanya diam dan berpura-pura tidak mengenal Jeslin, sampai akhirnya Jeslin menarik tangan Lando dan menyuruhnya untuk cepat masuk kelas. Lando tampak berontak dan kesal karena di depan teman-temannya Jeslin menarik tangannya begitu saja.

"Ahhh.. udah kamu aja sana yang masuk! Aku masih mau disini! Sana pergi jangan ganggu!" teriak Lando dengan sangat kesal ke Jeslin. Jeslin pun tampak sedih dan rasanya ia ingin menangis tapi ditahannya tangisan itu dan ia pergi meninggalkan Lando, dengan perasaan sedih Jeslin menuju ke toilet dan disanalah ia menangis, Jeslin tidak mau menangis di depan Lando karena saat itu ada teman-temannya, dan ia takut kalo ia menangis di depan Lando nanti yang ada Lando malah dijauhi sama teman-temannya.
Setelah perasaan Jeslin membaik, ia pun segera kembali ke kelas, walaupun terlihat dengan jelas kelopak matanya sembab karena habis menangis. Namun, tak ada satu pun teman sekelas Jeslin yang perduli akan hal tersebut.
Meskipun perasaannya sudah membaik, tapi pikiran Jeslin masih mengingat bagaimana Lando membentaknya, ia tahu mungkin Lando tidak suka karena ia telah memaksa Lando, tapi yang ia lakukan semata-mata hanya untuk kebaikan Lando, dan hal itulah yang membuat Jeslin sedih. Dan pada akhirnya Jeslin memutuskan untuk meminta maaf pada Lando sepulang sekolah nanti.

***

Setelah pulang sekolah, Jeslin bertemu dengan seorang wanita dewasa yang membuatnya tidak jadi meminta maaf pada Lando...

Kira-kira siapakah wanita tersebut?

My Dear (Boy) FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang