0.3

1.6K 99 0
                                        

Dear Ali,
Aku ingat dimana kamu dipeluk oleh Isya, dan dia melontarkan kata yang tak ingin kudengar. Sakit, Li.
Aku ingat dimana kamu tetap berusaha untuk mengantarku pulang. Tetap berusaha membuat aku percaya sama kamu. Aku percaya dengan ucapan kamu, Li. Saat itu, aku sedang tidak berada di moodku saja.
Maafkan aku, Li.
— Prilly Latuconsina

•••

Jakarta, 28 April 2015
Siang itu, Ali sedang mengajak Prilly berjalan-jalan disekitar pantai. Ia berniat mengajak Prilly bersenang-senang disana.

"Aliii!" sebuah suara memanggil Ali. Tiba-tiba, Ali dipeluk oleh sebuah perempuan begitu saja dari belakang. Perempuan itu menyandarkan tubuhnya ke punggung Ali.

"Isya?" tanya Ali. "Lo ngapain, sih? Ih, lepas!"

"Ih, Sayang! Kok, kamu gitu, sih, sama aku? Aku, kan, pacar kamu!" celetuknya.

"Pacar? Gitu ya? Apa kabar, tuh, sama si James?" ucap Ali sinis.

"Aku nggak sama James lagi. Aku maunya sama kamu, Ali!" Isya menggelayut di lengan Ali.

"A... Ali. Dia pacar kamu?" tanya Prilly.

"Bukan, Sayang." Ali mengelus kepala Prilly. Prilly hanya berusaha tersenyum kecil, padahal saat itu hatinya seperti ditusuk seribu pedang. Sakit.

"Ih, lo siapa? Ali pacar gue! Dasar penganggu! Jangan jadi perusak hubungan orang, deh!" sungut Isya.

"Heh, lo sadar diri dong! Prilly pacar gue. Lo kali yang jadi perusak dan penganggu! Lagian, lo udah ninggalin gue buat si James itu, kenapa sekarang lo balik lagi ke gue?" bentak Ali. "Sana, pergi!"

"Ali Sayang. Dia itu bantet, jelek! Lah gue? Model! Cantik, tinggi, langsing!"

"Iya, Li." ucap Prilly, tiba-tiba. "Dia lebih pantes buat kamu. Maaf, aku pergi dulu. Aku mau pulang."

"Hei, Prilly! Jangan berpikir begitu. Kamu sempurna buat aku, oke?" ucap Ali.

"Aku mau pulang."

"Aku anter ya, Sayang?" tawar Ali.

"Nggak! Nggak perlu. Aku bisa pulang sendiri," Prilly langsung cepat-cepat berlari dari tempat tersebut, sambil terisak.

Sayup-sayup, terdengar suara Ali yang berusaha lepas dari Isya. Prilly tak peduli, ia tetap berlari sambil menangis. Pikirannya kalut saat itu. Kepalanya terasa berat, dan semuanya menggelap.

Last 5 Messages [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang