Alien itu datang lagi.
Membekukanku.
Membuatku terpanah.
Tapi juga menyayat jantung ini lagi.
Dia didepanku. Tepat didepanku, sekarang. Setelah tadi pagi dia menyapaku, dia mengajakku bertemu pulang sekolah ini.
Memandanginya lagi. Melihat mata bulatnya. Melihat bibirnya yang kadang dia gigit. Melihat tangannya yang tak pernah bisa diam.
Alien itu didepanku. Nyata.
"Hai.", sapanya terdengar kaku.
Aku masih membeku. Mencerna apa yang terjadi. Mengapa aku menerima ajakan bodoh ini.
"Iya.", jawabku sekenanya.
Alien ini menghilang setahun lalu. Tanpa kabar sedikitpun. Tanpa kata perpisahan. Tanpa sebuah kata manis untuk diingat.
Tapi, semanis apapun kata, perpisahan tetap menyakitkan, bukan?
"Apa kabar?", tanyanya yang diakhiri dengan menggigit bibir bawahnya, tanda bahwa dia gugup. Begitu juga aku.
"Kemana lo setahun ini? Hm?", tanyaku to the point. Aku merasa suaraku yang berbeda. Seperti dingin. Dingin yang begitu menusuk.
Alien itu terlihat menarik nafas dalam. Seperti berat sekali untuk bernafas saja.
Dia melihatku. Tepat dimanik mataku. Lalu menutup matanya kembali.
"Aku..", ucapnya menggantung.
"Aku harus ninggalin kamu."
"Dengan gampangnya lo bilang itu?", tanyaku tak percaya. Aku bangun dari dudukku dan segera pergi dari cafe itu.
Jika dia hanya ingin bicara itu, lebih baik tak usah. Tak usah membuatku semakin terluka hanya dengan bilang kalau dia harus ninggalinku.
Alien itu bernama Niki, teman pertamaku saat disekolah ini, sahabat yang selalu ada untukku juga melindungiku, juga cinta pertamaku.
Aku ingat betul saat kami kelas sepuluh. Saat itu ada segerombolan kakak kelas yang menggodaiku, lalu Niki datang seakan pahlawan. Padahal, aku tahu betul dia tidak bisa berkelahi. Punya ilmunya saja tidak.
Tapi dia datang, menggenggam tanganku erat dan berkata pada senior senior itu.
"Kalo lo godain dia, godain gue dulu."
Bodoh.
Idiot.
Senior senior itu tertawa, lalu salah satunya memukul Niki hingga jatuh. Dan salah satunya berkata, "Gue cuma mau minta nomor abang lo. Lo adiknya Galih kan? Gue mau ajak futsal."
Dan itu memalukan.
Tapi itu juga yang membuatku jatuh cinta dengan Alien itu. Dengan Niki Putra Erlangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alien Dari Mars
RomantizmAlien dari Mars, setidaknya hanya itu yang dapat mendeskripsikan dirimu saat ini.