1. Babybreath

12.9K 754 41
                                    

Selalu seperti ini. Setiap gadis itu mengunjungi ruang kerja Taehyung, suasana terasa mencekam. Berkali-kali Taehyung mendesah kasar. Merasa kesal karena pekerjaannya terusik.

"Pergilah... Seul Bi!" Taehyung memulai konversasi

Suara decakan si gadis menyeruak.

"Apa mulutmu tak bisa digunakan selain mengusirku?"

Taehyung menatapnya tajam. "Aku sedang sibuk, pekerjaanku di kantor semakin banyak. Kumohon mengerti lah!" Terang Taehyung

"Oh... ayolah. Hanya menemaniku ke kedai ice cream apa sulitnya?"

"Sulit katamu?"

"Aku janji, setelah kita ke kedai ice cream, aku akan menemanimu di kantor."

Taehyung tersenyum sinis. "Menemaniku? Kau pikir aku suka? Tsk... aku bahkan tak pernah berharap kau datang menemuiku." ejeknya sarkartis.

Seul Bi menarik nafas panjang, berusaha meredam emosi.

"Aku tidak mau tahu... pokoknya kau harus menemaniku pergi!" kecam Seul Bi

"Bagaimana jika aku tetap menolak?"

"Akan ku adukan pada kakek!"

"Silahkan saja!"

Wajah Seul Bi merah padam. Taehyung berhasil membuat otaknya mendidih. Amarah yang meledak-ledak menguasai Seul Bi saat ini.

"Tsk!"

Ia berdecak. Setelah itu melangkah pergi tanpa pamit. Taehyung mengamati punggung Seul Bi yang kian menjauh. Tatapannya datar. Tak ada rasa kasihan untuk gadis itu.

BLAM

Pintu dibanting kasar. Taehyung tak acuh. Ia kembali memeriksa tumpukan kertas dihadapannya, tak begitu terkejut oleh suara dentuman pintu. Hampir setiap hari ia mendengar suara yang sama. Bahkan Taehyung mulai bosan.

Gadis itu berjalan angkuh. Mengabaikan sapaan dari pekerja yang berlalu lalang di kantor perusahaan Kim Group Company. Beberapa pasang mata memujinya. Namun Seul Bi berlagak tak peduli. Terlalu bosan mendengar pujian seperti itu.

Ia memasuki mobil yang terparkir di samping mobil Kim Taehyung. Seul Bi sempat memiliki niat untuk membocorkan ban mobil lelaki itu. Namun Seul Bi mengurungnya. Karena ia memiliki ide lain.

"Awas saja kau, Kim Taehyung."

Di dalam ruang kantornya, Taehyung masih bergulat dengan pulpen dan kertas untuk di tanda tangani.

"Huffttt.." Ia mendesah kasar, jenuh dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai.

Taehyung melirik sebuket bunga babybreath diatas meja kerjanya. Seul Bi yang memberikan. Taehyung heran mengapa gadis itu suka sekali bunga babybreath, katanya lambang cinta sejati. Cih, omong kosong.

Ia membuang buket bunga itu ke tong sampah. Tak peduli berapa harganya.

Drrtt Drttt

Ponsel Taehyung bergetar diatas meja. Segera ia melihat nama si pemanggil. Berharap bukan dari si pembawa masalah.

"Kakek menelfonku?"

Taehyung memutar bola mata. Wajahnya berubah masam.

"Cih! Gadis tengik itu pasti sudah mengadu." Gerutunya kesal.

Taehyung menolak telfon. Tak ada guna menerima panggilan. Ia sudah tahu arah pembicaraan yang akan di kicaukan lelaki tua itu. Ujung-ujung pasti ia akan diperintahkan pulang.

Stupid MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang