The Man with a Strange Smile

8.9K 699 122
                                    

author's note: Terima kasih atas dukungannya, teman-teman! Aku membaca semua komentar, tapi belum bisa balas satu persatu, hehehe, tapi aku senang sekali membaca semuanya!

***

"Kau... pernah melihatnya?" 

Berhati-hati, Sakura melempar tanya pada Kakashi yang tak tampak seperti biasanya. Pria itu terdengar seperti menghindari sesuatu, dan mencoba tak mengingatnya. 

Akan tetapi, Sakura begitu penasaran. Jika ia pernah melihatnya, mengapa ia menyembunyikannya?

"Seseorang dari Kirigakure pernah menyuruh ninja lain untuk menikah?"

Kakashi menggeleng.

Shikamaru mengerutkan kening. Rasanya Kakashi tidak begitu responsif dan tidak menjelaskan apapun, hanya meninggalkan pertanyaan di kepala mereka. Jelas sekali kalau ia enggan menjelaskan. 

Lagi, kesabaran Sakura tidak sebesar Shikamaru, ia mendorong Kakashi dengan deretan  pertanyaan.

"Lalu? Kau pernah bekerjasama dengan Kirigakure untuk merestorasi sebuah klan? Atau... kau pernah menemui Daimyo Air? Atau Daimyo Api pernah mengutusmu dalam sebuah misi bisnis dengan Negara Air?"

Kakashi menepis semua pertanyaannya. Ia masih menunggu.

Entah mengapa, memori tentang hari itu sangat sulit untuk dibicarakan.

Jari manis di tangan kanannya berkedut tanpa kehendaknya. Ia tidak benar-benar ingin membuka sebagian masa lalunya pada anak-anak ini.

"Kakashi-sensei, kau tidak akan membantu kami jika kau tidak mengatakan apapun."

"Aku tidak perlu menceritakannya," ujar Kakashi, mencoba menitikkan keceriaan pada nada bicaranya. Ia tersenyum, "Akan tetapi, kita harus waspada."

"Waspada? Terhadap Kirigakure?" Naruto mengernyit. Ia tidak yakin atas tuduhan Kakashi yang tak berdasar.

Kakashi menggeleng, "Aku yakin—"

"Aku tidak mengerti, Kakashi-sensei," Shikamaru menekan, "Setidaknya, jika kau tidak ingin menceritakan apa yang terjadi padamu pada saat itu, coba jelaskan apa yang akan kita hadapi nantinya."

"Gulungan itu adalah—" 

Tangannya berkedut, lagi.

Memori itu kembali—setiap malam, darah gadis itu muncul di tangan kanannya. Kakashi tak bisa melenyapkannya dengan segala cara, mencucinya, menghapusnya—

Kakashi berhenti.

Sakura mengerutkan kening. Ia menyadari getaran pada tangan Kakashi setiap kali pria itu hendak melontarkan sebuah jawaban.

Tiba-tiba sebuah nama yang familier berdengung di kepalanya.

Sebuah nama yang sempat Uchiha Obito sebutkan.

"—Ketika Negara Air hendak mengintervensi sebuah desa, maka gulungan emas itu akan diberikan kepada shinobi yang bertugas. Aku tidak pernah menerimanya, aku hanya melihatnya. Aku tahu intervensi itu bisa baik dan buruk. Namun... aku tidak menyukai pengalamanku sendiri. Kuharap aku tidak mengulanginya lagi."

Penjelasannya begitu singkat. Shikamaru masih menyimpan banyak tanya, begitupula Naruto dan Hinata. 

"Pengalaman semacam apa?" Naruto mengusap tengkuknya, mencoba menerka-nerka; pengalaman jenis apa yang sampai-sampai seorang ninja legendaris seperti Hatake Kakashi enggan membicarakannya.

Sesuatu terlintas di kepalanya. Sebuah gurauan, lebih tepatnya.

"Apakah mungkin misi yang sama seperti saat ayah dan ibuku menyegel Kurama? Dulu, sih, pasti terdengar berbahaya," Naruto tertawa kecil, "Namun sekarang, seharusnya sudah tidak apa-apa, 'kan? Kakashi-sensei tidak mungkin mengalami tragedi Bijuu dua kali, bukan?"

Started by a Mission (2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang