"Kalian diperbolehkan untuk belajar diluar hotel selama satu hari."
Aku, Reihan, Dirga, Kak Juna, dan Mas Bejo yang tadinya fokus menatap kumpulan soal fisika diatas meja, kini beralih menatap kearah lelaki berambut pirang yang sedang berdiri didepan kami dengan tak percaya.
"Sungguh?"
"Laoshi tidak bercanda kan?"
"Kok bisa?"
Berbagai pertanyaan kami lontarkan kepada Laoshi Yanjie, seorang tutor yang bertugas membimbing kami untuk mengikuti olimpiade fisika nasional yang akan diadakan dua minggu lagi.
"Aku tidak bercanda. Kalian mendapatkan kesempatan untuk pergi belajar di luar hotel. Aku baru saja dihubungi oleh salah satu pihak panitianya. Apa kalian ingin menggunakan kesempatannya atau hanya ingin belajar di hotel?"
Laoshi menghampiri kami dan duduk disebelah lelaki berambut panjang yang dicat merah, Reihan.
"TENTU SAJA KAMI MAU!"
Teriak Dirga dan Reihan berbarengan. Dasar lebay. Aku, Kak Juna dan Mas Bejo juga mengiyakan tetapi dengan suara yang tidak seheboh mereka.
"Akhirnya bisa keluar hotel ini juga." Ucap Reihan, sambil meregangkan kedua tangannya.
Ya, itu benar Rei.
"Aku bosan sekali dengan prasmanan hotel ini. Bisa sekalian makan diluar tidak?" Ucap Dirga.
Hm, benar juga sih. Selama dua minggu ini, kami hanya memakan makanan yang dibuat oleh hotel tempat kami di karantina.
"Cari tempat yang ada wifi dong. Kuotaku habis, tapi ada banyak anime yang ingin kudownload." Kak Juna ikut-ikutan menimpali.
Kakak kelas satu ini, bisa tidak sih satu hari saja tidak membahas soal anime?
"Kalian diberikan kesempatan pergi keluar hotel itu untuk belajar, bukan untuk jalan-jalan. Jika kalian ketahuan panitia olimpiade, kalian bisa dikurangi poin," Laoshi mengomeli mereka bertiga.
Hahaha, bagus Laoshi. Teruskan!
"Tapi aku dan Pak Zam tidak bisa ikut bersama kalian."
"Kenapa Laoshi?" Tanyaku.
"Pak Zam harus menjenguk ibunya yang sedang sakit, sedangkan aku harus mengikuti rapat bersama tutor lain mengenai olimpiade nanti. Sepertinya akan memakan waktu yang lama. Jadi kalian mau belajar dimana?"
Kami berlima terdiam. Mencari jawaban untuk pertanyaan yang dilontarkan oleh Laoshi Yanjie.
"Bagaimana kalau rumahmu saja Jo?"
Kak Juna memecah keheningan yang sempat terjadi beberapa saat.Semua mata kini menatap Mas Bejo, lelaki bertubuh tinggi dan memiliki paras bule. Sedangkan orang yang ditatap menunjuk dirinya sendiri.
"Dirumahku?"
Kak Juna mengangguk, mengiyakan pertanyaan Mas Bejo.
"Aku pernah bermain kesana sekali kan? Rumahmu besar Jo. Bagaimana jika kita belajar dirumahmu saja?"
Mas Bejo tampak berpikir. Setelah beberapa saat ia menyetujui ucapan Kak Juna dan meminta izin sebentar untuk menghubungi orang tuanya.
"Kita belajar dirumahku. Aku sudah minta izin kok."
Pernyataan yang dilontarkan Mas Bejo membuat para lelaki bersorak kegirangan. Aku heran, bagian mananya yang bisa membuat mereka senang? Padahal kan biasa-biasa saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/81115971-288-k511928.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Dirumah Bejo
Fiksi PenggemarTim olimpiade fisika ruang 304 yang beranggotakan Bejo, Juna, Dirga, Reihan, dan Desyca mendapatkan jatah 'belajar outdoor' dari masa karantina mereka selama satu hari. Setelah berdiskusi, mereka memutuskan untuk belajar bersama di rumah leader mere...