Cahaya matahari pagi yang cerah menyambut pagi baru di kediaman Karuto. Rumah bagian depan sudah menjadi kembali normal dalam satu malam dengan kekuatan sihir milik Weissya yang seharusnya tak ada di dalam ilmu pengetahuan. Yah, namanya juga 'occult', tahu sendiri lah!
Di pagi yang cerah itu, Arina duduk manis berhadapan dengan Weissya. Dia meminum teh hijau yang disuguhkan oleh Weissya dengan sopan, dan Weissya tentu saja lebih sopan dan ikut minum. Di tengah mereka ada sebuah menja panjang. Yak, mereka sedang berada di ruang makan.
"Arina-sama, selamat datang."
Weissya yang bangun lebih awal telah bertanya kepada Arina tentang semua yang terjadi, tentang masa lalu, dan juga alasannya ada di sini. Dan kini, karena secara teknis Arina adalah adiknya Karuto, dia juga mencoba hormat. Lagipula, yang ada di hadapannya ini juga seorang putri dari sebuah kerajaan di planet lain.
"Weissya Edelweiss-san, di sini posisi kita semua itu sama, jadi aku harap kau mau memperlakukanku sebagai sesama keluarga." Arina tersenyum ramah pada Weissya. Oh iya, untuk pengetahuan lebih lanjut, nama asli Weissya itu adalah Weissya Edelweiss. Soal Arina kok tahu nama itu, mungkin dia juga mengintip ingatannya Karuto lagi.
"Kalau anda bilang sebagai sesama 'tamu', mungkin saya sudah meledakkan anda karena telah mencuri kesucian Karuto-sama."
"Aku tak mencuri kesuciannya!!"
Di samping Weissya, ada 2 orang gadis yang kebingungan mengikuti pembicaraan mereka. Tentu saja Astraea dan Vrudia, tapi Astraea langsung emosi meledak dengan sebuah pertanyaan, bisa dibilang protes
"Kenapa ada wanita baru di sini!!?? Karuto kau... PLAYBOY!!"
Yah, sebenarnya Vrudia juga ingin mengatakan hal yang sama, tapi soal hal seperti ini adalah keahliannya, atau lebih tepatnya memang perannya Astraea.
"Secara teknis, Arina-sama adalah senior kita."
"EH!?"
"Dia adalah orang yang pertama Karuto-sama tolong. Dan, kau adalah yang kedua." Ucap Weissya dengan tenang dan wajah cool, walau sebenarnya dia juga kurang terima soal semua itu, tapi dia lebih suka memakai Astraea sebagai wakil untuk pengekspresian diri.
"Apa maksudnya?"
Kali ini Vrudia memberanikan diri dan bertanya, langsung ke Arina. Karena Vrudia merasa itu akan menguak kebenaran lebih jelas bagi semuanya. Arina hanya tersenyum dan menjawab semuanya dengan cerita singkat.
Dan tentu saja, hanya sampai apa yang Karuto impikan.
"Aku ingin Karuto-onii-san mengingat semuanya sebelum aku menceritakannya pada kalian tentang kelanjutannya. Aku ingin dia orang pertama yang tahu akan itu."
Astraea langsung protes kembali dan merengek meminta penjelasan, tapi Arina hanya tersenyum dan bersikeras untuk menutupi apa yang telah terjadi.
Sekitar 30 detik kemudian, Vrudia kembali angkat bicara, sepertinya dia ingin menanyakan sesuatu yang mungkin sudah dipikirkannya dari tadi.
Wajahnya perlahan memerah, dan dia memaikan tangannya sambil menundukkan kepalanya karena gelisah.
"Lalu... berarti... sudah berapa kali kau mencium bibirnya Karuto-kun...?"
...
Pandangan Weissya dan Astraea langsung menjadi dingin seolah-olah mereka kaget. Keduanya sepertinya lupa memikirkan hal itu, atau mungkin ereka berusaha melewatkannya? Ah, Vrudia, memangs sungguh berani ternyata!
"... 3... termasuk yang kemarin..."
Arina menjawab dengan nada malu-malu dan agak gelisah. Itu membuat pandangan ketiga orang yang di depannya seperti habis disambar petir, dan tenggelam dalam lautan es, alias pandangan orang mati. Sekali lagi diingatkan, kalau mereka semua bukanlah 'manusia', bahkan ada salah satu dari mereka yang sudah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Occult no Yatsura to Issho no Nichijou [Cancel]
Teen Fiction"Kehidupan Sehari-hari Bersama Mereka yang Occult" "Everyday Life with Those Occults" Menceritakan tentang kehidupan yang sangat tak biasa di kediaman Ryuuo. Ryuuo Karuto adalah anak SMA biasa, tapi sangat blak-blakan dan juga baik hati. Dan entah k...