Seperti biasa, pagi hari pun dimulai dengan matahari yang terbit dari timur. Salah satu hal yang sering di lihat oleh anak laki-laki itu adalah pemandangan fajar, bersama dapur yang lengkap dengan alat-alat masak dan juga bahan-bahannya.
Tapi yang tak biasa adalah, kali ini dia tak memasak sendirian.
"Oke, sudah selesai satu. Tambah merica dan garam, lalu gambar sesukamu, Vrudia."
"Siap, Karuto-chef."
"Lebay banget, dah!"
Vrudia sudah berada di tahap menggambar dengan saus tomat di atas nasi omelet. Dan apa yang dia gambar, menyerupai yang aslinya.
"Rea... Dia sudah pergi, ya..."
"Dari awal juga kita semua sudah tahu, kan? Itulah yang terbaik. Walau aku juga tak mungkin puas kalau aku ditolak oleh orang yang kusukai, ahaha... ha..."
Karuto pun dengan santainya mengatakan sebuah candaan yang cukup membuatnya merasakan rasa bersalah yang besar karena kata perpisahan yang diucapkannya untuk Astraea adalah sebuah penolakan dari pernyataan cinta. Alhasil, tangannya berhenti bergerak karena rasa bersalah yang luar biasa beratnya.
"Kamu bisa bercanda di saat seperti ini, kamu memang bukan orang biasa Karuto-kun... Apalagi kau seharusnya lebih syok dariku."
Wajah masamnya Vrudia pun terlihat jelas. Wajah dari seorang mangaka yang sering begadang demi meningkatkan kualitas gambarnya, kini sangat terlihat jelas kurang tidurnya. Biasanya tak sampai separah itu, ternyata menangis saja bisa sampai membuat orang seperti itu... walau bukan 'orang beneran', sih.
"Bila aku murung sekarang, siapa yang akan menjaga mood kita semua? Dan juga, nanti setelah kita pulang, kamu harus tidur, lho. Wajah cantikmu jadi sia-sia nanti."
Vrudia segera memerah dan tersipu, lalu memalingkan matanya... itu yang awalnya Karuto pikirkan setelah melihat bagaimana kepribadian Vrudia itu, latar belakang kenapa Vrudia bisa ke sini, dan lain-lain yang membuat Karuto memahami keadaan Vrudia.
"Jangan pikir itu akan mempan terus padaku. Suatu saat nanti, jangan marah kalau aku yang akan membuatmu tersipu malu, lho."
Tapi kali ini Vrudia hanya tersenyum jahil dan menatap Karuto tanpa keraguan. Juga, mata yang selama ini sering memalingkan pandangan dari bertatap mata, kini pun terlihat baik-baik saja terfokus pada satu titik yang dihindari.
Gadis yang dulunya tak suka bicara, kurang bisa bergaul, kini sudah bisa seperti ini. Saking terkejutnya, Karuto pun terdiam beku dan agak tersipu, dan jantungnya berdetak kencang barusan.
"Pernah. Bahkan 2 kali."
Karuto tiba-tiba teringat kembali apa yang pernah dikatakan Arina, yang sangat yakin kalau Karuto pernah menyukai gadis sebanyak 2 kali.
Itu membuatnya berpikir 'Apakah aku menyukai Vrudia?' dan kalau itu benar, 'Siapa lagi yang satunya?'. Dan, apakah yang dikatakan Arina itu bisa dipercaya?
"Arina dan Weissya katanya sudah pergi duluan. Aku akan membangunkan Shinya dan Hina, supaya setelah makan kita bisa langsung mengunjungi makamnya Astraea. Bisa kau lanjutkan masaknya, kan?"
"Oui, Karuto-chef!"
Setelah mendapatkan sebuah salut penuh kepercayaan diri, Karuto pun membalas dengan salut juga, lalu berbalik dan melangkahkan kakinya keluar dari dapur. Akan tetapi, setelah bersikap tenang, 7 langkah setelah keluar dari dapur... dia sempoyongan dan tak bisa berdiri tegap bila tak bersender ke tembok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Occult no Yatsura to Issho no Nichijou [Cancel]
Teen Fiction"Kehidupan Sehari-hari Bersama Mereka yang Occult" "Everyday Life with Those Occults" Menceritakan tentang kehidupan yang sangat tak biasa di kediaman Ryuuo. Ryuuo Karuto adalah anak SMA biasa, tapi sangat blak-blakan dan juga baik hati. Dan entah k...