Sudah hampir 2 bulan setelah Arina datang. Suasana di kediaman Ryuuo semakin ramai, dan semakin mengkhawatirkan tiap harinya.
Dengan tes berakhir, tentu saja Karuto menguasai semua peringkat teratas di tes akhir semester, liburan musim panas sudah ada di depan mata.
Meski begitu...
"Ha..."
Karuto menghela nafas sambil menghadap ke arah jendela. Sosok seorang ketua kelas yang terlihat lelah itu mengundang banyak perhatian. Tentu saja yang mendekat hanya 2 orang, tapi salah satunya sedang absen hari ini.
"Karu-chi, ini sudah ke-30 kalinya kau mengeluh di hari ini. Apa kau lupa kalau semakin banyak kau mengeluh, kebahagian dan keberuntungan akan meninggalkanmu?"
Yang ada di depannya adalah Shinya. Yak, yang tak ada adalah Vrudia.
"Diam. Aku baru mengeluh 27 kali. Lagian itu juga hanya legenda urban."
Sebenarnya, lelucon itu sering dipakai di manga. Apalagi di manga comedy tentang klub pengembangan game yang nggak jelas, yang ada salah satu karakter yang menghirup keberuntungan orang lain yang menghela nafas panjang. Yah, tapi tentu saja itu hanya sekedar fiksi belaka.
"Furu-chi kok tumben pulang meninggalkanmu? Bukankah dia seharusnya bersama denganmu dan mengantarkanmu pulang?"
"Ini bukan pertama kalinya. Kau tahu kan dia ada deadline manga."
Karuto sedikit menghela nafas, dan ini yang ke-28 kalinya untuk hari itu.
"Hebat banget dia. Dia langsung debut setelah diamengarang naskah drama untuk festival sekolah. Dia hanya belajar sedikit, dan akhirnya terbiasa menggambar, dan memulai debutnya."
Karuto memasang senyum tulus, tapi itu segera berubah ketika dia teringat kembali akan kejadian di pagi harinya. Senyuman putus asa kini menghiasi wajahnya, lalu dia segera mengubur wajahnya di dalam lekukan tangannya.
"Oy... Karu-chi, apa yang terjadi...?"
Mendengar suara Shinya bertanya, Karuto menjawab dengan pose yang tak berubah.
"Dan kau harus tahu, kalau sebenarnya tadi pagi Arina kembali lagi menyelinap ke dalam futon-ku, dan Vrudia yang datang membangunkanku langsung mengambil keputusan sendiri seolah-olah aku yang mengajak Arina tidur. Dia langsung menghisap darahku sampai aku anemia. Pil penambah darah saja tak cukup, dan itu sebabnya aku mengeluh lelah terus dari tadi. Dan dengan kemampuan fisiknya yang sudah diperkuat sekarang, dia pasti bisa menyelesaikan name(20)-nya dengan cepat."
Soal rincinya, bisa diimajinasikan sendiri oleh otak Shinya yang cukup pintar. Dan setelah mendengar itu, Shinya segera mengubah topik pembicaraan.
"Kalau Arina-chan...?"
"Seperti biasa, sebelum Arina berbuat onar, dia menyeretnya pulang dulu. Yang perlu dikhawatirkan sekarang adalah bagaimana nasib rumah di saat aku pulang nanti, haha..."
Masih mengubur wajahnya, Karuto secara tak sengaja membunuh rencana pergantian topik yang Shinya lakukan. Tak tahu harus bagaimana, Shinya hanya diam saja di sebelah Karuto dan menunggu Karuto sampai dia ceria kembali.
Beberapa jam kemudian Karuto duduk tegap kembali dengan wajah lelahnya. Di saat dia bangun, jumlah orang yang tersisa di kelas hanyalah 2 orang, yaitu dirinya dan Shinya. Dia tak menyangka kalau dia akan ketiduran selama itu, begitu juga Shinya juga malah ikut ketiduran setelah melihat Karuto ketiduran.
"Hoi... Shinya... apa kau mau pergi ke Theme Park...?"
"Apaan nih tiba-tiba?"
"Ya... Arina menang undian, dan dia dapat 7 tiket buat pergi ke Theme Park besok..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Occult no Yatsura to Issho no Nichijou [Cancel]
Teen Fiction"Kehidupan Sehari-hari Bersama Mereka yang Occult" "Everyday Life with Those Occults" Menceritakan tentang kehidupan yang sangat tak biasa di kediaman Ryuuo. Ryuuo Karuto adalah anak SMA biasa, tapi sangat blak-blakan dan juga baik hati. Dan entah k...