Part 13

18 1 0
                                    

Terimakasih telah menunggu kelanjutan cerita ini, selamat menikmati ^_^

Netrine membalikkan badannya dan menemukan Verrelion bersama Sereine dan Cris berlarian menuju arahnya.

"..." Netrine terkejut senang dan tak bisa berkata-kata. Sesaat kemudian "untunglah! Kalian selamat" Netrine memeluk teman-nya satu-satu.

"kami baik-baik saja dan bisa bertahan hidup karena penduduk disini, mereka sangat baik dan kami dibantu oleh anak-anak ini" mendorong pelan anak perempuan dan temannya. "ayo beri salam"

Anak-anak itu terlihat sedikit bingung dan akhirnya bergerak dengan kaku, seperti sebuah gerakan menghormat. Karena anak ini berasal dari pedalaman ia tak begitu mengerti peraturan kerajaan.

"senang bertemu dengan anda.. tuan putri" ucapnya terbata-bata

Netrine tersenyum senang dan mengelus kepalanya.

"apa anda seorang putri??"

"benar"

"wah.., anda sangat cantik! Pakaian itu pasti sangat mahal" mereka semua terkagum-kagum.

Padahal baju yang dikenakan Netrine sudah sedikit rusak dan kotor, mereka masih mengaguminya.

"tidak mahal kalau kau menginginkannya, aku bisa membuatkannya untuk mu, mau?" Netrine menawarkan pada gadis mungil itu

"tentu saja!" katanya senang sambil meloncat-loncat

"aku juga!" kata gadis lainnya dan berterus-terusan hingga tak terhitung

Netrine tertawa manis dan berkata "kalau banyak pesanan aku tidak bisa membuatnya sekaligus juga akan butuh waktu lama"

"bukan masalah asal ada!" ucap gadis itu.

"benar!" dan lagi mereka berterus-terusan hingga pemandangan tampak ramai.

"baiklah.., tapi aku tidak janji membuatnya sekarang. Kupastikan setelah peperangan dan masalah besar lewat"

Mereka semua menunduk dan tampak sedih, padahal tadinya riang gembira ceria. Netrine menghela napasnya dan menarik perhatian mereka semua, Netrine menyemangati mereka dan bergerak pergi meninggalkan selatan dan menuju Eudine yang jaraknya bukan main. 70km, itu jaraknya. Awalnya ia bisa cepat sampai di selatan karena ia bisa terbang dengan sendirinya. Tapi ditambah dengan beban ini ia tidak bisa terbang sesukanya. Tapi ia punya cara lain yang nyaman dan aman, ia memanggil awan-awan diatas untuk menurun dan memberi tumpangan ke arah utara. Tak butuh waktu lama 7 jam kemudian mereka tiba di utara Eutopi,dan jaraknya tidak jauh dari Eudine. Mereka berjalan cukup lama dan akhirnya melihat istana besar nan indah didepan mata mereka. Semuanya terkagum-kagum kecuali Netrine, temannya dan Fedrick.

Saat itu langit-langit sangat biru dan gemerlap, begitu indah dengan lengkapnya hiasan langit dimalam hari. Bulan dan bintang, mereka serasi dan sangat menyatu. Semuanya terduduk di taman besar dekat istana untuk memandangi langit lebih lama, sedangkan Netrine kembali ke istana untuk memastikan temannya sudah berada disana.

"Netrine!" Cruai berlari sangat cepat dan menyergap Netrine dan memeluknya erat-erat "aku sangat, kami sangat khawatir kamu mendapat kesulitan saat kembali"

"ya sedikit, setidaknya Sereine, Verrelion , dan Cris sudah kutemukan.." Netrine terhuyung dan melemas terjatuh dipangkuan Cruai.

Lucas terburu-buru menuju tempat Cruai, ia tampak sangat panik dengan kondisi Netrine yang begitu lemas.

"tenang Lucas.., dia hanya perlu istirahat" kata Mindow sambil menggendong Netrine tidur di sofa ruang utama.

Lucas masih mencemaskan Netrine walau Mindow sudah mengatakan dia baik-baik saja, ketika ia hendak mengambilkan air panas untuk Netrine ia bertemu dengan laki-laki berambut pirang dan bertubuh langsing yang sedang dengan santai menyender di ambang pintu.

"kau itu menghalangi jalan orang, bisakah menyingkir darisana?" tanya Lucas sebal sambil melewatinya dengan susah payah.

Tak lama kemudian Fedrick menyingkir dari tempatnya bersender kemudian berubah tujuan ke arah sofa yang ditiduri Netrine, baru saja ia hendak mengelus kepala Netrine. Sebuah penghalang tembus pandang menghalangi pergerakannya, penghalang bagi orang-orang yang tidak diterima Netrine. Fedrick merasa sangat sebal akan prilaku Netrine selama ini, padahal Fedrick telah membantunya walau hanya pertolongan kecil di pasar saat itu. Mungkin Netrine tidak mengacuhkan sikap dan pertolongannya tidak ditaruh perhatian, karena saat itu Netrine masih saja pusing dan kurang sadar.

Tak lama kemudian Netrine mulai bangun, dan mengelus-elus kepalanya. Setelah ia tersadar sempurna ia bangkit berdiri dan berlari menuju gerbang besar yang bisa melihat keadaan luar istana dengan keseluruhan, ia bersender di tepian dan melihat keadaan diluar lalu menghela napas. Ia melihat anak-anak dan orang dewasa lainnya masih disana menatap langit yang tiada akhir indahnya. Lucas menghampiri Netrine perlahandan disusul Cruai beserta Verrellion.

"kau sudah baikan?" tanya Lucas perlahandan itu mengagetkan Netrine

Netrine tersentak dan bergerak menjauh dari tepian gerbang yang membuatnya hampir terjatuh, untungnya Lucas menangkapnya. Cruai dan Verrelion tertawa terbahak-bahak.

"kalian tampak seperti pemain sirkus yang sedang melayang diudara dengan satu tali dan sambil berputar berpegangan tangan" Cruai melanjutkan tawanya.

Netrine cemberut dan menutup matanya untuk menenangkan dirinya, namun sesaat ia dikejutkan oleh suara seorang wanita dewasa yang sangat lembut sayangnya yang hanya bisa ia rasakan hanya suara perempuan itu dan sebuah sinar yang terang dan hangat. Sepertinya perempuan itu adalah terang itu. Netrine mendengar ucapannya dengan seksama dan berusaha mengingat semua ucapannya, perempuan itu berbicara dengan nada serius dan tidak main-main dengan keadaan yang dialaminya.

Setelah ia merasa terang itu semakin lama semakin redup ia membuka matanya, semua temannya menatapnya yang tertidur disofa lagi. Mereka tampak khawatir dan bingung.

"kenapa? Lagi? Kamu sakit lagi?" tanya Mindow.

"tidak.., apa yang terjadi barusan?" tanya Netrine yang aneh mendapat dirinya tergeletak disofa lagi dan lagi.

"yah.., kamu menutup mata dan kemudian terjatuh dengan perlahannya. Kupikir kamu ini pingsan lagi, atau malahan bermimpi terbang?" Cruai menambah lelucon diucapannya.

"tidak, barusan aku berhubungan dengan seorang perempuan bersuara lembut dan ia sepertinya adalah terang"

"terang apa? Maksudmu seperti matahari?"

"ya sebuah terang yang membawa ketenangan dan damai, sepertinya dia penguasa dunia alam suci dulunya" jelas Netrine.

Mungkin mereka masih bingung tapi mereka hanya mengangguk-angguk tanpa bertanya lebih lanjut, Verrelion kembali dari dapur membawa teh panas untuk Netrine. Netrine bercerita tentang perjalanannya kemari dari selatan. Mereka lebih tenang dengan cerita Netrine dan tidak begitu mengkhawatirkan Netrine lagi. Setelah berhari-hari berlalu dan lagi-lagi Netrine tidak tenang dengan keadaan seperti ini, ia yakin pasti pasukan tentara abadi masih ada diluar sana. Yang membuat Netrine khawatir ditanah lapang yang menjadi tempat mereka semua bertarung tidak terdapat tentara itu sama sekali, padahal tentara kerajaan sangat kuat melibihi siapa pun. Walau punya kelemahan, kelemahan itu tidak mungkin tentara abadi mengetahuinya. Mereka itu dikendalikan dan tidak berpikir sendirinya, lalu pasti ada pengendali mereka. Netrine menduga kalau orang yang mengendalikannya ada didunia alam gaib. Tapi temannya tidak begitu setuju dengan pendapatnya, tapi entah mengapa Netrine merasa pendapatnya sudah sangat tepat. Netrine ingin pergi ke dunia alam gaib untuk memastikan pemikirannya tepat dan benar, jika benar maka ia akan memusnahkan sipengendali itu.

"kau pergi kesana sendiri?!" tanya Verrelion tampak tidak yakin.

Netrine hanya mengangguk.

"Lucas, kau membiarkannya?" tanya Sereine menatapnya kebingungan.

Lucas berdiri diambang pintu gerbang dan terdiam, tampaknya dia juga tidak begitu setuju. Dan akhirnya ia memutar badannya.

"pergilah" katanya dengan nada rendah "dan pulanglah dengan selamat"

"tenang saja aku ikut kok!" kata Cruai bersemangat.

Lucas memalingkan wajahnya dan menatap langit-langit, kemudian bergabung dengan orang-orang Eutopi Selatan. Lucas mengajak mereka keluar mencari makanan diikuti Verrelion dan Cris. Tapi karena Fedrick tidak suka melakukan hal itu, ia diam didalam istana untuk berjaga-jaga.

Silahkan tunggu part selanjutnya~

UtopiasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang