ENDING

33 1 0
                                    

Semua pasukan tiba-tiba saja terpaku, entah apa yang membuat mereka semua berhenti menyerang. Denkorf baru saja ingin mengecek keadan Yuen, namun dihalangi banyaknya dewan.

"Yuen!!!" Seketika sebuah sinar menyilaukan muncul dari Denkorf, dan seketika juga setelah sinar itu menghilang dewan-dewan juga pemimpin kerajaan gelap telah jatuh ketanah tanpa bergerak.

"De-korf" Yuen berbicara terpatah-patah, tubuhnya tampak begitu rapuh bahkan Denkorf tak berani menyentuhnya.

"bahkan disaat seperti ini kau melucu? Namaku Denkorf" Tanpa ia sadari Denkorf meneteskan airmatanya "tenanglah, kita pasti bisa menyelesaikan misi ini beristiraha-"

"Hoi!" Yuen berteriak sekuat yang ia bisa "kau- menginjak tanganku yang terluka! Dasar payah!"

Dengan ekspresi bengong ala orang idiot ia berdiri dan menepi, membiarkan Yuen meneriaki dan mencemooh didepannya yang bahkan tak ia dengar.

"oke oke, sekarang-ke-si-dewan-api" ia berkata satu-satu karna sanking bingungnya.

"ayolah, kita tidak bisa terlambat" Yuen telah melesat didepannya sebelum Denkorf memulai berjalan.

"hei tunggu aku!!!" Denkorf mengejar Yuen disertai beberapa pasukan tetinggal mereka, tidak lebih dari 10. Jumlah yang sedikit.

Yuen memperlambat lajunya dan melihat daerah seitar yang ia pijaki.

"ada apa ini? Seperti pertarungan hebat terjadi disini"

"pasti dewan yang ikut bersama pemimpin satu lagi ada diperingkat atas" jelas Denkorf.

"ayo! Kita harus bergegas"

Kemudian Yuen berlari dengan cepat atau bisa disebut saja ia menghilang setiap 100 meter dan muncul di jarak 300 meter kedepannya. Tak lama setelah berlari Yuen akhirnya tertabrak pohon karna melihat sesuatu diarah timur, sedangkan ia berlari kearah utara.

"dasar gadis aneh, jangan sampai mereka mengetahui keberadaan kita" Denkorf membekap mulut Yuen dan membawanya bersembunyi didalam semak.

"aku akan menusukmu dari belakang kalau kau lakukan itu lagi"

"apa salahku memang?" gumamnya.

Mereka berdua memperhatikan dari jauh dan melihat kondisinya. Sepertinya kurang bagus, Yoel sedang dalam kondisi terpojok dan Lyua terkulai ditanah tak berdaya. Sepertinya ia telah diserap kekuatannya, 1 dewan tampak terluka parah begitu juga pemimpinnya.

"lakukan lagi" perintah Yuen pada Denkorf.

"lakukan apa?"

"yang tadi, sinar mematikan tadi"

"kau pikir aku begitu hebat bisa melenyapkan mereka sekaligus, aku perlu mengisi energi. Sedangkan tadi berlari saja su-"

"tsk" Yuen menatap tajam kearah Denkorf seperti berkata 'kau ini berisik sekali, bahkan hal kecil ini saja tidak becus kau lakukan' "aku yang akan melakukannya, sinar kan? Kalau itu aku pasti unggul" Yuen tampak bangga.

"yah, kau memang patut membanggakandi bagian itu" Denkorf tetap ditempat persembunyian, sedangkan Yuen sudah muncul ditengah lapangan tempur itu.

Yuen mengeluarkan pedangnya dan mengangkat pedangnya dan langit-langit sekitar mengumpul membuat pusaran kabut yang mengeluarkan banyak petir.

"bersiaplah untuk menjadi manusia gosong, dasar pengecut!"

Tak lama langit diatasnya sudah bergemuruh dan suara petir menggelegar sampai-sampai semua yang berada disana tampak ketakutan, terkecuali Yuen dan si pemimpin.

"oh~ jadi kau tidak takut?"

"memangnya kalau aku takut apa untungmu?"

"tidak banyak sih, setidaknya aku perlu unsur itu" Yuen tersenyum lebar dan mengilang setelah kabut dimana-mana.

1 dewan dan 1 pemimpin terkuat, kalau hanya 2 pihak Yuen pasti menang tapi karna si pemimpin punya 'backup' ia unggul. Si pemimpin memanggil tengkorak-tengkorak, Yuen melirik Denkorf dan mengirim signal.

"Toh akhirnya kau butuh bantuanku kan?" bisik Denkorf.

"diamlah dan bantu aku, yang maksudku adalah kerja sama" Yuen menebas pedangnya dan muncul angin-angin petir kearah para tengkorak.

"Oo, putri sudah marah kah?"

"hei, cepat bantu Lyua dan Yoel" Seketika Denkorf berlari menangkap dan menjauhkan mereka dari jangkauan musuh.

"maaf-"

"tak apa, kau pasti sudah berusaha. Yoel, jagalah putri" Denkorf memberi tanggung jawab pada Yoel untuk menjaga Lyua.

"siap-siap jadi manusia gosong apanya, mana petirmu?" Denkorf menyela pertarungan sengit itu dengan canda.

"kau gila? Enyahlah kalau tak mau membantu, buat susah saja" Yuen menancapkan pedangnya dan dari tanah-tanah yang retak keluar cahaya menyilaukan yak menyayat para makhluk dunia gelap.

"wah.., sama saja. Mana petirmu?" Denkorf mengangkat tangannya dan petir-petir yang menyambar bermunculan di tengah lapangan, melenyapkan semua tengkorak dan tersisa si pemimpin.

"wah.., boleh juga" Yuen melesat kedepan dan mengangkat pedangnya.

-----

Semuanya berakhir, semuanya sudah selesai. Takkan ada lagi yang namanya perang, semuanya damai dengan tak adanya sisi jahat semua makhluk. Semua kembali normal dan baik-baik saja.

Yuen bertemu dengan Lucas, Cruai, Verrelion, Cris, dan banyak temannya yang lain. Mereka mengadakan pesta atas kemenangan yang diraih, Lyua telah kembali dan tentu saja Zuren bahagia dan bangga akan tindakan Yuen. Karna menghabiskan banyak tenaga Yuen perlu istirahat beberapa waktu sebelum pesta itu dimulai.

"kau baik-baik saja?" tanya Lucas.

"sangat baik, kak" Yuen tersenyum.

"oh ayolah, ini memalukan" Lucas memegang bando telinga kucing berwarna hitam dan Yuen putih.

"oh... kakak yang baik akan menuruti permintaan adiknya bukan?"

Lucas hanya menghela nafas dan tersenyum kearah kamera.

"cheese!"

'Cekrek'

Album kenangan yang berisi foto-foto Yuen yang berada dilemari dibiarkan usang dan masih tampak cantik.

Dunia suci tampak begitu sunyi, sedih, dan nyaman, salju-salju bermunculan dimana-mana menambah rasa nostalgia.

"mau ikutan?" Catrish menghampiri Yuen dari belakang dan menunjuk kearah meja kecil dipenuhi cangkir teh.

"boleh" senyum Yuen tulus.

"ini dia Yuen si putri pemberani"

Dalam hati Yuen yang terdalam ia berkata:

"Kuharap kalian baik-baik saja di Srimph, tempat itu sangat nyaman dan ramai. Berbahagialah karna tidak merasakan kesepian disini, Dunia suci sudah cukup tua untuk dikunjungi. Cruai, dapatkanlah pasangan yang bagus untukmu, Lucas, aku tak berharap banyak darimu karna aku sudah mengenalmu, baik-baik sajalah. Untuk teman sesamaku baik-baiklah"

"sampai jumpa"

2 hari setelah temannya pergi ke dunia impian, Yuen pun meninggalkan dunianya, pergi ketempat dimana ia seharusnya berada. Dan semua orang otomatis tak mengingatnya, semua berlalu begitu saja. Kenapa? Karna Yuen sudah menanamkan sesuatu didalam hati mereka semua yang mengenal Yuen, disaat Yuen tak ada lagi didunia mereka tak perlu menangisi kepergiannya. Mereka akan hidup bahagia tanpa kepedihan hati.

Berbahagialah dan nikmati hidup, kalau mengalami kesusahan jangan putus asa, pasti ada jalan terbuka.

Maaf ya kalau akhirnya sangat janggal atau gimana gitu, saya masih pemula amatir dan berusaha untuk membuat cerita ini berakhir indah. TERIMA KASIH kepada pembaca yang setia membaca hingga akhir~ᱶ

UtopiasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang