Fifth : Boy's talk

23 3 0
                                    

  Waktu berlalu dengan cepat. Sudah hampir sebulan Rey dkk pindah kesekolah Nadya. Mereka bertiga--Rey, Alvian dan Robert-- cepat akrab dengan sahabat-sahabat pria Nadya. Tapi, hanya Farhan yang tampak menjaga jarak dengan mereka bertiga.

  Farhan. Sepupu dari Nadya dan Sidney. Ia terkejut ketika pertama kali bertemu dengan Rey dan Alvian di depan perpustakaan. Tentu saja, ia langsung menghindari Rey dan kawan-kawan. Walaupun tidak berada bersama Nadya dulu, ia tahu segalanya. Bagaimana penderitaan kakaknya itu gara-gara Rey, oleh karena itu ia juga membenci Rey. Sangat.

"Farhan." Panggil Robert.
Farhan menatap Robert datar dan memberi sinyal untuk melanjutkan omongannya.

"Gue mau ngomong sesuatu. Tentang Nadya." Lanjut Robert dengan wajah serius. Farhan menatap wajah Robert serius.

*****
  Angin berhembus dengan pelan. Farhan dan Robert berdiri berhadapan. Suasana atap sangat sepi.

"Apa yang mau lo omongin?" Tanya Farhan to the point.

"Gue tau lo marah sama gue dan teman-teman gue. Gue nggak marah, tapi please, izinin gue tetap jadi sahabat Nadya." Pinta Robert.

Farhan mendengus, "sahabat? Sejak kapan lo jadi sahabat Nadya? Kalau lo bilang sejak kita masih SMP, serius gue bakal tonjok lo saat ini juga."

"Gue tau tapi biarin gue nebusin dosa gue ama Nadya, Farhan. Gue nyesel." Lirih Robert.

  Farhan tertawa sinis , "nyesel? Lo bilang nyesel? Setelah apa yang dilewati Nadya? Dia terpuruk hampir mati dan dengan segampangnya lo datang bilang kalau lo nyesel?! Kemana aja lo sebelum dia gitu?! Lo tau kalau dia terluka tapi lo tutup mulut?! Sahabat macam apa lo?! Ha?!!!" Teriak Farhan marah.

  Lepas sudah kendalinya. Ia tidak lagi dapat menahan emosi yang memuncak dalam kepalanya. Tentu saja, ini tentang Nadya, kakaknya yang paling ia sayangi. Ia tidak mau lagi melihat Nadya seperti dulu, tidak hanya untuk sedetik.

"Untuk itu Farhan, gue mau nebus semuanya. Gue bener-bener nyesel. Gue tau gue salah. Dan gue juga ikut sakit ngeliat dia dulu stress. Gue mau ngelindungin dia!" Robert ikut berteriak.

"Tapi lo nggak tau penderitaan Nadya 2 tahun yang lalu! Lo nggak tau penderitaan dia! Dia bahkan hampir mati!!" Pekik Farhan. Robert membelalakkan matanya. Mati? Separah itukah.

Bruk!

  Belum sadar dari keterkejutannya, ia kembali terkejut melihat Farhan jatuh terduduk sambil terisak.

"Lo nggak tau perasaan gue dan Sidney ngeliat Nadya kayak gitu, Rob. You never really know it. Its hurt! Dia hampir gila gara-gara itu. Lo nggak tau betapa hancurnya Nadya, Rob.." Lanjut Farhan dengan nada lirih.

  Hancur sudah pertahanan Farhan. Dia memang jujur. Dia tidak dapat melihat Nadya seperti 2 tahun yang lalu. Itu sangat menyakiti dirinya sebagai adik. Biar bagaimanapun, walau hanya sebatas sepupu, Nadya benar-benar memanjakan dan menyayanginya. Menyakiti Nadya sama saja menyakiti dirinya.

  Robert terdiam sebentar lalu berjalan mendekat menuju Farhan. Ia membungkukkan badannya dan menepuk pundak Farhan pelan. Melihat Farhan yang seperti ini, ia semakin yakin Nadya memang benar-benar hancur.

"Maafin gue. Gue tau segalanya tapi gue diem. Gue bener-bener nyesel. Gue bener-bener minta maaf, Farhan. Gue janji nggak bakal lagi ngelanggar janji gue ini, janji buat ngelindungin Nadya." Ujar Robert. Farhan berhenti menangis, ia menatap Robert dan melihat tatapan yakin dan jujur Robert.

"Lo yakin dengan ucapin lo, Rob?" Tanya Farhan sekali lagi. Robert mengangguk mantap. Farhan menghela napasnya dan akhirnya setuju dan memaafkan Robert. Robert membantu Farhan untuk bangkit.

This Is My Life Story(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang