EMPAT

46 3 0
                                    


Ken memarkirkan mobilnya di tempat biasa. Dia hampir saja melupakan rapat penting yang dibuatnya sendiri. Suasana kantor saat itu masih cukup sepi, tapi sepertinya dia sudah tak sabar memasuki ruang rapat. Ruangan yang berukuran 5x6 meter dengan dinding berwarna putih polos dan sudah tersusun rapi meja dan kursi di dalamnya itu masih kosong. Ken memasuki ruangan itu dan mulai sibuk membolak-balik sebuah berkas yang sudah dipersiapkannya dari kemarin. Matanya tampak sedikit merah. Semalaman dia tak tidur bukan hanya karna menjaga Azura yang sedang sakit tetapi dia juga demi kasus yang menghantuinya sepanjang malamnya. Sepertinya tidurnya takkan pernah nyenyak sebelum kasus pembunuhan ini selesai.

Tookk...Tookkk...

"Permisi Pak Ken!"

"Oh, ya silahkan masuk."

"Apakah kami terlambat pak ?" tanya orang itu dengat wajah sedikit was-was.

"Tidak! Saya memang berada di sini semalaman. Ayo masuk biar kita mulai rapatnya."

Sekitar sepuluh orang memasuki ruangan itu. Suasana berubah tegang saat Ken menyalakan pojektor dan menampilkan wajah dua orang korban pembunuhan yang kini diduga bahwa kasus ini bukankanlah pembunuhan biasa.

"Trimakasih sudah hadir di ruangan ini tepat waktu,"katanya mencoba tersenyum. "Berhubung kasus ini adalah tanggung jawab saya, maka hari ini rapat saya yang memimpin," Ken mulai menarik nafas dalam-dalam. "Pembunuhan ini bukan pembunuhan biasa. Ini adalah pembunuhan berantai," semua orang yang berada di dalam ruangan mulai berbisik sana-sini mendengar perkataan Ken.

"Apa alasan bapak mengatakan bahwaa pembunuhan ini adalah pembunuhan berantai?"

"Baiklah! Saya akan menjelaskan beberapa hal yang saya temukan pada kasus pembunuhan yang terjadi dua bulan lalu. Setelah saya selidiki lebih dalam, kedua kasus ini memiliki kesamaan. Pembunuhan pada bulan oktober, dua hari sebelum kematian bapak Teguh terjadi kecelakaan mobil yang membuat dia harus dirawat di rumah sakit hal itu juga di alami oleh pak Bas. Dua hari sebelum kematian pak Bas, pak Bas mengalami kecelakaan mobil juga dan dirawat di rumah sakit. Setelah dua hari mereka dirawat maka pembunuh akan datang menghampiri korban dan memberikan racun itu lewat infus korban."

"Pak, apakah tersangka adalah seorang dokter atau suster ?"

"Menurut saya tidak. Orang ini pasti orang kaya karna dia bisa mendapatkan racun yang tidak beredar di Indonesia selain itu harganya mencapai puluhan juta, dan tentunya dia tidak bekerja sendiri. Dia pasti menyuruh orang lain untuk melakukannya."

"Jadi, menurut bapak orang itu para pejabat ataupun rekan bisnis mereka juga ? Tapi, kami sudah memeriksanya secara detail pak. Musuh-musuh mengatakan bahwa mereka tidak mungkin melakukan hal sampai sejauh itu."

"Oke! Masalah itu nanti kita diskusikan lagi. Ada satu informasi lagi yang saya temukan. Ini bisa menjadi kunci utama kita. Pembunuh melakukan aksinya pada setiap bulan. Pembunuhan pertama terjadi bulan 10 tanggal 10, pembunuhan kedua terjadi bulan 11 tanggal 11 dan sekarang sudah bulan 12 tanggal . . . . "

Braaakkkk

Seseorang mendorong pintu ruangan secara paksa membuat seisi ruangan terkejut.

"Maaf Pak! Saya ingin melaporkan bahwa Pak Dane mantan Kapolda metro jaya telah meninggal dunia."

Semua mata tertuju pada orang itu.

"Kenapa bisa ?? Apa yang terjadi ??"

"Saya mendapat kabar bahwa beliau mengalami kecelakaan mobil dua hari lalu. Sepertinya ada kesalahan medis pak."

I CAN READ YOUR MINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang