#16 Revealed Part 1

5.4K 396 5
                                    








Dokter Tristan sudah berada di kantor polisi, ia duduk bersama salah seorang polisi yang akan menangani masalah tentang penusukan Ratna. Polisi itu duduk dimeja kerjanya yang juga berhadapan dengan pak polisi yang bernama "Doni". Pak Doni yang dihadapan Dokter Tristan, lalu mulai bertanya.

"Coba anda ceritakan sedatil-detailnya tentang kejadian penusukan Ratna" 
Dokter Tristan mulai menceritakan sedetail-detailnya. Ketika sudah selesai menceritakannya, Polisi itu bertanya lagI.

"Coba anda gambarkan ciri-ciri penusuk itu dengan sedeail-detailnya"Pak polisi yang bernama Doni itu mulai bersiap mengetik dilaptopnya.

"Ciri-cirinya itu, Pria itu berwajah bulat, mata sipit. Dia memakai jaket hitam dan topi ala koboy warna hitam. Wajah dan gerak-geriknya aneh." Ungkap Dokter Tristan.

"Ok. Sepertinya sudah cukup." Ucap Polisi dihadapan dokter tristan.

Dokter Tristan terdiam. Matanya melihat Polisi itu.

"Dilan." Pak Doni memanggil anak buahnya yang bertugas untuk melukis ciri-ciri itu untuk mengetahui wajah pelaku penusukan Ratna.

Dilan lekas menemui Atasannya dengan sangat hormat. "Siap Pak" Ucap Dilan saat sudah sampai disebalah kanan Atasannya.
Pak Doni mengeprint ciri-ciri yang diberikan dokter tristan untuknya. Lekas lembar printan itu diberikan pada Dilan "Kau lukis ciri-ciri pelaku ini. saya tunggu secepatnya" Ungkap Pak doni yang tangannya memberikan lembar itu pada dilan.

"Baik Pak" Dilan menerimanya. Ia lekas melangkah pergi meninggalkan ruang atasannya untuk menuju keruang kerja.
Dokter Tristan terdiam menatap kedua polisi itu. Ketika sedang terdiam, Pak Doni berkata padanya.

"Pak Tristan. Mohon anda menunggu setengah jam untuk mendapatkan hasil gambaran ciri-ciri yang anda sebutkan" 
"Ia pak" Ungkap Dokter Tristan.

Menunggu itu hal yang sangat membosankan bagi Dokter Tristan, rasanya menunggu setengah jam adalah penantian yang memuakan. Hingga akhirnya setengah jam sudah dilewatinya dengan rasa gundah gulana. Datanglah Dilan dengan membawa kertas gambar pada atasannya.

"Izin Pak. Gambar yang anda minta sudah selesai" Dilan menyodorkan kertas gambar pada Atasannya yang bernama Doni.

"Terimakasih" Ucap Pak Doni yang menerimanya.

Dilan kembali lagi  keruang kerja.

Pak Doni melihat-lihat gambar yang telah dilukis oleh Dilan, matanya tajam melihat kearah gambar itu. Lalu Pak Doni berkatata pada Dokter Tristan.

"Ini gambar wajah penusuk itu" Pak Doni memberikan gambar lukisan itu pada Dokter Tristan.

Dokter Tristan menerimanya. Ia lalu melihatnya dengan seksama. Tepat, itulah hatinya berkata saat melihat hasil gambar wajah dan ciri-ciri si penusuk itu. Sudah tepat untuk mencarinya.

"Ya inilah si penusuk itu. Tepat sekali ciri-cirinya" Ungkap Dokter Tristan yang matanya masih sibuk menatap gambar lukisan itu.

"Baiklah. Kami akan segera mencarinya dalam beberapa hari ini. Anda harus bersabar menunggu hasil" Pak Doni menatap kearah Dokter Tristan.

"Ya saya akan bersabar. Tapi saya berharap si penusuk ini bisa ditemukan secepatnya" setelah menjawab, Dokter Tristan baru menoleh arah Pak Doni.

Setelah berbincang-bincang, akhirnya pertemuan itu disudahi. Dokter Tristan pamit pada Pak Doni untuk segera meninggalkan kantor polisi. Setelah pamitan, dokter tristan lekas menglah pergi dari ruangan Pak Doni.

Dokter Tristan berjalan cepat keluar dari kantor polisi, namapaknya ia terburu-buru untuk menuju ke mobilnya. Diperjalanan cepat itu, Dokter Tristan mengambil ponsel di sakunya, ditelfonnya Dera untuk memberitahu tentang pencarian si penusuk Ratna.

Dokter Tristan menempelkan hpnya dikuping kanan.

*****
Dera sedang menunggu Ratna diruang inapnya. Ketika Dera sedang bersantai, terdengar bunyi ponselnya berdering didalam tas, Dera lekas berdiri dari duduknya dan menuju kearah Ponsel yang berdering. Sesampainya ditas yang ku cantelkan didekat pintu, ia buka tas itu dan diambilnya Ponsel. melihat nama panggilan dilayar ponselnya adalah Dokter Tristan, lekas Dera  mengangkatnya.

"Dera" Ucap Dokter Tristan diujung telepon.
"Ia dok." Jawab Dera ditelfon, matanya melihat kearah Ratna yang berbaring tak berdaya.

"Bagaimana dengan operasi Ratna" Tanya Dokter Tristan diujung telepon.

"Operasinya lancar, sudah selesai. Saat ini Ratna sudah dirawat diruang inap" 

"Syukurlah. Dera. Aku ada berita tentang si penusuk itu" Ungkap Dokter Tristan.

"Coba ceritakan" Tanya Dera.

"Sipenusuk itu wajahnya sama dengan ayah Ranu dan Al. Aku yakin si penusuk itu adalah suami Nyonya Diana" Ungkap Dokter Tristan yang menebak-nebak.

Dera hanya diam mendengar tebakan dokter tristan diujung telepon.

"Dera, sebentar lagi pasti si penusuk itu akansegera tertangkap. Jika nanti tertangkap aku akan segera menghubungimu" Ungkap Dokter Tristan diujung telepon.

Dera tak menjawanya, Dera hanya diam menatap lekat-lekat Ratna yang tak berdaya.

"Halo Dera" Dokter Tristan memanggil nama Dera.

"Dera" Lagi-lagi memanggil nama Dera diujung telepon.

Dera menghiraukannya kali ini, karena pikiranku menyumbat sedih didalam hati saat melihat Ratna.

Dera menutup telepon  Dokter Tristan begitu saja.[]

Dera 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang