Bosan
Mama Alya : Kak Ana, makasih ya. Nilai matematika aku 98. Alhamdulillah
Ana : Iya sama-sama tante. Alhamdulillah.
Mama Alya : Ini Alya, kakak. Bukan Mama hehe
Ana : Oh Alya, mana kakak tau ini Alya atau Mama. Kan ini nomor Mama
Mama Alya : Hehe, iya kak. Sabtu aku ke rumah kakak lagi ya, gantian ajarin IPA
Ana : Minggu aja ya Al, gimana?
Mama Alya : Oke, pagi siang sore?
Ana : Pagi aja Al, jam 9 aja ya
Mama Alya : Siap, 86! Hehe. Makasih Kak Ana
Mama Alya : sent a picture
Ana : Oiya, kemarin lupa di bluetooth ya Al, makasih ya.
Ana masih memandangi foto yang baru saja dikirim oleh Alya. Setahun yang lalu Alya masih tinggal di sebelah rumahnya, namun sekarang ia dan keluarganya sudah pindah rumah meskipun masih dalam komplek perumahan yang sama. Alya memang diberikan fasilitas ponsel oleh mamanya, namun tidak dengan pulsa. Alasannya sudah jelas agar Alya tidak dapat sembarangan mengakses internet dengan sesuka hati. Maraknya tindak kriminal dan pornografi memang mewarnai dunia maya akhir-akhir ini. Bahkan pada portal berita online banyak iklan yang tidak patut dilihat oleh anak-anak. Pulsa yang diberikan pada Alya hanya untuk telepon atau sms. Kendali untuk bermain internet sangat dijaga ketat oleh kedua orangtuanya. Hanya kondisi dan waktu tertentu saja Alya diperbolehkan memakai internet. Internet hanya bisa diakses di komputer rumah.
Minggu lalu, Alya bermain ke rumah Ana untuk belajar matematika sebab hari Senin ia menjalani ujian tengah semester. Usai belajar, Alya iseng mengajak Ana foto bersama dengan kamera ponsel milik Ana. Setelah beberapa foto diabadikan, Alya tiba-tiba juga ingin foto bersama dengan kamera miliknya. Ketiadaan kuota internet menyebabkan Alya tidak dapat mengirim foto tersebut melalui aplikasi chatting. Malam ini Alya mengirim salah satu fotonya via bluetooth ke ponsel mamanya, dan akhirnya dikirimkan kepada Ana. Foto yang dikirim oleh Alya adalah foto selfie yang mencetak senyum lebar keduanya. Wajah imut milik Alya terbingkai cantik dengan jilbab putih langsung pakai khas anak-anak, jilbab yang biasa ia pakai ke sekolah.
***********
"Alya, kakak ngambek nih yaa kalau soal hitungan plus minus begini masih salah. Iiiih gemes kakak sama kamu." Ana pura-pura marah melihat Alya masih salah menghitung beberapa latihan soal di buku paketnya. Sebaliknya, Alya hanya meringis sambil memberikan dua jari membentuk huruf V. "Maaf kak, lupa."
Alya sibuk mengerjakan sisa soal latihan dengan sesekali tangannya mengambil kue nastar lalu mengunyahnya. "Kan, salah lagi ngitungnya. Makan nastarnya udahan dulu deh Al. Gak fokus kamu nih."
Sebelum toples dijauhkan dari meja belajar, tangan Alya yang gesit sudah terlebih dahulu mengambil dua nastar dan memasukkan salah satunya ke dalam mulutnya seraya memberikan jempol dan menjawab, "Oke."
Ini sih makan sambil belajar, bukan belajar sambil makan. Gemes sama Alya.
Beberapa menit berlalu, akhirnya Alya berhasil mengerjakan sepuluh soal latihan yang yang kemudian diambil alih Ana untuk diperiksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love the Little Things You Do
Cerita PendekTerkadang ada hikmah terselip dalam setiap untaian waktu yang berlalu. Ini hanya sekelumit cerita Ana dan murid-murid kecilnya yang mencoba belajar bersama. Belajar dari hal-hal kecil yang ditemukan dalam keseharian mereka.