Move#15

49.4K 7.6K 387
                                    



Chapter Lima Belas: Bengong




     Hanna menghela nafas berat. Mr Simon pamit keluar lebih dulu menyuruh para murid menunggu bel istirahat yang masih tujuh menit lagi. Hanna merapikan mejanya, lalu mendengus kecil dan menempelkan pipi ke atas meja. Akhir-akhir ini ia memang merasa sangat lelah dan tak punya waktu istirahat cukup.

"Han, nanti ikut ke rumah Jane nggak?" tanya Jesya memandang Hanna yang memiringkan kepala ke arahnya.

"Nggak kayaknya. Hari ini gue pengumuman pas pulang."

"Pengumuman apa?"

Hanna mendesah pelan, "kalau gue lolos seleksi gue bakal maju ke babak utama cerdas cermat."

Jesya memandangi Hanna, "semangat, Han. Bentar lagi selesai kok."

Hanna tersenyum saja, mulai memejamkan mata lelah. Jesya menghela nafas kasihan melihat perjuangan gadis ini. Berikutnya Jesya menolehkan kepala pada Miya di dekatnya dan mengobrol bersama.

Hanna menghela nafas berat, lalu mengubah posisi jadi memiringkan kepala ke kanan. Nafasnya keluar teratur dengan wajah lelah.

Beberapa murid mulai berkeluaran untuk pergi ke kantin. Walau masih banyak yang bercokol di kelas saling ribut sana sini.

Yoyo memasukkan buku, kali ini sengaja berbalik agar menghadap ke belakang. Ia tersentak melihat gadis bepipi bulat itu sudah terlelap lagi. Yoyo tersenyum tipis, memasukkan buku ke dalam tasnya. Pemuda itu kemudian mengubah posisi duduk jadi menghadap belakang. Siku kirinya terangkat, ditaruh di atas meja Hanna. Pemuda itu menopang dagu, memandangi gadis itu yang masih memejamkan mata.

Yoyo agak menoleh ketika Jesya bangkit dari duduknya. Gadis itu mencibir dan mengusap kasar wajah Yoyo dengan telapak tangan.

"Jangan sampai ngeces Yo," ejek Jesya membuat Yoyo hanya meringis. Jesya menggeleng kecil, kemudian mengikuti Miya keluar dari kelas.

Yoyo kembali memandangi Hanna. Dengan hati-hati, jemari Yoyo menyentuh rambut Hanna, menariknya lembut. Masih sambil memandangi gadis itu dengan pipi menopang pada telapak tangannya, jemari kanannya memain-mainkan beberapa helai rambut hitam lembut Hanna.

"Ck. Elo kenapa cantik banget sih?" gumam pemuda pelan. Memandangi wajah putih merona Hanna dengan bibir merah bulatnya. Yoyo tersenyum samar, menikmati wajah terpejam Hanna.


Gadis itu agak mengerang kecil. Ia mendesah pelan, membuka kelopak mata perlahan. Hanna agak tersentak. Ia mengerjap pelan, mencoba menyadarkan diri sepenuhnya. Masih dengan kepala menempel di meja, gadis itu agak menyipitkan mata menatap Yoyo yang terus memandanginya lekat.

"Ke kantin sana. Makan dulu baru istirahat di UKS," ucap Yoyo lembut. Hanna tersentak, kemudian mengerjap-ngerjapkan mata.

"Yo, kuy cepet!" Suara Hanbin yang sudah berdiri dan beranjak membuat Yoyo mau tak mau menoleh.

Yoyo mendesah pelan, kembali menatap Hanna. Pemuda itu berdiri dan melepaskan helaian rambut Hanna dari jemarinya. Sebelum pergi, ia mengacak puncak kepala gadis itu. Kemudian berbalik dan segera menyusul Hanbin keluar.

Hanna mengernyit. Perlahan mengangkat kepala. Gadis itu bengong begitu saja. Memandangi punggung Yoyo yang mulai menjauh dan pergi dari pandangannya.


Beberapa lama, Hanna masih bengong. Gadis itu berkerut samar, memandangi kursi kosong di depannya. Hanna memejamkan mata berkali-kali, mengerjap-ngerjap mencoba mengumpulkan kesadaran penuh. Ia lalu menarik nafas dalam, kemudian menghembuskannya keras. Hanna merogoh hape, langsung membuka room chat.

2A3: Make A Move ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang