Move#22

51.3K 7.3K 896
                                    


Chapter Dua puluh dua: Gamon


        Arga. Cowok yang selalu buat Hanna berdebar tak karuan. Bahkan cuma like IG dari cowok itu sudah buat Hanna heboh setengah mati.

Karena Arga itu tipe cowok tak tertebak. Walau ceria dan punya banyak teman, tapi ia hanya akan memperlakukan satu perempuan secara spesial. Hal yang membuat Hanna selalu merasa tersanjung saat jadi kekasihnya.

Arga itu terlalu boyfriend-goals.

Karena itu Hanna selalu saja luluh.

Jika Arga buat kesalahan dan minta maaf, Hanna tak pernah tega untuk tak memaafkannya.

Hanna selalu melihat dari sudut pandang positif dari Arga. Ia tak pernah benar-benar sakit hati karena cowok ini.

Di mata Hanna, Arga tuh cowok baik.

Dan selalu begitu.


Karena itu, Junaid, Bobi, serta Cakra selalu tak ingin Hanna berurusan lagi dengan Arga. Ada hal yang tiga laki-laki itu tak bisa tangani.

Hati Hanna sendiri.


Hati yang selalu luluh oleh Arga.



Seperti sekarang. Saat cowok itu bertemu lagi dengannya. Arga masih memberikan aura itu. Aura ramah yang penuh senyum.

Dan tentu saja... memabukkan.



"Aku pengen ngobrol," kata Arga tersenyum.

Hanna mengerjap, segera tersadar dan mengalihkan wajah. Gadis itu berdehem pelan, memeluk buku dan tumpukan kertas di tangannya. "Ah... aku-" Hanna mengerjap lagi, segera menyadarkan diri. "Gue mau ke kelas."

Arga mengangkat alis, "temenin yah?" pintanya berharap.

Hanna segera menggeleng, "nggak usah," tolak cewek itu segera.

Arga jadi diam. Kedua bahunya menurun dan seperti teringat sesuatu. "Oh, ya. Di kelas ada Bobi ya?" tanyanya membuat Hanna tersentak. Arga tersenyum tipis, "masih sama Bobi?"

Mata Hanna membulat. Gadis itu mengulum bibir ke dalam beberapa saat, lalu mencoba tersenyum. "Udah nggak."

Wajah Arga langsung merekah, membuat Hanna refleks mengalihkan pandangan.

Hanna berdehem pelan, "oh, ya. Ngomong-ngomong.... Gue minta maaf tentang itu," katanya membuat Arga mengernyit, "Pas June, Bobi, sama Cakra datangin lo. Gue beneran nggak tahu mereka bakal kayak gitu. Sorry."

Arga tersenyum, "oh, itu. Nggak papa lah, Han. Itu juga udah lama. Lagian kan... emang aku yang salah," katanya memelankan intonasi, "waktu itu aku terlalu emosi, sampai nggak mau percaya tentang kamu sama Bobi. Dan... ya gitu," Arga merunduk sesaat, "aku beneran nyesel. Sorry."


Hn. Hal yang paling Hanna takutkan terjadi.

Permintaan maaf dari Arga.


Arga tersenyum. "Kita bisa kayak dulu lagi, kan? Jangan canggung gini ah," ucapnya tertawa kecil mencoba mencairkan suasana.

Hanna menipiskan bibir saja.

Arga merogoh saku celananya, "id line mu apa?" tanyanya membuat Hanna terkejut.

2A3: Make A Move ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang