Move#5

68.5K 8.4K 828
                                    


Chapter Lima: 'Temen,' katanya





"KYAA!"

Jesya yang duduk di samping gadis bepipi bulat itu terlonjak kaget. Walau tak begitu nyaring, tapi pekikan Hanna yang tiba-tiba itu benar-benar membuatnya hampir mati.

"Apasih Han?" tanya Jesya agak sebal.

Dalam pelajaran kosong ini kelas 2A3 sibuk bermain TOD di meja tengah. Membuat mereka tak terlalu terpengaruh dengan pekikan Hanna yang kini berganti jadi merengek.

"Jes, Jes, liat..." rengek Hanna mengacungkan hape ke depan Jesya.

Jesya menoleh, melihat ke layar touchscreen itu. Ia agak membelalakkan mata, lalu bersorak kecil. "Anjay smooth banget."

Hanna mendecak, "gue balas apa?" tanyanya sudah frustasi.

"Emang dia udah putus Han dari yang itu?" tanya Jesya kini meraih hape Hanna sepenuhnya.

"Eh jangan stalk anjir! Nanti kepencet like!" panik Hanna mengambil alih kembali hapenya. "Kayaknya udah deh. Tapi nggak tahu ding."

"Cih, sok nggak peduli," goda Jesya mencolek dagu gadis itu.

Hanna mendengus lalu memandangi hapenya lama. Dan kemudian ia kembali merengek menempelkan wajah ke meja dan menghentak-hentakkan kedua kakinya sebal.

"Gue harus apaaaaa huhuhuhuhuhu."

Jesya melirik malas teman sebangkunya itu. Hm. Efek mantan memang sangat besar.

Hanna yang baru mengupload video kegilaan Bobi dan Rosi di ig memasang caption, "lucu banget lo berdua jadi the next Sule Andre aja gih". Ada tawa geli dan ngakak Hanna dibalik kamera. Yang kemudian dikomen oleh sang mantan dengan kalimat, "lebih lucu yang ketawa sih =))".

Gimana Hanna nggak langsung ambyar?

"Han, sabar Han..." kata Jesya menepuk-nepuk pundak Hanna sambil mendesah berat. Sedari tadi Hanna belum berhenti merengek-rengek seperti bayi.

Bukan hal baru sih kalau Hanna jadi 'gila' begini hanya karena sosok bernama Arga. Terakhir gadis itu sampai menggigit tali tas dengan gemas hanya karena diberi like di post ignya.

Yoyo yang duduk di depan Jesya mendengar rengekan itu dan kali ini berbalik, mengacangi teman-temannya yang sibuk memojokkan Jevon dengan berbagai pertanyaan truth.

"Napa lo?" tanya Yoyo memandang Hanna yang terus berisik.

Hanna mengangkat wajah, berhenti merengek. Gadis itu menatap Yoyo, lalu kemudian merengek lagi.

Membuat Yoyo mendelik, "siapa lagi yang mati nih?" tanya Yoyo menyindir, "tentara apa dokter?"

"Lo pikir dia lagi nonton drama sekarang?" tanya Jesya mendelik, walau sibuk dengan handphonenya kini.

Hanna meracau tak jelas, bergumam-gumam aneh sambil menghentakkan kedua kaki dan merunduk lagi.

"Lo mabok Han?" tanya Yoyo tenganga. Ia kemudian menoleh lagi pada Jesya, "kenapa sih temen lo?"

Jesya menghela nafas, "ya biasalah, Yo. Efek disenggol mantan," jawab Jesya tenang, "abis disepik lucu."

Hanna makin merengek, tak mengangkat wajah dan bergerak-gerak gelisah. "Gimana gue nggak goyah?!?!??" rengeknya samar, masih menggila dengan dunia sendiri. "Dasar Arga brengsek. Huhuhuhuhuhuhu ambyar gue mati gue."

2A3: Make A Move ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang