SASUKE POV
Aku kembali melakukan aktivitasku di perusahaan tak lama setelah Itachi-nii meledekku habis-habisan.
Payah?
Aku mendengus kala mengingat kata-kata kakakku. Apa yang salah jika aku masih single?
Ah lupakan kata-kata kakakku yang sialan itu. Yang harus aku lakukan saat ini adalah mencari seorang wanita yang mau melahirkan anakku. Ya tentu saja kami harus menikah. Aku bukanlah seorang pria yang hanya ingin menyebar benih tanpa sebuah ikatan.
No!
Itu adalah larangan tak tertulis yang ku buat untuk diriku sendiri.
Sekarang, bagaimana aku bisa menemukan wanita itu?
Bukan aku terlalu percaya diri, tapi harus ku akui memang banyak wanita yang suka mencuri pandang kepadaku dimana pun aku berada. Namun tak ada seorangpun yang berani melihatku saat aku membalas menatapnya.
Cih.
Sepertinya aku perlu mencari udara saat ini.
Ku tekan tombol telepon untuk menghubungi sekretarisku.
"Michiru, jika ada yang mencari saya bilang untuk menemui saya lagi besok. Saya ada acara di luar... Ya, terima kasih."
Aku langsung meletakan kembali gagang telepon. Ya, ada nikmatnya juga jadi atasan, kau tak perlu cari-cari alasan untuk mangkir dari pekerjaan. Tunggu, bukan berarti aku suka melakukannya. Bagaimana pun juga, masa depan Uchiha Corps ada di tanganku. Usaha ini dirintis ayahku dengan susah payah, bagaimana mungkin aku akan menghancurkannya begitu saja? Aku sangat menikmati pekerjaanku saat ini. Tapi bukan berarti karena kau menikmati pekerjaanmu lalu kau mengabaikan hal yang lain bukan? Sesekali lakukan hal lain untuk membuatmu bersemangat lagi.
Kekasih.
Ya itu salah satu hal yang tak pernah terpikirkan olehku saat ini.
"Kau tahu Naruto bukan?"
Sekilas pertanyaan ibuku melintas dalam pikiranku.
Uzumaki Naruto.
Dia adalah teman masa sekolahku dulu, dulu akrab dan sekarang, seperti yang kau lihat. Mungkin aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku hingga akhirnya komunikasi kami terputus. Akankah dia masih ceroboh dan bodoh seperti saat sekolah dulu? Ku harap tidak. Dan bahkan aku tak tahu siapa wanita yang ia nikahi.
Apa sebaiknya aku harus meminta tolong padanya. Tapi bagaimana untuk menemuinya saat ini?
Argh, sialan.
Ku sambar kunci mobilku lalu bergegas meninggalkan ruanganku. Aku benar-benar butuh udara segar saat ini. Entah akan kemana, yang penting aku harus keluar dulu.
♡♡♡
"Nandayo, Itachi-nii?" semprotku langsung ketika melihat nama kakakku terpampang di layar ponselku. Dan hal yang paling ku benci adalah saat dia langsung tertawa seperti sekarang ini. "Hentikan ketawamu yang sangat menjijikan itu, aniki!"
Bukan menjijikan yang sebenarnya, tawa yang seakan sangat senang dengan respon kekesalanku. Dan satu hal lagi yang ingin aku lakukan jika dia di depanku ingin sekali aku menghajarnya.
"Tolong jemput Hotaru di sekolah ya. Aku dan Izumi masih ada banyak kue yang harus dibuat. Kau juga sedang tidak di kantor kan?"
Aku hanya menghela napas.
"Kami siapkan salad spesial untukmu nanti, Sasuke. Kakak tutup teleponnya."
Klik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uchiha's Destiny
Fanfiction(DI PRIVATE SECARA RANDOM MULAI CHAPTER 9) Wajah tampan, tubuh atletis, penampilan menarik, memiliki pesona yang tak dapat ditolak, namun tak memiliki pasangan? Adakah? Ada. Ya. Dia seorang pemuda Uchiha, sang pengelola Uchiha Corps sejak kakaknya...