Jari telunjuk Sasuke mengetuk-ngetuk meja kerjanya, matanya tertuju pada sebuah surat kabar, terlihat ia sedang menimang sesuatu. Cukup lama pemuda bermata onyx itu berada dalam posisinya saat ini.
"Setidaknya kau harus memasang fotomu di pengumuman ini, ojou-san. Jadi aku tau bagaimana wajahmu," gerutu Sasuke. Ia pun mendesah putus asa, lalu menegakkan punggungnya. Ia meraih ponsel yang tergeletak di meja kerjanya.
"Ya, tak ada salahnya dicoba," gumamnya. Jari-jarinya menekan keypad, bergerak dengan cepat. Ia sedang menulis pesan, entah siapa penerimanya.
Sasuke kembali mengecek berkas-berkas yang diberikan sekretarisnya beberapa jam yang lalu. Belum ada lima menit, layar ponselnya menyala. Sebuah pesan masuk. Dengan cepat Sasuke membaca lalu membalas pesan itu.
"Ku harap kau bukan wanita yang membosankan, Haruno Sakura."
♡♡♡
SASUKE POV
Cherry's Cafe
Mataku menyusuri sudut cafe yang dijanjikan wanita bernama Haruno Sakura tadi. Kami sepakat untuk bertemu di cafe ini. Suasana Cherry's Cafe sore ini belum begitu ramai, baru beberapa pengunjung yang datang.
"Maaf tuan, sebelumnya sudah pesan tempat?" tanya seorang pelayan bercepol dua padaku.
"Ya, atas nama Haruno Sakura," jawabku. Haruno-san memang sudah memesan tempat sebelumnya.
"Mari saya antar."
Aku pun mengikuti pelayan cafe dari belakang menuju meja yang sudah dipesan untuk kami. Meja yang dimaksud ternyata berada di sebuah sudut cafe itu.
"Terima kasih," ujarku dan pelayan itu pun kembali ke pekerjaannya. Ku lepas jas kerjaku dan ku longgarkan dasi yang ku kenakan. Aku ingin terlihat lebih santai. Mungkin memang harusnya aku ganti baju dulu sebelum kesini. Namun hal itu aku urungkan karena aku tak ingin membuat seorang wanita menunggu.
Mataku menyusuri setiap sudut Cherry's Cafe. Cafe dengan nuansa pink bunga sakura dengan paduan warna coklat tua, simple namun elegan. Dan aku yakin, pemilik cafe ini pasti sangat menyukai bunga sakura.
Sakura.
Nama yang sama dengan nama wanita yang akan ku temui hari ini.
"Uncle Sasuke?"
Aku menoleh saat seseorang memanggil namaku.
"Ichiru? Sama siapa di sini?" tanyaku.
"Sama ma...."
"Ichiru...." panggil wanita bermanik emerald yang tak lain adalah ibu Ichiru. Ichiru spontan menoleh. "Sudah mama bilang jangan berkeliaran di cafe. Ayo kembali ke ruanganmu," tegur wanita itu tanpa menghiraukanku yang tengah memperhatikannya dari belakang.
"Gomennasai, mama." Ichiru hanya nyengir dengan wajah polosnya. Dan aku pun ikut tersenyum melihatnya.
"Ayo kembali," perintah wanita itu. "Sekarang!" tegasnya.
"Nanti Ichiru kembali, tapi Ichiru mau ngobrol sama uncle dulu."
"He?" Ibu Ichiru perlahan memutar badannya. Manik emeraldnya membulat kala menyadari ada orang lain yang menjadi saksi keributan kecil dengan anaknya.
"A-a-ano, sumimasen," kata wanita itu kikuk.
"Tak apa." Aku tersenyum memaklumi. "Kebetulan saya ada janji dengan seseorang, tapi dia belum datang. Jadi biarkan Ichiru di sini menemani saya sebentar, tak apa?" pintaku.
Jujur saja, aku masih tak percaya bisa bertemu dengan wanita yang telah membuatku patah hati pada pandangan pertama.
"Anda ada janji dengan seseorang di meja ini?" tanyanya padaku. Aku mengangguk membalasnya. Spontan, wajah wanita itu memerah seketika. Membuatku bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uchiha's Destiny
Fanfiction(DI PRIVATE SECARA RANDOM MULAI CHAPTER 9) Wajah tampan, tubuh atletis, penampilan menarik, memiliki pesona yang tak dapat ditolak, namun tak memiliki pasangan? Adakah? Ada. Ya. Dia seorang pemuda Uchiha, sang pengelola Uchiha Corps sejak kakaknya...