Ciaosu~
Aku kembali lagi di lapak ini. Semoga masih ada yang mau mampir.
Maafkan baru update lagi. Ngumpulin mood buat ngembangin coretan outline itu ternyata susah buatku. Soalnya emang aku lagi mode PeLaKor sekarang. Pemuja Laki Korea, maksudnya. Nggak sih nggak banyak. Cuma ada 6 *dor tapi oppa nomor satu masih tetep Lee Jungshin <3
Oke, tolong abaikan curcol di atas.. langsung baca aja
***
Acara pertemuan keluarga Sakura dan keluarga Sasuke berlangsung lancar, meskipun terkadang diselingi ulah jahil Itachi yang menggoda adiknya. Tanggal pernikahan dan konsep pernikahan pun juga sudah diputuskan. Baik orang tua Sasuke maupun orang tua Sakura tak keberatan dengan konsep yang akan mereka gunakan dengan alasan Sasuke dan Sakura-lah yang akan menikah. Namun, mereka tetap memberikan masukan juga untuk pasangan tersebut. Pernikahan akan dilangsungkan dalam waktu satu bulan lagi. Dan tentu saja, dalam waktu tersebut, Sasuke juga harus menyelesaikan urusan kantornya agar tak mengganggu acara pernikahannya. Dan tentu saja agenda bulan madunya bersama Sakura nanti.
Dalam jangka waktu itu juga, keduanya harus mempersiapkan acara pernikahan mereka. Tentu saja, Itachi dan istrinya ikut andil. Terlebih mereka sudah memiliki pengalaman dalam hal tersebut. Itachi dan istrinya mengambil alih tugas mempersiapkan menu-menu hidangan untuk pernikahan adiknya. Tentu saja, mereka melakukannya dengan senang hati.
Awalnya mereka ingin mengadakan acara pernikahan yang sederhana. Namun, mengingat keluarga Uchiha merupakan pemilik perusahan besar juga yang namanya sudah dikenal, mau tak mau mereka tetap mengundang para kolega. Sakura dan Sasuke pun memahami hal tersebut. Acara mereka sendiri akan dilaksanakan di salah satu gedung serbaguna milik Uchiha Corps.
***
Sakura duduk bersandar di sofa di butik yang terkenal di Jepang. Tangannya menyilang di depan dada. Bibirnya mengerucut sambil menatap kesal laki-laki beriris onyx yang tengah membolak-balikkan album yang berisi desain gaun pengantin. Tanpa ia sadari, iris onyx itu sesekali melirik dari ekor matanya sejak tadi mengamati ekspresi di wajah Sakura.
Gerakan tangan Sasuke pun terhenti. Ia beralih duduk di depan Sakura.
"Kau marah padaku?"
"Tidak."
Sasuke mendengus seketika saat mendengar jawaban Sakura. Jawaban yang bertolak belakang dengan nada bicaranya.
"Bohong."
"Siapa yang bohong?"
"Jelas sekali dari wajahmu dan nada bicaramu, Sakura."
"Kalau kau sudah tahu mengapa kau harus bertanya padaku?"
Sasuke tertawa tertahan. Ia bukan tak tahu bahwa calon istrinya sedang dalam mood yang kurang bagus setelah semua pilihan desain gaun dikomentari olehnya. Pasalnya hampir semua desain gaun itu memiliki model punggung yang terbuka.
"Maafkan aku, Sakura. Kau bisa memilihnya lagi."
"Tidak. Terserah kau saja."
Sasuke menghela napas. Baru kali ini ia menghadapi sikap Sakura yang tengah kesal.
Sakura membuang muka ke arah lain. Sakura tahu saat ini ia sedang dalam periode bulanannya. Tingkat sensitivitasnya sangat tinggi. Namun ia tak menyangka jika efeknya sebesar ini. Biasanya, ia hanya akan meminta Ichiru untuk tidak berbuat ulah, karena itu sudah cukup.
Pandangan Sasuke beralih ketika mendengar suara decakan. Suara itu berasal dari seorang pria yang tengah berdiri di depan pintu, bersama seorang wanita yang mengaitkan lengannya. Pria itu menggerakan telunjuknya meminta Sasuke mendekat. Sasuke memutar matanya jengah, tetapi ia tetap beranjak dari duduknya meski enggan. Sakura sendiri masih bergeming pada posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uchiha's Destiny
Fanfiction(DI PRIVATE SECARA RANDOM MULAI CHAPTER 9) Wajah tampan, tubuh atletis, penampilan menarik, memiliki pesona yang tak dapat ditolak, namun tak memiliki pasangan? Adakah? Ada. Ya. Dia seorang pemuda Uchiha, sang pengelola Uchiha Corps sejak kakaknya...