#5

592 30 0
                                    

Bagian Limong #5
The-shock-shock-WHAT?!
“...Oh, I'm sorry for blaming you, for everything I just couldn't do and I've hurt myself by hurting you...”

::

Rumah dengan halaman yang luas to de max terpampang di depan mata cewek itu. OMG la-la-la, dia gak nyangka ternyata si hubby setajir ini. Kaya-too-much. Dalam hati Aggnie ketawa sombong, pasti Sreevia ngiri abis. Pasti banget.
“Gi, kamar yang udah bisa ditempatin Cuma kamar utama. Kamar yang lain belum ada tempat tidurnya.”
“What?!” Aggnie megap-megap. “Bilang kalau itu Cuma halusinasi gue. Aaa, gue gak mau satu kamar sama looo.” Itu Cuma di mulut doank, dalam hati lain lagi ceritanya. Aggnie udah ngebayangin Mr. Cakrawalla ini naked or nude. Aaa... Dengan dada bidang, perut kotak-kotak. Lalu turun kebawah. Ke bagian—gak! Pokoknya gak mau satu kamar. Demi Dewa Zeus dan Herculles, Aggnie bisa mati kehabisan nafas kalau sampai harus sekamar dengan cowok ini. You know, lah. Think about—his.
“Are you okay, doll eyes?” Ia kibas-kibaskan tangannya di depan muka Aggnie. Cewek itu tampak gelagapan. “Heh, apus tuh piktor dari otak lo.” Kepala Aggnie kena toyor. “Ada sofa yang gede banget di kamar utama. Sementara lo bisa tidur di situ.”
Aggnie buru-buru mengikuti langkah Chakka.
“Heh, kok jadi gue yang tidur di sofa? Lo dong yang di sofa.” Aggnie menepuk bahu Chakka penuh emosi. Gila, ini cowok gak berprikesuamian banget. Dimana-mana itu ya suami dong yang ngalah, bukan istrinya. Jangan sampai kebalik-balik gitu, dong. Tidak digubris, Aggnie menarik tangan Chakka dan memaksa cowok itu menghadapnya. “Lo yang di sofa.”
“Dalam rumah tangga siapa pemimpinnya?”
“Suami.”
“Nah, di sini siapa yang berposisi sebagai suami?”
“L-lo.”
Chakka menyentil kening Aggnie. “Pinter. So, turutin semua perintah SUAMI lo kalo lo gak mau masuk neraka. Paham?”
Aggnie gak terima. Enak aja si bossy ini. Pokoknya Aggnie gak mau tidur di sofa. Seempuk apapun sofa itu, semahal apapun sofa itu, sofa bukannya tempat rebahan idaman. Ogah banget tidur di sofa.
Melangkah tergesa-gesa, Aggnie mengejar Chakka. Mereka masuk ke kamar utama. Kamar yang super megah dan mewaaaaah. Aggnie merasakan rahangnya jatuh berserakan di lantai karena terlalu semangat menganga. Tercengang. Chakka Cuma punya satu perusahaan musik, kan? Kok bisa kaya banget sih? Gimana ceritanya? Apa Chakka main persugihan ya?
Kamar utama bertemakan ala-ala kamar kerajaan. Bernuansa gold dan putih gading. Tempat tidur di posisi tengah, kiri-kanan tempat tidur ada meja lampu. Satu dinding penuh berlapiskan cermin—yang kemudian Aggnie tahu bahwa itu lemari saat Chakka mengambil handuk di dalamnya. Lalu masih ada meja rias, tv plasma, sofa besar, kulkas mini, kamar mandi yang pintunya mirip pintu lemari, dan sebuah lampu kristal mewah tergantung di langit-langit kamar.
“Itu sofanya. Amat sangat cukup buat nampung tubuh lo.” Chakka berdesis sinis. Kemudian cowok itu menghilang di balik pintu kamar mandi.
Kita berdua juga muat keles, gede gitu sofanya. Ah, ngawur. Sempat-sempatnya Aggnie memikirkan hal tidak penting seperti itu—penting deng, kasian sofanya kalo gak dimanfaatkan—tuhkan!
Pokoknya Aggnie tidak mau tidur di sofa. Dia harus bernegosiasi dengan Chakka. Aggnie bersidekap sambil menatap tempat tidur. Tempat tidurnya gede banget, bisa tuh di tengahnya diletakkan bantal sebagai pembatas. Oke, oke, sepertinya itu ide bagus.
“Egiiii, siapin makan siang. Gue lapeerrr!!!”
Ish, si bossy itu kapan sih bisa berhenti nyuruh-nyuruh?!
::
Ibu mertua dan sang papa adalah orang yang paling pengen Aggnie telan saat ini. Jadi ini maksud kenapa mereka bersusah payah la-la-la menyuruh pindah ke rumah super duper besar ini? Supaya ia dan Chakka bisa lebih mengeksplor diri (pahami dengan benar poin ini) dengan lebih leluasa. Waddehel? Eksplor? Dora the Eksplorer maksudnya? Gak sekalian Spongebob sama Patrick dijadiin alesan juga?
Ada taman belakang yang luaaaaas banget—Aggnie langsung yakin Chakka punya hasrat terpendam jadi pemain bola. Terus ada kolam renang yang guedeee buangeet. Ini siapa yang mau bikin lomba diving sih? Halaman depan juga udah kayak taman labirin. Gak tau deh. Aggnie rasa-rasanya pengen nyegarin otak dengan ikut shop-shop-wine bulanannya Via. Jadi, di sinilah ia, duduk ngejogrong sambil ngunyah permen karet—salah satu cara supaya hasrat ngerokok slash minum slash nyimeng ilang bersama kunyahan-kunyahan si bubble gum.
“Kenapa harus sepatu sih? Si Rion beneran bego tingkat angkasa raya, gue kan demen bangetnya itu sama tas. Karena setelah gue baca-baca, mengoleksi tas itu ada filosofi yang bagus banget. Lupa tepatnya apa, intinya filosofi yang gue banget deh.” Via menghisap dalam-dalam rokok mentholnya. Lalu menghembuskan asapnya dengan gaya sensual, Aggnie sempet liat Via mengedipkan matanya ke cowok tinggi di meja seberang, pake gaya ngegigit bibir segala lagi. Sejak kapan Via jadi kecentilan begitu? Gak takut dirajam sama Rion? Ho-ho-ho… “Hubby lo gak nyariin lo, beh?”
“Dia lagi lembur. Makanya gue bisa kabur dari rumah. Sumpah, enek banget gue di rumah. Pengen gue bakar deh rasanya tu rumah.”
Via  ketawa pelan. Pasti dia lagi jaim-too-much ama cowok tinggi tadi. “Enek? Bagian mana yang bikin lo enek? Bukannya itu rumah impian lo ya?”
“Iye. Tapi bukan dengan ditemani tinggal bareng ama Cakrawalla. Sepupu lo yang super idiot. Aduuh, Viaaa…” Aggnie membuang permen karetnya ke asbak. “Minta rokok. Gue butuh penenang nih.”
“Jangaaaan!” Via kayak orang kebakaran jenggot. Suaranya melengking-too-much. Aggnie berani taruhan, pasti cowok tinggi tadi udah ngeblacklist Via dari daftar stand one night-nya malam ini. “Gue gak mau kena amuk Kak Chakka. Kalau sampe ketauan lo pergi ke shop-shop-wine aja udah pasti si bossy itu ngerusak kehidupan gue, apalagi kalau ketauan lo ngerokok. Duo bossy peliharaan lo pasti ngebantai gue abis-abisan. Paling parah, lo bakal liat mayat gue di koran keesokan harinya.”
“Overrrr!” Aggnie pengen muntah dengernya. “Listen to me, Sreevia. Kasih rokok lo, atau nama lo gue coret dari daftar sahabat sejati?”
“Aggniiee...”
“Nah, gitu.” Aggnie ngerogoh kotak rokok menthol Via. “Oh heaveeeennnn.....” Aggnie menghisap dalam-dalam rokoknya. F-O for Cakrawalla. Go to hell.
::
Badan gede siapa itu? Gak mungkin dia stand one night kan? Gak, gak, GAK! Gak mungkin-too-much. Tapi badan la-la-la siapa ini?

YOUKAUGATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang