Chapter 15 - surprise

622 36 16
                                    

"Surprise..."

Deg

Aku tertegun, suara ini.. aku kenal suara ini––suara yang seharian ini kurindukan. Oh dia disini!

Perlahan dia melepaskan lengannya dari pinggangku, sontak aku segera membalik tubuhku tetapi dia sudah lebih dulu mencium bibirku.

Zayn

Dia melumat bibirku lembut, astaga aku sangat merindukan bibir manisnya.

Aku membalas ciumannya seraya mengelus dada bidangnya, oh... aku benar-benar menyukai pria ini. Setelah beberapa saat kami melepaskan ciuman ini.

Aku menatapnya bingung, "Zayn apa hari ini kau sedang PMS?" tanyaku polos

Dia menatapku tak percaya, "Ya tuhan Clara, aku ini lelaki."

"Lalu kenapa kau marah padaku Zayn?" Tanyaku hati-hati

"Bagaimana aku tidak marah kalau tadi pagi kau mengira aku orang lain." Semburnya dengan nada yang kesal.

"Liam itu hanya temanku."

Zayn hanya diam sambil menatapku dalam seolah memastikan ucapanku.

"Aku tidak bohong Zayn."

Dia tetap diam menatapku datar, sialan dia tidak percaya padaku. Aku menghela nafas panjang, "Maafkan aku okay."

Secara tak diduga dia mendekatkan wajahnya ke telingaku, "Tergantung."

What?!

"Kau harus ikut denganku dulu, mungkin nanti akan kupertimbangkan." Sambungnya dengan nada suara yang membuatku merinding

***

Sekarang aku sedang ada bersama Zayn di mobil, keadaan di mobilpun tidak terlalu kaku dan canggung.

Sedari tadi Zayn selalu mengajakku mengobrol tentang banyak hal. Sebenarnya aku ingin menanyakan tentang hubungan kami tapi ada perasaan ragu dalam hatiku.

Aku tidak ingin merusak suasana, jadi lebih baik aku mengurungkan niatku saja dulu.

Zayn melirikku sesaat, "Kau tidak mengenakan kalung spesial dari temanmu itu?" Tanyanya sarkastik

"Tidak."

"Oh."

Andai kau tahu Zayn, aku menanggalkannya hanya untukmu Zayn. Aku tidak ingin kau marah padaku lagi.

Tanpa kusadari mobil ini sudah berhenti, "Ayo kita turun."

Aku hanya menuruti perkataan Zayn, tapi saat aku menginjak-kan kakiku. Aku baru sadar yang kuinjak saat ini adalah rumput.

Sontak aku langsung mengedar-kan pandanganku ke sekeliling, woah banyak pepohonan rindang yang menjulang tinggi seakan ingin menggapai langit.

Hutan.

"Zayn mau apa kita kemari?" Tanyaku to the point

"Sudahlah, tutup matamu dengan ini." Ucap Zayn sambil memberiku sebuah ikat kepala mungkin.

Aku menerimanya dengan sedikit ragu-ragu, lalu mulai memakainya. "Zayn, nyalakan lampunya di sini sangat gelap." Ucapku sambil meraba-raba sekeliling

Memang benar apa yang kukatakan, disini sangat gelap tidak terlihat apapun. Hanya ada warna hitam.

Dia terkekeh pelan—aku bisa merasakan Zayn menautkan tangan kami, "Ikuti aku Clara."

Aku mengikutinya, uhm lebih tepatnya dia yang menuntunku berjalan. Tak jarang aku bergidik ngeri saat terdengar suara burung hantu. Dasar burung sialan!

PILLOWTALK : z.m ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang