Chapter 18 - yummy

591 24 3
                                    

Zayn menjauhkan tubuhnya sebelum menarik selimut yang membungkus tubuh polosku dan membuangnya ke lantai, astaga bagaimana kalau sampai kotor?

Ia hanya diam sambil menatap tubuhku yang telanjang dengan tatapan anehnya, sialan kapan ini akan dimulai huh?

"Zayn... kau membuatku malu," aku memalingkan wajahku ke arah lain dengan tangan yang kuapit pada ketiak untuk menutupi belahan dadaku.

Jantungku berpacu dengan cepat merasakan gairah yang mulai muncul dalam diri Zayn setiap kali ia memandang tubuhku, ayo cepatlah Zayn!

Selang beberapa saat, bisa kurasakan Zayn memanjat ke atas ranjang dan bertopang pada kedua tangannya untuk mengambangi tubuhku.

"Tatap mataku sayang," ucap Zayn lembut.

Oh suaranya itu bagai melodi, seolah mematuhi ucapannya aku langsung mengalihkan wajahku pada Zayn.

Netra kami bertemu, oh bola mata hazelnya itu sukses menghipnotisku. Aku terpaku beberapa saat karena mata indahnya.

Kilatan di matanya itu mengiyaratkan bahwa ia menginginkan aku. Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke leherku.

Hembusan nafasnya yang menggelitik itu semakin membangkitkan gairah dalam diriku.

Ia menghirup aroma leherku sebelum menghisapnya pelan."Mhmm..." aku merengkuh pelan seraya mengelus punggung Zayn.

Ia mengecup dan menjilat tiap inci tulang rahangku dengan penuh cinta dan kelembutan.

Hidung mancungnya itu kembali menelusuri kulit leherku sebelum menggigit dan menghisapnya kecil—membuat sebuah tanda kepemilikan disana.

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, menikmati sentuhan yang diberikan oleh malaikat tampanku.

Setelah puas dengan leherku, kini ia beralih pada bibirku. Zayn melumat dan menggigit halus bibirku penuh kelembutan.

Aku mengalungkan lenganku di leher Zayn saat ia menghisap lidahku kuat-kuat, ciuman kami berjalan cukup sinkron sebelum suara ponselku mengganggu permainan kami.

Zayn menarik kepalanya dariku. "Fuck," desisnya kesal.

Aku berusaha mengatur nafasku yang tersenggal. "Biarkan saja sayang ayo lanjutkan, mungkin itu pesan dari Merrie."

Zayn hanya mendengus pelan sebelum kembali menghantam-kan bibirnya pada bibirku, rasa apel mint pada bibirnya semakin membuatku bersemangat.

Aku hanya bisa mendesah nikmat serta melampiaskan gairahku pada rambut Zayn, aku mengacak dan menariknya ke arahku untuk memperdalam ciuman kami.

Ia melepaskan ciuman ini saat kami mulai membutuhkan pasokan oksigen, dadaku naik turun selama beberapa saat karena efek ciuman tadi.

Jarak wajah kami mungkin hanya tersisa satu jengkal tangan bayi. Hembusan nafas hangatnya menerpa permukaan wajahku, ia tersenyum nakal padaku. "Aku menginginkanmu Clara..."

Aku mengalungkan lenganku di lehernya sambil tersenyum manis. "Just do it boy."

Tanpa aba-aba Zayn kembali menautkan bibir kami, kali ini ciumannya lebih liar dan panas karena gairah yang sudah membuncah dalam dirinya.

Nafasku semakin memburu ketika tangannya meremas lembut payudara kananku, oh ini menyenangkan.

Sontak aku mendesah dalam ciuman kami ketika Zayn memilin kedua putingku dengan bersemangat. Punggungku terangkat ke atas saat Zayn mencubitnya kecil.

Ia mulai melepaskan ciumannya dan berpindah pada belahan dadaku, Zayn mengecup kedua putingku yang sedari tadi sudah mengeras karena ulahnya.

Tak butuh waktu lama, ia langsung melahap payudara kiriku dengan tangannya yang bebas meremas payudara kananku dengan sedikit kasar.

PILLOWTALK : z.m ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang