Chapter 17 - ewh!

623 34 19
                                    

Zayn mengecup bibirku cukup lama dan perlahan melepaskan-nya. "Uhm... Zayn nanti kau tidak perlu menjemputku, aku akan pergi ke toko roti bersama Emily dan Merrie."

Dia memicingkan matanya. "Kau yakin hanya bersama Emily dan Merrie kan? tidak ada pria lain?"

Astaga dia posesif sekali, aku memutar bola mataku jengah. "Iya sayang hanya aku, Merrie, dan Emily."

Dia menggedikkan bahunya. "Okay, kalau begitu akan ku jemput di toko roti."

Aku mengangguk, Zayn kembali masuk ke mobilnya. Dia melambaikan tangannya sebelum menjalankan mobilnya keluar dari area UCLA.

Oh kehidupanku benar-benar berubah sejak datangnya malaikatku, pada awalnya aku memujinya lalu aku membencin-ya, tetapi tiba-tiba muncul perasaan aneh dalam hatiku.

Dan disinilah aku sekarang, aku sangat mencintainya—mencintai seorang Zayn brengsek Malik.

"CLARA !" terdengar suara seseorang yang cukup familiar tengah menyeruakkan namaku.

Aku mengedarkan pandanganku kesekeliling mencari sumber suara, kutemukan satu titik terang yang menjadi jawaban atas pertanyaan di kepalaku.

Aku tersenyum lebar seraya melambaikan tanganku padanya, dia hanya berlari kecil meski agak tertatih karena setumpuk buku di tangannya.

"Sini kubantu." ucapku seraya mengambil setengah dari tumpukan buku yang dibawanya.

"Thank's Clara, you're so nice." ucapnya sambil tersenyum

"No problem Mrs. Parker."

Merrie hanya terkekeh atas ucapanku, kami mulai berjalan beriringan masuk ke gedung megah UCLA.

"Hei Clar... apa nanti sepulang kuliah kita jadi ke toko roti tempatmu bekerja?" tanyanya membuka pembicaraan.

Aku mengagguk singkat, "Tentu saja jadi Mer, kau tidak lupa kue tartnya kan?"

Dia terkekeh, "Tenang saja sudah siap di rumahku kok lagipula mana mungkin aku lupa, Emily selalu mengingatkanku hampir setiap detiknya."

Aku tertawa kecil, "Itu benar, Emily sangat heboh menjelang hari ulang tahun kekasih barunya itu."

Oh... ya harus kuberitahu pada kalian bahwa hari ini adalah ulang tahun Niall dan tepat 5 hari lalu Emily dan Niall jadian.

Bukan hanya itu—aku, Merrie, Niall, dan Emily pun jadi teman dekat. Ah... senangnya_^

"Iya, ngomong-ngomong soal kekasih--dari kita bertiga hanya aku yang tidak punya ya?" ucapnya di sertai tawa miris

"Kau tenang saja Merr, aku yakin kau juga akan mendapatkan kekasih yang lebih baik dari sebelumnya. Ini hanya masalah waktu saja kok." ceramahku sok bijak.

Ia terkikik geli, "Ouch... sepertinya Mrs. Malik ini akan jadi seorang motivator." ledeknya

Aku mendengus, "Jangan mulai Parker!"

"Okay-okay."

Kami membicarakan banyak hal mengenai rencana yang sudah kami bertiga--aku, Emily, dan Merrie susun untuk kejutan ulang tahun Niall nanti.

"Hei ladies..." terdengar suara berat yang cukup kukenal.

Sontak aku dan Merrie berhenti mengobrol lalu menoleh ke depan, tubuh Merrie langsung menegang seketika saat melihat pria yang berdiri di depan kami.

Sialan, bajingan ini.

Aku memandang wajahnya malas, lalu aku segera menggandeng tangan Merrie--menariknya untuk melanjutkan perjalanan yang tertunda.

PILLOWTALK : z.m ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang