Chapter 5 : Pertemuan

58 15 6
                                    

Saat Aji sedang terbelalak dengan kumpulan mayat hidup yang menggila seperti ratusa belatung yang menggeliat pada sebuah bangkai kerbau. Tiba – tiba suara asing dari seorang gadis memanggilnya.

"Kapten Aji ?? kenapa anda berada disini ??"

Aji yang mendengar suara itu langsung memalingkan wajahnya tanpa sedikit pun mengubah ekspresi keheranannya ketika melihat ratusan atau bahkan miliaran mayat hidup yang mendadak menggila.

"Kenapa wajahmu seperti itu ? ehhmm pasti karena kamu melihat ini ya kapten" ujar sang gadis.

Tanpa memberikan waktu untuk Aji menjawab, gadis itu langsung melanjutkan pembicaraanya.

"Sama seperti Kapten, awalnya aku juga terkejut melihat ini. Mungkin bukan aku saja, heheh. Saat aku melihat aku berfikir, apakah keganjilan ini sebuah pesan, pesan untuk umat manusia bahwa sudah saatnya untuk mereka punah. Aku pun tidak tau, tapi yang aku tau fikiran ku sampai saat ini masih sama." ujar gadis itu sambil sesekali memandang kearah keganjilan.

Mendengarkan dan melihat. Hanya itu yang bisa Aji lakukan, dan entah mengapa saat mendengarnya berbicara. Lisan Aji selalu terkatup rapat. Kata demi kata yang terucap dari bibir mungil-nan-tipis dari lisan gadis itu terus menghipnotis Aji.

Gadis dengan rambut panjang terurai sampai ke pinggang, tubuhnya terlihat begitu ramping dengan seragam Reverse yang dikenakannya. Selain itu warna rambutnya yang hitam lekat terlihat cocok dengan dirinya. Tetapi entah mengapa gadis asing itu terlihat sangat rapuh, ujar Aji dalam benaknnya.

"Kapten !!. Kapten !!. Kapten" saut sang gadis misterius berulang kali.

"Ehhh ?? siapa yang jadi kapten ??" tanya Aji yang baru kembali tersadar dari susunan kata sang gadis misterius yang telah menghipnotisnya.

"Kamu belum tau ? kamu sekarang kapten dari kami !!" jelas gadis asing itu.

"Kami berarti bukan kamu saja ? iya aku belum tau, aku baru keluar dari RS Center"

"Iyaa bukan hanya aku. Oh iya perkenalkan namaku Rain Rina, aku adalah prajurit Reverse tingkat A yang menjadi anggota group mu. Tentu masih ada 2 orang lagi selain aku, sepertinya dia tidak kamu temukan pas naik tangga tadi ya kapten" ujar gadis itu dengan senyum.

"iyaa aku naik kesini dan tidak ada siapa – siapa disana" jawab Aji sambila memandang kearah langit, mencoba untuk tidak tau apa – apa mengenai tindakannya yang melanggar peraturan.

"ohh iya, bukannya kalo kedinding pembatas itu hanya untuk yang bertugas ya ?" ucap Rain mencoba untuk menyinggung Aji.

"ehhh aku baru tau" ujar Aji sambil terus memutar otaknya untuk mencari alasan yang tepat untuk situasi saat ini.

"Kapten tatap mataku!!" ucap Rain dengan nada yang sedikit tinggi.

"Siap Mam!!" jawab Aji yang tersentak kaget.

Mendengar dirinya dipanggil mam oleh Aji, wajah dari Rain pun mulai memerah dengan pipi yang mengembang dan bibir terkatu rapat. Ahhh sial aku kelepasan, keluh Aji dalam benaknya.

"Huftt... Kapten asal kamu tau aku ini lebih muda 1 tahun dari mu, dan 1 hal lagi keberadaan mu disini itu merupakan pelanggaran." Ujar Rain dengan memperlambat setiap pelafalan katanya.

"Iyaa aku tau kok tapi, keganjilan ini selalu membuat ku penasaran. Jadi aku putuskan untuk melihatnya langsung" jawab Aji yang akhirnya menyadarkan diri bahwa tindakannya salah.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Aji, Rain hanya diam saja dan terus memandang kearah Aji dengan tatapan yang kesal. Menyadari dirinya sedang dipandangi dengan ratapan kesal, Aji pun hanya diam dan mengalihkan pandangannya dari Rain. Namun ratapan dari Rain yang begitu lekat membuat Aji lama – lama tidak merasa nyaman, ia pun akhirnya menyerah. Lebih baik aku meminta maaf, lagi pula itu lebih baik agar semua ini selesai dan aku bisa pulang, ujar Aji didalam benaknya.

The World that I SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang