Chapter 9 : Operasi Dimulai

23 6 5
                                    

Hari itu pun dimulai. Enam regu yang ikut dalam berpartisipasi semuanya sudah berkumpul diatas dinding pembatasan menunggu helicopter menjemputnya untuk masuk kedalam keganjilan. Wajah – wajah tegang pun terpampang hampir diseluruh wajah para anggote Reverse yang turut dalam misi kali ini, mereka saat itu dihadapkan dengan kenyataan yang pelik. Namun tidak ada pilihan lain, hanya ini jalan satu – satunya.

"Kalian sudah siap?" Tanya Aji pada ketiga anggotanya.

"Iya kami baik – baik saja," jawab ketiganya.

"Ingat baik – baik perintahku kemarin, jangan sampai kalian membantahnya. Kita akan berangkat helicopter sudah tiba," ujar Aji sambil memandang helicopter yang akan membawa keenam regu kedalam keganjilan.

Satu – persatu anggota Reverse pun memasukin helicopter dan pergi meninggalkan dataran aman menuju keganjilan. Dari atas sini keganjilan terlihat lebih jelas, pohon – pohon hitam yang mengelilingi keganjilan dan membentuk lubang bulat diatasnya terlihat semakin jelas. Di batang pohon – pohon itu terlihat sisa dari potongan – potongan tubuh mayat hidup. Tangan, kaki, kepala, tubuh bagian atas, dan tubuh bagian bawah. Semuanya lengkap ada disana sehingga bau busuk pun menelimuti seluruh keganjilan.

Sesampainya helicopter di atas lubang bulat yang menjadi pintu masuk keganjilan, tali pun dijulurkan ke bawah, dan satu persatu anggota Reversi turun memasuki keganjilan.

"Baunya benar – benar parah," keluh Joni saat mencium bau dari keganjilan yang begitu menyengat.

"Jelas tempat ini setiap malam selalu dikerumuni oleh miliaran mayat hidup," saut Rain sambil terus memperhatikan potongan – potongan tubuh mayat hidup yang tersangkut di pepohonan.

"Semua focus dan jangan sampai lengah," ujar Aji mencoba untuk mengalihkan pemikiran ketiganya kepada operasi ini.

Giliran regu Aji pun tiba untuk turun ke dalam keganjilan. Tali panjang pun dijulurkan ke bawah hingga dua meter lagi untuk menyentuh tanah. Saat itu yang mendapat giliran pertama kali turun adalah Joni, kemudia disusul oleh Jono dan Rain. Sedangkan Aji mendapan giliran turun yang terakhir.

Setibanya di dalam keganjilan, seluruh regu membentuk posisinya masing – masing. Menjulurkan sejatanya memandangi posisi kegelapan yang begitu tenang seuai dengan arah mata angina yang di hadapannya. Ketika semuanya telah di pastikan aman, Rick pun mengambil alih komando dan memberikan perintah untuk memulai misi ini.

"Semua perhatikan!" Seru Rick kepada seluruh anggota Reversi yang terlibat dalam misi kali ini.

"Ingat baik – baik, tugas kalian semua disini untuk menutupi keberadaan mata dari keganjilan. Apa pun yang terjadi nanti hal itu harus dilakukan meski harus mengorbankan tangan, kaki, kepala atau bahkan nyawa kalian sekalipun. Jika ada yang menghambat dimisi kali ini tinggalkan! Ingat itu baik – baik," ujar Rick tanpa ragu, seperti dia sudah benar – benar terbiasa mengorbankan nyawa orang banyak.

Mendengar perintah itu tentu memubat Aji tidak nyaman, tapi dirinya hanya bisa menahan kekesalannya dan berusaha melakukan yang terbaik pada operasi ini agar itu tidak terjadi di regunya.

"Baiklah, sekarang operasi ini dimulai. Semua regu pergi sesuai dengan arah mata angina kalian. Semoga kalian bisa kembali dengan selamat," itulah tanda operasi ini telah dimulai, semua kata – kata yang dilontarkan oleh Rick sebelumnya penuh dengan semangat dan nada bicara yang tinggi. Namun untuk satu kalimat terakhir itu tidak sama sekali.

"Baiklah kapter ayo sekarang kita ke atas," ujar Jono.

"Bodo jangan becanda, kita itu ke arah utara," tegas Joni sambil menepuk pundah Jono dengan keras.

"Iya aku tau lagian aku cuma menghibur diri saja, operasi kali ini benar – benar membuat ku tegang," jelas Jono.

"Semua tetap tenang, aku yakin kita pasti akan kembali dengan selamat pada operasi kali ini. Aku percaya dengan kalian," kalimat itulah yang bisa Aji ucapkan, setidaknya dia berharap anggota regunya bisa menjadi lebih tenang.

Tentu kalimat yang Aji ucapkan bukanlah sebuah kebohongan, kemampuan dari Joni, Jono, dan Rain memanglah hebat. Namun untuk sebuah operasi yang nyawa manusia didalamnya tidaklah bernila, butuh lebih dari itu untuk bisa selamat. Sebab banya orang hebat yang Aji kenal, tapi mereka tetap mati.

Regu aji pun mulai memasuki kegelapan yang berada dihadapan mereka, begitu pun dengan regu yang lain. Langkah besar yang selalu siaga menemani merek memasuki kegelapan, dengan seragam khusus Reverse dan bebalut masker yang menyelimuti hamper seluruh wajah, kecuali mata.

Susananya di dalam keganjilan begitu tenang, tapi ketenangan ini bukanlah hal yang biasa. Sebab bukan rasa tenang yang didapatkan untuk orang yang merasakannya, tapi malah kekhawatiran.

"Laporkan posisi kalian," ujar Aji memberi komando.

"Belakang aman," jawab Jono.

"Kanan aman," jawab Joni.

"Kiri aman," jawab Rain.

"Kita menemukan sesuai di depan sana, semuanya barsiap," ujar Aji ketika menemukan sebuah titik cahaya di ujung pandananya.

Merespon apa yang dikatakan oleh Aji, ketiga anggota yang lain hanya bisa terdiam dan meneguk ludahnya.

"Ternyata sebuah lubang. Jono, Joni, Rain coba kalian awasi sekitar," ujar Aji yang memberi komando sesampainya di depan sumber cahaya tadi dilihatnya.

Aji pun mulai mengintip dari balik lubang yang diameternya tidak sampai dua puluh centimeter, disana dia menemukan seuatu yang lain. Seuatu yang benar – benar tidak pernah terbayangkan oleh dirinya.

"Joni, Jono, Rain. Jaga jarak kalian dari dinding ini, kita akan melubanginya dan masuk kedalam," sambung Aji.

Bom C-4 yang dirancang khusus kedap suara pun ditempatlkan tepat satu garis lurus dengan lubang itu, kemudia yang terdengar hanya suara denyit dan lubang besar dengan diameter mencapai satu setengah meterpun tercipat.

Cahaya yang begitu terang pun keluar dari balik lubang itu dan mengkikis kegelapan yang sebelumnya menyelimputi Aji dan regunya. Aji pun memberikan komando pada regunya untuk masuk kedalam dinding. Ketika mereka masuk, mereka dihadapkan dengan sesuatu yang benar – benar diluar akal mereka.

"Ini benar- benar gila, apa mungkin manusia pernah hidup disini." Ujar Aji yang tak percaya dengan apa yang dilihatnya. 

Hii guys..

Sorry ya baru bisa update, semester kemarin aku dikekang dengan banyak tugas besar. Sekarang baru aku bebas, dan semoga cerita ku bisa nemeni malam tahun baru kalian dan baca terus ya. 


Terimakasih :))

The World that I SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang